Episode 2 Patah Hati

1286 Words
"Ayah, kenapa ayah ingin jodohin aku? Emang aku gak boleh ya pilih laki-laki pendamping sendiri?" Nazhera hari ini mendatangi ayahnya di kantor, langsung masuk ruangannya tanpa permisi. "Zhera sayang, apa kamu ini, datang-datang bukanya salam malah marah-marah," ucap sang ayah lembut pada anak perempuannya. Nazhera memang anak yang dimanja oleh sang ayah, Roni Rumpak. Apalagi setelah kakaknya berkuliah di luar negri, Nazhera semakin banyak dimanjakan. Kakak laki-lakinya bernama Adrian Adrin yang sekarang sedang kuliah di luar negeri, Amerika tepatnya. Keluarganya cukup berada, tetapi bukan juga orang yang kaya raya, kaya banget. Ayahnya memiliki usaha properti dan beberapa perumahan di sekitar Depok. Sedangkan ibunya, Namira Zoyi, di rumah saja mendidik kedua anak-anaknya sambil berbisnis online kecil-kecilan. Usaha kecil-kecilan yang berbuah menjadi besar karena manajemen bisnis yang dimiliki oleh sang ibu. Kemahirannya melakukan manajemen keuangan dan pemasaran bisnis yang dijalani ibunya berkembang pesat. Nazhera sendiri setelah selesai dengan perkuliahan strata pertamanya bekerja di kantor milik sang ayah, membantu bagian pemasaran juga yang tidak jauh berbeda dengan sang ibu. Bagai buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya, Nazhera memiliki bakat berjualan dari sang ibu. Hal ini terbukti dengan berhasilnya ia menjual beberapa unit rumah dalam waktu yang singkat pada saat awal-awal bekerja. Tak ayal, ia pun mendapat banyak bonus dari sang ayah karena penjualan singkatnya. Nazhera memang anak yang dimanja oleh ayahnya, karena sejak kecil ia sangat dekat dengan sang ayah. Berbeda dengan ibunya yang begitu tegas terhadap anak-anaknya, apalagi tentang pendidikan untuk kedua buah hatinya. Namun seperti hukum alam bahwa seorang anak laki-laki selalu dekat dengan sang ibu dan seorang anak perempuan selalu dekat dengan sang ayah. Keluarganya adalah keluarga sempurna buat Nazhera, namun tidak dengan kisah percintaannya. Ia selalu gagal, terbukti dengan pilihannya yang terakhir, yaitu Farel yang menghianati dirinya setelah 3 tahun bersama. Padahal ini adalah hubungan percintaan terlama selama hidupnya. “Ayah kenapa ayah harus menjodohkan aku dengan pria pilihan Ayah?” tanyanya sekali lagi kepada sang ayah dengan nada merajuk. “Yah mau mau bagaimana lagi kamu sudah beberapa kali gagal berhubungan dengan seorang laki-laki dan malah diselingkuhin,” ujar sang ayah dengan nada sedikit meledek. “Farel mengkhianati kamu sampai-sampai dia… akh kamu tahu sendiri bagaimana cara dia menghianati kamu,” ayahnya tidak menyebutkan apa kesalahan Farel, toh Nazhera sendiri sudah tahu apa kesalahan. “Apakah ayah tega melihat putrinya diselingkuhin? Disakitin? Dibikin nangin sampai mau gila? Enak aja, nih ayah kasih tahu, ayah juga kesel sama anak itu, seenaknya bikin anak ayah patah hati.” pungkasnya. “Lalu setelah aku putus dan sedih kaya gini, apakah itu berarti aku tidak boleh memilih laki-laki yang lain, pilihan aku sendiri?” Suaranya sedikit meninggi kembali. “Emangnya kamu gak capek mencari dan terus mencari, terus akhirnya gagal lagi dan gagal terus?” ayahnya bertanya, seperti mengingatkan Nazhera bahwa ia telah banyak gagal dalam urusan percintaan. “Ya sudahlah Zhera, sebaiknya kamu setuju dengan pilihan Ayah, pilihan yang terbaik Ayah jamin,” sang ayah meyakinkan. Ayahnya mendesak Nazhera untuk mau dijodohkan sebenernya bukan karena keinginannya, tetapi ibunya. Sang ibu mendesak Nazhera untuk cepat menikah. Ia iri dengan teman-temannya yang tengah memiliki cucu. Sedangkan dia, jangankan cucu anaknya saja belum ada keinginan untuk menikah. “Tapi ayah,” nadanya sedikit membentak, “aku baru nerima surat undangan Farel itu kemarin, masa sekarang baru sehari, aku juga masih sakit hati, harus langsung menerima perjodohan ayah begitu saja. Apakah ayah dan ibu tidak merasakan bagaimana sakitnya aku? Bagaimana lukanya hati aku? Ayah dan ibu apa enggak mikirin bagaimana perasaan aku? setidaknya biarkan aku hidup satu tahun atau dua tahun hidup sendiri mencari ketenangan,” ungkap Nazhera, ia merasa masih sangat terluka menerima kabar yang mengejutkan dari Farel. “Setidaknya kasih aku waktu buat aku menenangkan pikiran dan menerima kenyataan pahit ini, jadi kalau aku harus berjodoh dengan pilihan ayah aku sudah siap,” kini nadanya mulai merendah. “Baiklah kalau begitu, kalau itu memang maunya kamu, ya silakan. Sekarang emang kamu mau apa?” sikap ayahnya tetap lembut sejak tadi, bahkan setelah Nazhera menaik turunkan nada bicaranya, tetapi ayahnya tetap lembut. Nazhera kemudian melipir dari hadapan sang ayah, duduk di kursi panjang yang terdapat diruangan tersebut. “Aku juga tidak tahu ayah sekarang mau apa, aku capek dan sakit banget menerima kenyataan ini, kenyataan bahwa aku dikhianatin Farel, bahkan… ah… aku gak sanggup mengingatnya ayah, terlalu sakit, kenapa aku terlalu percaya sama dia, dan terlalu banyak berharap… akh” Nazhera menunduk, menutup wajah cantiknya dengan kedua telapak tangan, air matanya tumpah kembali. Ia menumpahkan isi hatinya kepada sang ayah yang sangat dia percaya. “Padahal kalian sudah tiga tahun pacaran, kenapa kamu masih kecolongan diselingkuhin,” ayahnya meledek lagi. “Ayah…” Nazhera merajuk, lalu ia menarik napas dalam-dalam. “Ayah, selingkuh itu jangankan orang pacaran, orang yang sudah menikah berpuluh-puluh tahun saja itu banyak yang selingkuh mau istrinya yang selingkuh, mau suaminya yang selingkuh, ada aja yang seperti itu. Apalagi aku yang cuma pacaran, bertemu setiap hari pun tidak. Mungkin di situ celahnya dia berselingkuh,” nampaknya Nazhera telah sedikit menerima kenyataan. “Ya sudah sekarang kamu mau apa?” Ayahnya kembali bertanya. Nazhera paham arah pertanyaan ayahnya adalah, tujuan Nazhera sekarang apa? Tidak mungkin hanya menikmati rasa sakit hatinya sendiri. Tapi Nazhera tidak menjawab, ia hanya menggendikkan bahunya dan kemudian yang menyenderkan punggungnya yang berharap ringan, lalu berselancar di media sosial. Melihat video-vidio lucu yang cukup menghibur hatinya saat itu. “Kalau hidup kamu gak jelas seperti ini, mending kerja sana yang benar,” saran ayah. Namira tidak menggubris saran dari ayahnya, bagaimana mungkin akan fokus bekerja, hari ini hatinya sedang sakit-sakitnya, ia tidak bisa memfokuskan diri pada pekerjaan. Untung saja bekerja di kantor ayahnya sendiri. Tidak akan ada surah peringatan, apalagi surat pemecatan. Sampai habis jam kantir, Nazhera masih di tempat yang sama. Ayahnya melihat ternyata putri semata wayangnya tersebut tertidur nyenyak. Tidur memang bisa meringankan perasaan yang sedang berat-beratnya. “Zhera, bangun… ayo kita pulang,” masih dengan kelembutan sang ayah, ia memabangunkan anaknya. Tidak perlu menunggu lama, keduanya telah sampai di rumah. Di kamar Nazhera sendiri lagi, waktu-waktu berbahaya tatkala sendiri karena akan mengingat hal-hal yang seharusnya dia tidak ingat, yaitu kenangan bersama Farel. Mulai dari mengingat bagaimana konyolnya Farel menembak dia saat menonton basket di lapangan kampus. “Zhera,” panggil Farel yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. “Akh lo, kaget gue, ada apa?” “Kita pacaran yu!” Nazhera melongo. “Gak usah bercanda haha…” Nazhera tidak menanggapi. “Serius, mau gak jadi pacar gue?” Farel berusaha sekali lagi. Nazhera Nampak berpikir. “Mmm oke boleh deh.” Nazhera tertawa membayangkan moment itu, “Dan dengan gampangnya aku terima kamu Farel, akh…” ia teriak frustasi. Ia menutup mukanya dengan bantal dan berteriak sekali lagi, “Akh…” kedap, tidak ada yang mendengar teriakannya. “Aku harus lupain kamu!” Nazhera bertekad. Nampaknya ia ingin move on dan langsung melupakan semuanya tentang mantan kekasihnya itu. Ia menatap langit-langit kamarnya lagi, lalu berubah posisi menjadi miring, ia raih handphone yang ada disisi ranjang dan mulai mengganti layar handphonnya dengan sebuah pemandangan yang menyegarkan. Ia berharap hatinya kembali segar dan tegar. Masih dengan handphone di tangannya, ia kembali berselancar di media sosial. Sampai pada saat ia bertemu dengan sebuah iklan. ‘Open Trip Puncak Argopuro, tujuh hari enam malam, tiket pulang-pergi Jakarta Surabaya. Jika teman-teman dari Surabayat kita bertemu di Bremi. Joiin our trip on yukaitukadieu.id’ Tidak banyak like apalagi komentar dalam postingan itu, followersnya lumayan, gunung yang didaki juga sudah banyak, hanya di postingan ini yang sepi peminat. Tapi Nazhera begitu penasaran dengan isi dan kegiatan yukaitukadieu.id. Tanpa berfikir lama ia langsung mendaftar, dan mengisi formulir keberangkatan. Ada yang unik dari formulir ini, panitia menanyakan alasan mengapa ingin ikut serta dalam trip Argopuro. “Patah Hati,” tulisnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD