4. Nomor Tak Lazim

1101 Words
Setibanya di rumah aku segera bergegas untuk mandi dan menjernihkan pikiranku. Tak berlama-lama mandi aku segera keluar dari kamar mandi untuk tidur di ranjang king size-ku dengan hanya memakai celana bokserku tanpa atasan atau bisa dikatakan shirtless. Seperti kebiasaanku sebelumnya, aku selalu mengecek ponsel sebelum beranjak tidur. Sekilas aku kembali mengingat nomor Anggelia yang berhasil kudapatkan sewaktu makan siang di cafe tadi. To: My Anggel Good night. Happy sweet dream my lovely... Sent- Senyum tipis kembali tersungging di bibirku seusai mengirim pesan singkat pada Anggelia tadi. Bipp Kugeser layar handponeku dan mendapati pesan balasan dari Anggelia. From: My Anggel Good night. Happy sweet dream too... Kuketik balasan chat dari Anggelia. To: My Anggel See you tomorrow my lovely... Sent- Lama tak ada balasan darinya, mungkin di sudah tertidur. Kutaruh ponselku di atas nakas dan mematikan lampu kamarku hingga pencahayaan dalam kamarku meremang. Bipp Bipp Layar di ponselku kembali menyala dan berbunyi. Sontak kembali kunyalakan lampu kamarku dan melihat ponselku. Semyum kembali tersungging mendapati balasan pesan dari Anggelia. From: Anggelia See you too... Merasa tak ada lagi yang dibahas, akhirnya aku menaruh kembali ponselku di atas nakas tanpa membalas pesan Anggelia. Dan kembali kumatikan lampu kamarku sebelum berbaring nyaman di atas ranjang king size-ku. Bipp Bipp Ponselku kembali berbunyi, membuatku bangun dan menyalakan lampu tidurku untuk yang kedua kalinya. Ku cek layar ponselku dan ternyata hanya pesan dari operator. Kuabaikan pesan tersebut dan kembali tertidur tak lupa mematikan lampu tidurku kembali. Bipp Bipp Ponselku kembali berbunyi ketika aku baru saja hendak memejamkan kedua mataku. Dengan perasaan dongkol tak kuhiraukan bunyi ponselku dan kembali memejamkan mataku. Bipp Bipp Bipp Bipp Dengan setengah menggerutu kuambil ponselku dan menggeser layarnya. Tapi nihil. Tak ada apa pun, hanya pesan dari operator tadi yang belum sempat k****a. Keningku mengkerut mendapati hal aneh ini. Tapi kembali kuabaikan dan menaruh ponselku. Tak lupa kupasang mode silent agar tak mengganggu tidurku. Kembali kurebahkan tubuhku seraya meghela napas panjang. Badanku terasa lelah dan aku ingin segera tidur. Cukup sudah hal selama beberapa hari ini terus menghantuiku. Bipp Bipp Bipp Bipp Bipp Bipp Layar ponselku kembali berkedip-kedip selama beberapa saat. Dan yang membuatku bingung adalah mengapa ponselku masih berbunyi? Bukankah tadi aku sudah men-setting-nya menjadi mode silent? Kuraba lampu tidurku dan kembali menyalakannya. Ctek-- Ruang kamarku menyala dan suara ponselku berhenti. Kembali kurebahkan tubuhku di atas kasur lalu mematikan lampu tidurku. Bipp Bipp Bipp Bipp Ctek- Kunyalakan kembali lampu tidurku dan bunyi di ponselku kembali berhenti. Kuambil poselku di atas nakas dengan ragu. Lalu kugeser layar ponselku dan hasilnya kembali nihil. Tidak ada notifikasi dari akun sosial mediaku maupun pesan dari siapa pun di ponselku. Siapa orang iseng yang berniat menggangguku? Apa mereka tidak punya pekerjaan lain hingga menerorku seperti ini? Karena merasa terganggu, aku pun mematikan ponselku dan kembali menaruhnya di atas nakas. Bipp Bipp Aneh? Bukankah tadi ponselku sudah kumatikan? Tapi kenapa masih berbunyi? Kembali kutengok ponselku yang menyatakan adanya panggilan telepon. Kusentuh tombol hijau dan mengangkatnya. "Halo.." Tak ada balasan dari sana. Membuatku kembali geram karena merasa dipermainkan. "Halo ini siapa? Jika tidak ada yang penting aku akan mematikannya." Tetap hening selama beberapa saat. Ketika aku hendak berniat mematikan sambungan telepon, tiba- tiba kudengar sebuah suara desisan lirih. 'Jauhi Anggelia.' Tuttt Kulihat layar ponselku dan menampilkan sambungan yang telah terputus. Perasaanku kembali meremang mendengar suara seseorang dari telepon barusan. Jelas bahwa entah siapa yang menelponku barusan adalah seorang pria. Tapi yang aneh adalah, suara tersebut terdengar begitu dalam dan serak serta berat. Sulit untukku mendeskripsikannya. Aku jamin, jika aku adalah seorang wanita sudah dapat dipastikan bahwa aku akan menjerit takut seusai mendengar suara barusan. Dengan ragu kembali ku periksa panggilan telepon yang baru saja kuangkat. Setelah mendapatkannya aku kembali terkejut mendapiti nomor tak lazim yang tadi menelponku. Nomor itu adalah... 0000-0000-00013 Nomor macam apa ini? Setahuku digit angka pada nomor ponsel kebanyakan hanya berjumlah sebelas atau duabelas. Ini mengapa bisa sampai tigabelas angka? Dan di akhir angka mengapa juga musti angka tiga belas? Setahuku angak tiga belas adalah angka sial. Ini benar-benar hal ganjil. Entah apa maksud dari semua ini aku tidak mengerti. Teror, penampakan dan lain hal sebagainya. Untuk menghindari hal-hal semacam ini terjadi lagi, tanpa basa-basi segera saja kembali kumatikan ponselku dan mencopot baterai pada ponselku. Bahkan aku sedikit membanting ponselku karena mendapati hal ganjil barusan. Entah untuk yang keberapa kalinya aku kembali mematikan lampu tidurku dan berbaring terlentang di ranjangku. Sekilas aku merasa ada bayangan melintas di kamarku. Tapi tetap tak kuhiraukan dengan tetap memejamkan mataku. Aku berusaha untuk terlelap, tapi kantuk seakan enggan menghampiriku. Kubolak-balikkan badanku di atas ranjang hingga aku memutuskan untuk tidur telungkup. Kutengok sekilas jam tanganku yang menunjukkan pukul tiga dini hari. Tanpa terasa tiba-tiba kesadaran mulai terengut dariku. Kedua mataku mulai terpejam dan aku pun jatuh terlelap dalam keadaan telungkup. Mengistirahatkan sejenak tubuhku yang kelelahan. __ Dari kejauhan sudut kamarnya tampak sosok bayangan hitam yang kini tengah memandangnya dengan tatapan sengit. Sosok tersebut terus saja memandangnya, seakan-akan tatapan matanya mengandung suatu hal yang menyiratkan pertanda buruk. Sebelum beberapa saat kemudian sosok tersebut menghilang. Menyisakan lambaian kelambu yang seolah tertiup angin kencang, meski kondisi di luar tidak ada angin yang menepanya sama sekali. *** Keesokan paginya dr.Brian bangun dalam keadaan yang cukup berantakan. Terdapat lingkaran hitam di antara kedua matanya yang menandakan bahwa ia kurang tidur. Begitu pula dengan wajahnya yang sedikit pucat membuatnya terlihat tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. "Pagi dr.Brian, Anda baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat." dr.Zack menghentikan langkah kakinya sejenak ketika berpapasan dengan dr.Brian di koridor rumah sakit yang dimana kondisinya terlihat pucat. "Saya baik-baik saja dr.Zack, hanya sedikit tidak enak badan. Mungkin karena kurang tidur." dr.Brian kembali berujar seolah dirinya baik-baik saja. "Benarkah? Kalau begitu jaga kesehatanmu, kalau memang sakit segeralah meminta izin untuk pulang." nasihat dr.Zack sebelum beranjak pergi meninggalkan dr.Brian di koridor rumah sakit. dr.Brian hanya tersenyum samar mendengsr nasihat dari dokter Zack, memang kondisi tubuhnya yang mengalami insomnia semalam cukup membuatnya merasa pusing hingga pagi ini karena kurang tidur. Tapi Brian merasa bahwa dia masih sanggup untuk bekerja, dia pikir mungkin dia hanya butuh meminum beberapa obat pereda sakit kepala agar pusingnya hilang. Sepanjang berada di rumah sakit, dokter Brian sering kali kehilangan fokusnya karena rasa sakit kepala yang begitu mengganggu konsentrasinya. Dokter Brian juga sempat meminta Izin pada staf yang bertugas jaga disana bahwa dia membutuhkan waktu untuk istirahat sejenak untuk meredakan sakit kepalanya dengan tertidur di salah satu brankar pasien yang kosong dan tidak digunakan. Dokter Brian meminum obat pereda sakit kepalanya sesaat sebelum dia memutuskan untuk tertidur sebagai efek dari reaksi obat yang diminumnya. Namun lagi-lagi dia tidak menyadari bahwa saat ini dia kembali diikuti oleh sesosok bayangan hitam di dekatnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD