19

2597 Words

Tengah malam, di depan pintu kamar Miracle, terlihat Sean ragu-ragu untuk masuk kedalam kamar tersebut. Ia harus mengusap-usap kasar wajahnya sebelum memutuskan untuk masuk. Ketika memegang ganggang pintu, tangannya ia tarik kembali. Dan itu terjadi beberapa kali. Otak mesumnya terus saja mendesak minta dipuaskan, sementara otak warasnya berusaha menahan. Begitu lah peperangan batin yang terjadi pada diri Sean saat ini. Damn! Kesalnya pada dirinya sendiri. Ia tarik napas dalam-dalam lalu dibuang dengan kasar sembari bertolak pinggang. Rasanya ia sudah tidak tahan lagi. Gairahnya lebih besar daripada otak warasnya. Dirinya memang bastard, dan selalu melakukan apa saja yang diinginkan. Yah, apa saja. Pikiran kotornya telah mengendalikan tubuhnya. Dengan penuh keyakinan ia berniat mem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD