[0.2] Lamaran

1256 Words
Ketika seseorang  bertemu orang baru , mereka seakan-akan melupakan orang-orang sebelumnya. -ZeArt-   Tadinya Alvino mengajak Ana bertemu di salah satu caffe ingin meyakinkan gadis itu untuk menikah dengannya. Tapi, tiba-tiba ia melihat mantan sahabatnya sedang berbicara pada Ana. Dari raut wajah Gio,ia bisa melihat bahwa pria tersebut sedang marah pada Ana. Dengan segera,Alvino berjalan mendekati Ana. Memberikannya pertanyaan dan kalimat yang manis pada gadis tersebut seolah ia adalah pacarnya. Dan ia berhasil membuat Gio marah. Ia tak menyangka ketika Gio meninggalkan mereka berdua,ia tiba-tiba mencium gadis di hadapannya. Alvino melihat mata Ana yang penuh kecemburuan. Dan dapat ia simpulkan bahwa Ana mencintai Gio.Yang membuatnya terkejut, Ana dengan sendirinya memutuskan untuk menerima lamaran Alvino. Di media sosial masih ramai membincangkan tentang Alvino yang seminggu lagi akan menikah dengan anak salah satu pengusaha sukses.Dan hari ini,keluarga Alvino dan keluarga Ana sedang berkumpul di kediaman Alvino. Mereka mengadakan acara pertunangan kecil-kecilan. Sengaja mereka tidak mengadakan acara besar-besaran. Karena bagi mereka itu menghambur-hamburkan uang. Terlebih itu hanyalah acara pertunangan. Alvino telah menyematkan cincin permata pada jari manis Ana dengan lancar. Gio dan Rena juga datang pada acara pertunangan Ana. Beda halnya dengan Rena yang nampak bahagia melihat sahabatnya sebentar lagi akan menikah,Gio malah terlihat murung dan hanya berdiam diri sambil memegang segelas minuman. "Hei" Gio mendengus kasar melihat pria muda di hadapannya berbalut tuxedo dark blue yang serasi dengan gaun Ana pakai. "Mantan sahabat." Lanjutnya. "Apa?" Alvino terkekeh,"Gue jadi inget dulu pas waktu SMA lo pernah ngasih tahu gue kalau lo punya sahabat cewek!" Ia menatap luasnya langit malam seolah menerawang pada masa SMAnya dulu."Dan lo nggak mau ngenalin sama gue karena lo takut gue bakal rebut dia dari elo!" lanjut Alvino. "Mau lo apa b*****t?!" geram Gio. Alvino terkekeh ia selangkah mendekati Gio."Gue gak mau apa-apa kok,gue cuman heran kenapa gadis se-uwu Ana lo tinggalin?” "Gue gak ninggalin dia tapi ..." Alvino menyunggingkan senyumannya dengan halis yang terangkat. “Lo yang rebut dia dari gue!” “Harusnya lo sadar kalau lo yang salah dalam hubungan perasaan lo! Kalau lo cinta sama ‘TUNANGAN’ gue, harusnya dari dulu  lo perjuangin dia bukan malah mengalihkan perasaan lo ke cewek lain dan membuat hatinya tersakiti!” "Alvi!" Tiba-tiba Ana datang merangkul lengan Alvino. Gio mengangkat sebelah halisnya 'Alvi?'. Bukankah itu nama panggilan kesayangan Alvino? "Apa?" Alvino melirik Ana. Ia tahu bahwa gadis di sampingnya ini nantinya akan meminta sesuatu padanya. "Ikut aku yuk!" Alvino mengangkat sebelah halisnya."Kemana?" Ana mendelik jengah,"Ikut dulu aja Al!" "Iya,iya!" Alvino melirik Gio sekilas."Gue duluan ya!" •••            "Ha? Tinggal satu rumah?!" Alvino tak percaya apa yang di katakan Riko-manegernya. Lelaki itu dan kedua orang tuanya merencanakan agar dirinya tinggal satu atap dengan Ana."Ya ampun Vin,lo itu lima hari lagi mau nikah sama dia. Ya lo butuh pendekatan lah!" Jadi Ana mengajaknya ke ruang tamu untuk menemui manegernya? "Gak mau!" tolak Alvino mentah.Ya kali ia bawa-bawa sembarang orang untuk tingaal di rumahnya. Kan bisa jadi Ana seorang psychopath atau seorang pencuri di rumahnya nanti. "Gue yakin lo gak bakalan napsu sama cewek tepos kayak dia!" Regan mencoba meyakinkan. "Gue gak mau,gue gak mau ada orang yang nyentuh barang-barang gue!" Tolak Alvino telak. Regan mendelik,"Lo tiap malam ngajak b***h ke rumah lo kan?" "Ya tapi gue cuman ngajak merka tidur gak lebih! Lagian,kalau udah puas gue usir mereka!" "Gila lo Vin! Dinda mau kemanain?" Oh iya Alvin lupa. Ia masih memiliki kekasih. Harus ia apakan Dinda? Menjadi simpanan atau memutuskannya? "Hayo lo bingungkan?" "Berisik lo!" "Pak Rio sama Pak Andar setuju. Lo tinggal satu rumah sama gadis kecil itu!" "Tujuannya apa?" "Ya,pendekatan lah! Gak mungkin kan lo nikah sama dia tanpa ada pendekatan,selama bertahun-tahun lo tetanggaan sama dia,lo gak pernah bicarakan sama dia?" Benar yang dikatakan Riko. Selama 25 tahun Alvino tinggal di rumah pribadinya,ia tak pernah menyapa para tetangganya. Alasannya? Karena malas dan banyak kesibukan yang Alvino kerjakan sehingga membuatnya tak ada waktu untuk sekedar keluar rumah. "Ana gimana? Dia setuju?" "Awalnya sih enggak ... Tapi,setelah dibujuk dia mau tuh!" Alvino mengangguk,"Oke! Tapi seandainya gue kenapa-napa lo harus tanggung jawab!". Manager yang sudah Alvino anggap sebagai kakaknya itu malah tergelak."Oke ... oke! Tapi gue yakin kalau tunanga lo yang bakal kenapa-napa , lo bisa bantu dia besok buat pindahan!" "Hmm..." Tiba-tiba keheningan menyelimuti mereka. Namun Aisyah datang membuyarkan lamunan keduanya."Vino,kamu kesana dulu! Acaranya belum selesai!" ucap Aisyah.Alvino mengajak Riko untuk pergi ke taman belakang rumahnya yang cukup luas. Di panggung yang mini terlihat Ana yang sedang duduk dengan gitar yang berada di pangkuannya dan sebuah microfon di hadapannya. "Tes... Tes, ekhm ... Di sini aku mau menyanyikan sebuah lagu untuk seseorang!" Alvino tahu siapa yang Ana maksud. Dia adalah Giodana. Tidak mungkin kan untuk dirinya yang baru masuk pada kehidupan Ana. It’s the imposible. ♪ Dunia hari ini... Begitu tak berarti Tak berjalan cepat seolah tak peduli Lambat laun ku bertahan... Dengan hari ini Hari yang takkan pernah berakhir   Semua telah berubah sejalan dengan waktu Setiap detik berharga bagiku   Waktu pun ingin kuubah Kembali tertawa Aku hanya bisa menangis Aku tak bisa...   Maafkanlah diriku Atas semua kesalahan yang kuperbuat Selama ini kepada dirimu Aku berjanji akan melepasmu Dengan senyuman yang akan kau ingat Dan kau kenang sampai mati Selamanya...   Semua telah berubah sejalan dengan waktu Setiap detik berharga bagiku   Waktu pun ingin kuubah Kembali tertawa Aku hanya bisa menangis Aku tak bisa...   Maafkanlah diriku Atas semua kesalahan yang kuperbuat Selama ini kepada dirimu Aku berjanji akan melepasmu Dengan senyuman yang akan kau ingat Dan kau kenang sampai mati Selamanya...   Lupakanlah semua kenangan ini Hancurkanlah semua mimpi-mimpi Jangan pernah kembali Dan takkan pernah kembali Dan janganlah kau pernah berikan aku satu harapan Dan karena ku ingin Pergi, hilang dan lupakan Back to REFF Selamanya.... ♪♪   Ana memejamkan matanya. Tak terasa air matanya jatuh begitu saja. Kenangan yang Ana tak akan lupakan,bagaimana ia tertawa bersama Gio. Melewati hari-hari dengan penuh canda tawa bersama Gio hingga harus berakhir dengan sebuah kekecewaan yang mendalam. Melihat hal tersebut, Alvino pergi menghampiri Ana. "Hai sweety kenapa nangis hm?" Alvino mengusap air mata Ana. Semua itu tak luput dari pandangan Gio. Ada rasa sesak yang menjalar di dadanya. Inikah yang dinamakan cemburu? Ana menggeleng. Ia segera menyimpan gitarnya lalu turun dari panggung. Alvino menghela nafas, ia mengambil alih mic yang sempat dipakai Ana tadi. "Aku persembahkan sepucuk surat ini untuk calon teman hidupku..." Semua orang saling menatap satu sama lain. Surat? Surat apa? Alvino membuka secarik kertas dan siap untuk membacanya. "Dengan hormat, Hal : Penawaran Kesepakatan   Saya sangat gembira memberitahukan Anda bahwa saya telah jatuh cinta kepada Anda terhitung tanggal 14 Mei.   Berdasarkan rapat keluarga kami tanggal 15 Mei lalu pukul 19.00 WIB, saya berketetapan hati untuk menawarkan diri sebagai kekasih Anda yang prospektif.   Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan minimal satu minggu sebelum memasuki tahap permanen.   Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan terlebih dahulu on the job training secara intensif dan berkelanjutan. Dan kemudian, setiap satu minggu selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa kerja yang bisa menuju pada pemberian kenaikan status dari kekasih menjadi pasangan hidup.   Biaya yang dikeluarkan untuk kerumah makan dan shooping akan dibagi 2 sama rata antara kedua belah pihak. Selanjutnya didasarkan pada performa dan kinerja Anda, tidak tertutup kemungkinan bahwa saya akan menanggung bagian yang lebih besar pengeluaran total.   Akan tetapi, saya cukup bijaksana dan mampu menilai, jumlah dan bentuk pengeluaran yang Anda keluarkan nantinya.   Saya dengan segala kerendahan hati meminta Anda untuk menjawab penawaran ini dalam waktu lima detik terhitung detik setelah penerimaansurat. Lewat dari detik tersebut, penawaran ini akan dibatalkan tanpa pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja saya akan beralih dan mempertimbangkan kandidat lain.   Saya akan sangat berterimah kasih apabila Anda berkenan untuk meneruskan surat ini kepada adik perempuan, sepupu bahkan teman dekat anda, apabila Anda menolak penawaran ini. Demikian penawaran yang dapat saya ajukan dan sebelumnya terima kasih atas perhatiannya. Hormat saya, Bakal calon pasanganmu"   "KYAAAA... ITU ALVINO!!" jeritan Rena begitu menggema. Bukan hanya Rena tetapi sepupu Ana yang datang juga berjerit Histeris. Alvino tersenyum. Ia menatap Ana yang kini sedang mematung. Yang tadi Alvino bicarakan bukan seperti sebuah surat,melainkan puisi. Entahlah,yang jelas Alvino ingin mengalihkan perasaan Ana meski ia ambil dari salah satu situs Google. "Jadi ... Bersediakah kau Anatasya Buditama menjadi teman hidup saya?" Ana masih berdiri dengan keterpakuannya. Saat ia tersadar, ia tersenyum dan dengan cepat Ana mengangguk mantap. "Ya,aku mau!”   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD