Episode 4 Senyum Simpul

1724 Words
“Naik gunung?” ia penasaran dan nampaknya berminat. Ia membuka laman akun tersebut. Penuh dengan postingan pemandangan indah, vidio kegiatannya, memasak, mendaki, berteriak, bercerita, tertawa, menangis dan banyak lagi. Kembali pada postingan terakhir yang diunggah, paling atas dan story yang baru saja dibagikan oleh admin tentang perjalanan panjang menuju Argopuro. "Argopuro?" lirihnya. Tak kehabisan akal ia gulir layarnya ke halaman pencarian. Gunung Argopuro atau disebut juga "Argopuro" adalah gunung api yang terletak di Jawa Timur tepatnya diperbatasan kabupaten Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso. Gunung Argopura memiliki nama yang terdiri atas dua suku kata, yaitu 'Argo' dan 'Puro'. Argo artinya adalah sebuah gunung, sementara Puro berarti pura. Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088 meter. Gunung Argapura merupakan bekas gunung berapi yang kini sudah tidak aktif lagi dan merupakan titik tertinggi di Pegunungan Iyang. Gunung Argopuro memiliki keindahan Danau Taman Hidup, keindahannya memang tak perlu diragukan lagi. Dengan terpaan kabut tipis menyelimuti permukaan air danau, menjadikan danau terkesan cantik. Nazhera melihat beberapa poto danau dan orang-orang yang begitu menikmati suasananya. Kesegaran danau itu seolah menyapa hati Nazhera yang masih terasa panas karena ulah mantan kekasihnya. Hanya melihat gambar danau yang tenangnya saja membuat hati Nazhera ikut tenang, pandangannya segar dan udara yang bersih terbayang sudah dalam pikirannya. Bertambahlah keinginannya untuk menuju ke sana. Ia teruskan gulir gawainya kebawah, melanjutkan perkenalannya dengan Argopuro. Gunung Argopuro dikenal sebagai salah satu tujuan pendakian dengan trek terpanjang di Pulau Jawa yaitu sepanjang 40 kilometer. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendakian Gunung Argopuro membutuhkan waktu selama empat hingga lima hari. "Pantesan di postingan disebutin satu minggu, lama banget, apalagi dari Jakarta,” lirihnya. "Tapi gak ada salahnya gue ikutan trip ini, demi lupain kamu Farel," tekadnya membulat. Lalu ia coba menghubungi kontak yang tertera pada postingan terakhir, dan menyimpannya, admin Yukaitukadieu.id, ia menyimpan sesuai dengan akun instagramnya. Nazhera : Hai, gue mau ikut trip ke Argopuro. Admin Yukaitukadieu.id : Siap kaka, silakan isi formulirnya. "Formulir?" ia bertanya pada dirinya sendiri, "gaya banget pake formulir, kaya mau sekolah aja." Nazhera : kenapa harus isi formulir? Ia tanya saja pada admin. Sembari menunggu balasan admin, Zhera membaca dan mengisi isi formulir seadanya. Identitas sesuai KTP, nama, nomor induk kependudukan, alamat, tempat dan tanggal lahir sama percis KTP. Selain itu ditambah dengan nomor kontak keluarga yang bisa di hubungi, hobi, kesukaan, pekerjaan, dan media sosial yang dipakai. "Kayanya ini ga penting, gak apa-apa kali di kosongin," Nazhera mengisi seadanya. Ia terus menggulir layarnya ke bawah. Selain identitas, juga ada beberapa peraturan dan persiapan yang harus dipesiapkan oleh pendaki. Tas keril minimal 50 liter, sleeping bag dan matras pribadi, cemilan dan air minum pribadi, jaket gunung (waterproof dan windproof), jas hujan, pakaian ganti, pakaian trekking dryfit, kupluk dan sarung tangan, sendal jepit untuk di camp area, sepatu gunung digunakan untuk trekking, senter headlamp flashlight dan baterai, obat-obatan pribadi, dan masker. Nazhera menceklis persiapan yang bisa ia siapkan dan memungkinkan ia harus beli dadakan. Setelah itu sampai pada point terakhir, yaitu alasan. "Hmm... alasan, maksudnya apa nih alasan mendaki? yaudahlah tulisa saja." Nazhera bicara sendiri, "Pata Hati" ucapnya sembari menuliskan di kolom alasan. Selesai mengisi formulir, baru barulah admin membalas pesannya. Admin Yukaitukadieu.id : Formulir ini untuk database aja Kak khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika perjalanan maka kita sebagai panitia butuh identitas dan nomor kontak keluarga untuk mengabarkan hal-hal yang telah terjadi tapi kita harap sih nggak ada hal-hal yang terjadi ya Kak kita berharap semuanya kembali pulang dengan selamat begitu kak. Nazhera tersenyum membaca balasan admin, “ Ramah juga,” tidak ingin bertele-tele kemudian Nazhera pun mengirim formulinya. Ia kembali rebah, hatinya cukup ringan sekarang, seperti mendapat parasetamol penurun demam, panas hatinya sedikit turun setelah mendaftarkan diri pergi ke gunung. Namun, meski telah merasa ringan hati, tetap saja bayangan-bayangan indah bersama Farel kembali ia ingat. Tak segampang itu lupain dia yang telah lama bersama, terlalu banyak kenangan dengan dirinya. Hatinya terus di tusuk sedikit demi sedikit yang memancingnya untuk berteriak tidak terkontrol. “Agrh…” setiap ia ingat kenangan itu selalu teriak tidak jelas, melempar barang-barang yang ada didekatnya. Beruntung kesadarannya masih ada. Bukan barang yang merugikan yang ia lempar, hanya barang-barnag ringan seperti bantal atau buku. Inginnya sampai memecahkan kaca atau gelas suapa hati benar-benar puas. Tapi ia enggan untuk membereskan pecahan kaca yang nanti memebuhi lantai kamarnya, pecahan hatinya saja sudah sulit ia kendalikan, jika ditambah dengan pecahan kaca, hanya akan menambah pekerjaan saja. Akhirnya, dalam keadaan hati dan pikiran yang rapuh, yang juga berpengaruh pada kekuatan raga yang menjadi hilang, ia kuatkan untuk bangkit dan langsung keluar dari kamar, keluar dari rumah. “Zhera, kamu mau kemana?” ibu bertanya saat berpapasan. “Mau lari dari kenyataan,” jawab Nazhera sekenanya. Tapi memang ia benar-benar lari. Lari mengelilingi komplek perumahamnya sampai ia benar-benar cape dan emosinya terkuras oleh lari. Satu putaran komplek belum membuat dia lelah dengan larinya, ia masih mengingat kenangan dengan Farel. Ketika makan bersama dan saling menyuapi satu sama lain ala-ala anak remaja yang sedang kasmaran, ketika dijemput pulang kuliah, ketika di antar jika ingin pergi bersama teman. Saat itu ia sangat bahagia, senyum pun tak pernah luntur. Namun jika ia membayangkannya sekarang ia merasa amarahnya keluar. Lari yang sebelumnya melemah, tiba-tiba akan seperti pada langkah pertama, cepat. Ingin cepat melukapan semuanya tentang Farel. Lelah hati tak tahu kapan ujungnya, tapi fisik ada batasnya. Fisiknya terlalu cape untuk menanggung rasa sakit hati yang diderita Nazhera. Akhinya ia pun pulang dan menjatuhkan diri di ranjangnya. Sore itu ia langsung terlelap. Cukup lama ia tertidur, ketika membuka mata hari sudah gelap. Perutnya keroncongan minta diisi. Dan sejak acara pelarian itu ia belum mandi sama sekali. Ia pun melakukan dua rutinitas yang belum ia lakukan, makan dan mandi. Tiptop Suara gawai yang sejak tadi belum ia sentuh. Sekarang ia sedang menikmati coklat panas. Orang bilang coklat akan menyembuhkan stres, tidak salahnya ia mencoba untuk menenangkan pikirannya. Admin Yukaitukadieu.id : Hai kak, bagaimana persiapan untuk mendaki Gunung Argopuro? Apakah semuanya sudah siap? “Perhatian juga nih admin, sampe nannya persiapan,” tak terasa hatinya menghangat. Ia tersenyum dengan sedikit perhatian yang diberikan admin, “Gak nyangka, perhatian kecil gini aja gue bisa senyum. Siapa sih admin ini,” ia bicara dengan gawai di tangan kirinya, dan coklat panas di tangan kanannya. Nazhera: Hai mbak Admin! Gue udah siap-siapin yang di ceklis di formulir aja. Tapi gue gak punya beberapa peralatan, kira-kira bisa sewa atau pinjam disitu gak mba? Gue juga udah baca-baca petunjuk dan informasi mengenai Gunung Argopuro. Menarik, semakin gak sabar gue ke sana. Balas Nazhera. Sebenarnya hatinya ragu, apakah ia membalas seperti itu sopan atau tidak. Nazhera seperti ingin mengeluarkan sisi yang lain dari dalam dirinya. sebelumnya ia adalah perempuan yang lemah lembut, kali ini ia seperti ingin menemukan dirinya yang lain. Jarang sekali ia menggunakan kata ‘gue’ untuk dirinya sendiri pada orang lain. “Gak apa-apa kali ya gue kaya gutu, mudah-mudahan gak tersinggung tuh mbak admin,” ia merasa tidak enak dengan chating terbaru dari dirinya sendiri. “Tapi…” ia menyadari sesuatu, “Udah lah, biarin aja, sama siapapun nanti gue berangkat, tetap gue mau berangkat,” ia menyimpan gawainya dan menyesap kembali coklat panasna. Ia baru sadar kalau ia memanggil ‘mbak’ pada admin, padal ia tidak tahu siapa admin yang membalas pesannya. Admin Yukaitukadieu.id : Itu bagus! Pastikan lo bawa peralatan penting, terutama barang-barnag pribadi. Tenda, matras dan alat masak itu kami sediakan sebagai fasilitas paket lengkap yang lo pilih. Nazhera : Tapi gue gak punya sleeping bag, bisa sewa juga? Admin Yukaitukadieu.id : Bisa aja, tapi kalau sewa bekas orang lain. Kalau lo gak masalah, biar gue siapin. Nazhera : Gak mau, gue mau beli aja. “Gak kebayang gue pake tempat tidur bekas orang,” Nazhera merinding membayangkan bagaimana tidur orang-orang. Bayangannya pun berkelebat pada Farel. Ia pernah melihat Farel tertidur. Ketika itu mereka tengah lelah mengerjakan tugas penelitian di kampus. Bukan hanya dirinya dan Farel, tetapi dengan beberapa teman satu kelompok kelelahan dan terdampar di kosan salah satu temannya. Tidur posisi orang sedang lelah-lelahnya, dan ketika tidur orang tidak ada yang dapat megontrolnya. Tidak ada yang salah denga posisi tidur Farel, karena Farel selalu indah di matanya. Namun yang ia sedang bayangkan adalah tempat tidur kosan laki-laki yang tidak terlalu bersih dan cenderung kurang perawatan. Hal inilah yang membuat Nazhera langsung memutuskan untuk membeli sleeping bag. “Argh kenapa gue harus inget lagi sama lo sih Farel.” Tiptop, suara gawainya kembali berbunyi. Admin Yukaitukadieu.id : Mantap itu. Kalau mau beli, gue ada nih barang baru. Belum di pake karena emang kita juga jualan hahaha. Admin mengakhir balasan dengan emotikon tertawa. Nazhera yang membaca pesan itu pun ikut tertawa. “Asik juga adminnya,” ia sambil tersenyum. Nazhera : Boleh, gue pesan yang paling mahal mbak, haha. Ia membalas dengan gawa canda juga. Admin Yukaitukadieu.id : wkwkw sombong amat Mba Nazhera hahaha. Kalau yang mahal salah toko, kita adanya yang paling bagus di toko kita haha, alias seadanya. Kalau mau, gue kasih rekomendasi nih buat sleeping bag yang mahal dan bagus! Nazhera : sorry, bercanda. Tapi boleh juga kalau ada rekomendasi yang bagus. Merk apa dan dimana belinya? Kemudian admin mengirim beberapa link pembelian online dan link pembelian offline. Nazhera : Kira-kira apalagi yang harus gue persiapkan? Admin Yukaitukadieu.id : Yang paling pentig dipersiapkan kalo mau muncak itu fisik, jogging setiap hari, jaga asupan makan dan yang paling penting jaga hati, jangan bawa hati kotor ke gunung, apalagi bawa sampah. Nazhera : Akh padahal gue mau buang sampah di gunung, yaudah gue simpen aja sampahnya. Admin Yukaitukadieu.id : Eits, sampah apa tuh yang dibuang. Admin tiba-tiba kepo dengan sampahnya Nazhera. Nazhera : Sampah mantan wkwkwkw. Admin Yukaitukadieu.id : Bahaya! Sampah plastik aja gak boleh buang di gunung, apalagi sampah mantan. Kalau mau buangnya ke sini aja. Admin memberikan stiker gunung sampah yang ada di Bekasi. Nazhera menyunggingkan senyumnya, cukup terhibur oleh chat admin Yukaitukadieu.id. Nazhera : Boleh juga, esok lusa gue bawa ke sana, lo siap-siap jadi saksinya, hahahah Satu menit, dua menit dan lama ia tunggu, tidak ada balasan lagi. Mungkin admin sudah sibuk dengan hal yang lebih penting ketimbang balas chat dari Nazhera. Ia pun tidak terlalu berharap dengan itu. “Farel emang sampah, gue bakalan buang lo jauh-jauh dari hidup gue,” ia menggeram. “Akh… sialan,” tambahnya, mencengkram gelas cukup kuat, hingga terdengar suara, Brak… Treng… “Suara apa itu?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD