bc

KUIZINKAN SUAMIKU MENIKAH LAGI

book_age18+
40
FOLLOW
1K
READ
HE
drama
bxg
city
cheating
polygamy
selfish
like
intro-logo
Blurb

Davira Anindira, mengizinkan suaminya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu yang ditinggal mati oleh suaminya, ketika Ayudia Putri masih hamil tiga bulan. Namun, dua tahun kemudian... Lukman meminta izin menikah lagi, dengan seorang model yang bernama Citra Anggraini. Berbagi suami dengan satu wanita saja sudah menyiksa batin, apalagi dua? Lalu, apakah Vira mau menjalani kehidupan rumah tangganya bersama dua madunya? Ataukah ia memilih mundur untuk mempertahankan kewarasannya?

chap-preview
Free preview
1. Meminta Izin Menikah Lagi
Tepat pukul setengah lima sore, Vira sudah siap menyambut kedatangan suaminya yang sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya. Wanita beranak satu itu tampak cantik dengan gamis berwarna pastel dan hijab instan yang berwarna senada. Lalu, tidak lama kemudian terdengar deru mobil yang berhenti di samping rumahnya. Dengan senyum yang mengembang, Vira langsung keluar dari ruang tamu untuk menyambut Lukman. "Assalamualaikum." Suara lembut Lukman, disertai dengan senyuman manis di wajah lelahnya. "Waalaikumsalam," sahut Vira yang langsung mencium tangan suaminya, lalu beralih meraih tas dan jas yang diberikan Lukman. "Aku siapkan airnya dulu, Mas," ujar Vira seraya berjalan menuju kamar mereka, sedangkan Lukman hanya mengangguk seraya mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Lalu tidak lama kemudian, Vira keluar seraya membawa nampan berisi secangkir teh hangat. "Diminum dulu, Mas." Setelah menaruh teh itu di meja, Vira langsung berlutut untuk membantu melepaskan sepatu dari kaki Lukman. "Terima kasih," ujar Lukman seraya tersenyum, ia sangat bahagia memiliki istri yang begitu sempurna seperti Vira. Namun .... "Mas, airnya sudah siap. Sekarang, Mas bisa mandi dulu, setelah itu kita makan bersama. Aku sudah memasak menu kesukaanmu, Mas." "Baiklah, tunggu aku di meja makan." Setelah mengatakan itu, Lukman langsung masuk ke kamar, sedangkan Vira langsung pergi menuju dapur untuk menyiapkan makanan. Di dalam kamar, Lukman termenung melihat ke arah ranjang. Baju ganti sudah disiapkan Vira seperti biasanya, Vira sudah melakukan semua kewajibannya dengan sempurna sejak mereka masih menjadi pengantin baru. Vira melakukan semuanya tanpa Lukman menyuruhnya satu kali pun. Tiba-tiba saja ada rasa sesak yang menghantam d**a Lukman, apakah ia benar-benar tega, untuk meminta izin akan menikah lagi? Padahal Vira saja sudah cukup untuk melayani segala kebutuhannya. Tapi, ketika mengingat suara tangisan bayi yang setiap hari ada di kantornya, Lukman benar-benar harus tega. Apalagi ketika melihat wajah sekretarisnya yang sangat kelelahan, rasa kemanusiaan Lukman sebagai laki-laki, benar-benar diuji ketika melihat itu semua. "Akhh ... kenapa harus ada perasaan seperti ini? Seharusnya aku tidak perlu terlalu simpati kepada Ayu. Tapi, lihat saja nanti, akankah Vira setuju? Jika dia menolak, maka aku juga tidak akan memaksa, dan Vira juga tidak akan mungkin keberatan jika aku hanya akan menghidupi kebutuhan anak Ayu selama dia menjadi janda. Bukankah menolong anak yatim akan mendapat pahala?" gumam Lukman seorang diri. Lukman jadi berpikir, kalau seandainya Vira menolak dimadu, maka Lukman hanya akan membantu meringankan kebutuhan anak Ayu, yaitu seperti membiayai kebutuhan sekolah dan lain-lainnya, begitulah keputusan Lukman pada akhirnya. Ayudia Putri adalah sekretarisnya yang sudah bekerja cukup lama dengannya, Vira pun mengenal sosok wanita tersebut, bahkan dengan almarhum suaminya Ayu juga, mereka semua cukup akrab walaupun tidak begitu dekat seperti layaknya hubungan sahabat. Suami Ayu meninggal, ketika Ayu sedang mengandung tiga bulan, almarhum suami Ayu bekerja di kantor yang sama dengan mereka. Namun, ia harus meninggal disebabkan kecelakaan yang merenggut nyawanya, tepatnya setelah pulang dari perjalanan dinas di luar kota. Lalu setelah cuti melahirkan, Ayu kembali bekerja menjadi sekretaris Lukman. Ia meminta diberi keringanan kepada pihak kantor untuk membawa anaknya yang masih bayi, sebab untuk menyewa jasa pengasuh, Ayu tidak sanggup untuk membayarnya, yaitu dikarenakan hidupnya yang pas-pasan dan tinggalan hutang dari suaminya yang harus segera ia lunasi. Lukman yang melihat Ayu yang harus berperan sebagai seorang ayah dan ibu untuk anaknya, ia menjadi tidak tega. Apalagi ketika melihat putrinya Ayu yang bernama Winda ketika sedang rewel, jiwa seorang ayah dalam diri Lukman, telah terpanggil. Dan, mungkin dengan niat baiknya ini akan menjadi berkah untuk semuanya. Setelah mandi dan berganti pakaian, Lukman segera pergi menuju meja makan, di sana sudah ada Vira yang sedang duduk manis. Lukman langsung memberikan hadiah kecupan di kening istrinya atas kerja kerasnya hari ini. "Hemmm, wangi kuah rawonnya begitu menggoda, ini pasti sangat enak. Terima kasih ya, Sayang," ujar Lukman tulus. Satu lagi yang menambah kesempurnaan Vira sebagai seorang istri, selain ia cantik dan salihah, Vira juga pandai memasak. Oleh sebab itu Lukman tidak akan memaksa Vira untuk mau dimadu, karena Lukman juga takut jika akan kehilangan istri sesempurna Vira. "Iya, makan yang banyak ya, Mas," sahut Vira seraya menyiapkan makanan di piring Lukman. Setelah makan, mereka menunggu waktu Maghrib untuk melaksanakan salat berjamaah, meski bukan aturan wajib dari Lukman, namun mereka sudah sangat terbiasa melakukan salat berjamaah jika waktunya memungkinkan, kegiatan ini berlangsung sejak mereka menikah, dan kemudian tadarus bersama hingga waktu Isya tiba. Sedamai itu rumah tangga mereka, namun tidak akan pernah ada orang yang bisa menyangka, jika Tuhan selalu mempunyai cara tersendiri untuk menguji hamba-hamba Nya. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, kini Lukman dan Vira sudah berada di atas ranjang untuk bersiap tidur. Namun, entah mengapa Vira merasa ada yang berbeda dengan suaminya saat ini, sebab tiba-tiba saja Lukman memeluknya seperti tidak akan pernah mau melepaskannya. "Mas, ada apa? Apakah kamu sedang 'menginginkannya'?" tanya Vira seraya tersenyum geli. Ia merasa malam ini Lukman sedikit lucu, sebab biasanya Lukman langsung meminta tanpa menempel erat seperti ini. "Bolehkah?" sahut Lukman dengan suara sedikit parau, ia memang 'menginginkan' Vira, namun ada perasaan tidak enak merayapi hatinya, seolah ia sudah melakukan sebuah kesalahan hingga membuatnya tidak nyaman untuk meminta haknya sebagai seorang suami. "Tentu bolehlah, ini kan pahala," sahut Vira seraya tertawa, yang membuat Lukman jadi ikut tersenyum senang. Lalu kemudian, Lukman langsung memimpin malam panas itu, dimulai dengan mencium lembut bibir Vira, dan kemudian membawanya hingga terasa seperti di awang-awang. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seorang istri, yaitu ketika melihat suaminya tersenyum puas, mengucapkan terima kasih, dan menghargai atas kerja kerasnya dalam menjalankan semua kewajibannya sebagai seorang istri. Seperti malam ini. Setelah selesai, Lukman akan tersenyum manis, lalu memberikan hadiah kecupan di keningnya, seraya mengucapkan terima kasih. Namun, yang berbeda, tiba-tiba saja Lukman merubah raut wajahnya menjadi serius, hingga membuat Vira mengerutkan keningnya heran. "Ada apa, Mas?" tanya Vira seraya bangun dan memilih duduk. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan, Dik!" ucap Lukman pelan, ia tampak ragu untuk mengungkapkan keinginannya. "Iya, Apa? Mas, katakan saja?" Melihat suaminya yang seperti kebingungan, Vira menjadi semakin penasaran. Sepertinya memang ada masalah serius yang harus mereka bicarakan. "Emm ... Tapi, kamu harus janji, jangan marah dulu, dan dengarkan perkataan Mas baik-baik, jangan memotongnya sedikit pun!" tegas Lukman. Vira lantas mengangguk dengan perasaan berdebar, tiba-tiba saja perasaan tidak enak merayapi hatinya. Setelah berusaha menguatkan tekadnya, Lukman mengatakan, "Dik, aku ingin menikah lagi ...." Seperti ada petir yang menyambar, Vira langsung tercengang mendengar pernyataan ini. Ia langsung menutup mulutnya tidak percaya, sebab hubungan mereka selama ini begitu baik-baik saja, namun kenapa tiba-tiba suaminya ingin menikah lagi? Hanya ada satu kalimat yang keluar dari mulut suaminya. Namun, rasanya ... hatinya seperti ditusuk ribuan duri beracun, yang sudah siap untuk merenggut kehidupannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.3K
bc

My Secret Little Wife

read
95.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook