#2: Help

1574 Words
Ashley menoleh sekali lagi. Di saat itulah kesalahan Ashley. Karena, laki-laki itu tepat berada di belakangnya, menarik tangannya untuk menghentikannya sementara matanya memandangi Ashley dengan mata biru lautnya yang kontras dengan anggota tubuh lainnya yang identik dengan gelap. Ashley terdiam di tempatnya. Jantungnya berpacu kencang. Sial! Apa yang akan terjadi dengannya? *****  "apa yang kau lakukan?" tanya Ashley ketakutan.  Sial! Ashley berniat untuk menggertak dan bahkan membentak laki-laki itu jika bisa. Alih-alih terdengar marah, Ashley justru mencicit dengan suara pelan persis seperti tikus yang berhasil ditangkap seekor kucing. Kalau begini caranya, bagaimana Ashley bisa hidup di Los Angeles? Di hari pertamanya saja, ia bertemu dengan laki-laki aneh seperti ini.  "kau pikir apa yang aku lakukan?" tanya laki-laki itu balik.  Hell! Ashley yang sedang bertanya disini! Kenapa laki-laki itu balik bertanya dengannya? Ashley mendengus. Tidak! Ashley harus melakukan sesuatu.   "kau akan menyesal, sir! koper itu tidak punya isi apa-apa!" ujar Ashley frustasi.  Suara Ashley bahkan meninggi di akhir kalimatnya. Laki-laki itu berhenti. Ia menatap Ashley dengan alis sebelah terangkat. Gila! Ini gila! Kenapa Ashley bisa berurusan dengan orang seperti ini? Sebentar! Apa itu tindakan? Kenapa Ashley tidak menyadarinya sedari tadi? satu, dua, tiga! oh, astaga! empat tindikan! Di satu telinga sebelah kanan. Ashley tidak akan dijual ke klub malam, kan?  "Aku bersumpah tidak ada apa-apa disana!" ujar Ashley panik. "kumohon! Lepaskan aku dan aku tidak akan pernah melaporkannya pada siapapun"  Mungkin, Ashley bisa mencoba dengan memohon. Ya! Ashley bisa melakukannya jika itu bisa menyelamatkan dirinya. Ashley membayangkan Alec yang sedang menunggu di rumah, di San Fransisco. Alec hanya punya dirinya di dunia ini. Apa yang akan dilakukan oleh Alec jika kakaknya juga meninggalkannya? Laki-laki itu tertawa. Ia memandangi Ashley masih memegangi kopernya.  "memang apa yang ingin kau laporkan?" tantang laki-laki itu.  "kau merampas koperku!" ujar Ashley frustasi.  Ashley mengambil koper itu segera dari tangan laki-laki itu di saat laki-laki itu tidak siaga. Begitu Ashley berhasil merebut kopernya, Ashley segera menyembunyikan kopernya di balik tubuhnya sambil menatap laki-laki itu waspada. Oke! Ashley akui laki-laki itu luar biasa seksi. Matanya berwarna hazel. Warna hazel itu begitu hangat namun entah bagaimana laki-laki itu punya tatapan yang tajam dan sedikit mengintimidasi. Rambut dan alis hitamnya yang berantakan menambahkan kesan liar dan berbahaya. Ashley secara tidak sengaja memperhatikan bibir laki-laki itu yang sedang dikulumnya. sial! Kenapa bibir laki-laki itu bisa terlihat begitu seksi dan memikat? belum lagi, warnanya pink! oh my!  "aku membantumu! kau kesusahan kan membawanya?" ujar laki-laki itu sambil tersenyum.  Ashley terkesiap. Apa ini modus baru di Los Angeles? ya! Ashley memang terlihat sangat berbeda dengan penduduk kota Los Angeles. Laki-laki ini pasti tau Ashley pendatang baru di Los Angeles.  "apapun yang ingin kau lakukan, aku bersumpah! Tidak ada apapun di dalam koper itu! Kau sudah menargetkan orang yang salah!" ujar Ashley saat sadar.  Lihat! Ashley yakin laki-laki ini sudah melakukan trik terhadap Ashley. Ashley bahkan kehilangan kesadarannya untuk beberapa detik. Kalau Ashley tidak segera sadar, laki-laki itu pasti sudah menghipnotisnya. Ashley tidak pernah kehilangan kesadarannya selama ini.   "salah target?" tanya laki-laki itu sambil menahan senyumnya geli.   "benar! Kau tidak bisa mencuri apapun dari koper ini, dan kau juga tidak bisa menculikku! Aku bersumpah aku tidak akan laku di klub malam mana pun" celoteh Ashley.  Kali ini, laki-laki itu tertawa. Tawanya sedikit keras dan Ashley merasa lebih kesal lagi. Apanya yang lucu? laki-laki ini hampir menakuti Ashley hingga mati. Dan dia justru tertawa? Ashley memandangi laki-laki itu sambil menghela napas tidak percaya.  "kau benar! kau tidak akan laku! kau tidak seksi dan wajahmu biasa saja" ujar laki-laki itu sambil menilai Ashley terang-terangan.  Ashley memandangi laki-laki itu dengan tatapan marah. Tenang! Ashley harus berpikir jernih sekarang. Ashley menghela napas sambil mendelik melihat laki-laki itu. Ia masih memandangi Ashley sambil melipat tangannya di depan d**a. Oke. Jadi, Ashley sudah berhasil merebut kopernya. Ashley tidak harus menghadapi laki-laki ini, kan? Laki-laki ini hanya laki-laki asing yang menyebalkan dan pelaku tindak kriminal. Tapi, Ashley tidak bisa macam-macam di kota sebesar Los Angeles. Bagaimana jika laki-laki itu psikopat? Ashley tidak mau berakhir di tingkat sampah dengan tubuh yang di mutilasi. Menyadari fakta terburuk tersebut, Ashley mengembangkan senyumnya hingga laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya waspada.   "benar sekali!" ujar Ashley setuju dengan ucapan laki-laki itu sebelumnya. "kalau begitu, sampai jumpa"  Ashley menggenggam erat kopernya lalu berjalan melewati laki-laki itu dengan cepat. Jangan sampai laki-laki itu mengikutinya. Namun, Ashley bisa mendengar suara langkah kakinya yang keras di belakang Ashley. Ashley menoleh ke belakang dan terkejut saat laki-laki itu mendekat dengan langkah yang santai. Ashley mengutuk kakinya yang pendek. Meskipun Ashley berjalan dengan cepat, laki-laki itu bisa menyusul Ashley dengan mudah. Begitu melihat perempatan, Ashley berniat untuk berbelok tajam ke kiri.  Jika laki-laki itu masih mengikutinya, maka laki-laki itu benar-benar berniat buruk dengannya. Jantung Ashley berdebar kencang saat mendekati perempatan. Suara langkah di belakangnya makin keras hingga Ashley tau laki-laki itu semakin mendekat dengannya. Ashley mencengkram erat kopernya. Ini dia! Belokan tajam! Begitu sampai di perempatan, Ashley segera berbelok ke kiri. Ashley baru saja hendak menghela napas lega saat berbelok. Sialnya, dua langkah Ashley berada di jalan itu, Ashley kembali ditarik laki-laki itu dan ya, Ashley kembali bertatapan dengan iris mata hazel itu. Ashley memandangi mata tersebut dan terdiam. Damn it! Apa Ashley akan mati konyol?  "aku berubah pikiran" ujar laki-laki itu.  Ashley baru sadar, laki-laki itu mempunyai suara berat yang maskulin. Ashley mengerjapkan matanya sambil memandangi laki-laki itu.   "sepertinya, aku bisa mendapatkan uang banyak dengan menjual organ tubuhmu. Darahmu juga bisa dijual dengan harga yang cukup bagus. Aku sedang mencari donor jantung untuk seorang laki-laki kaya" ujar laki-laki itu sambil memandangi Ashley tajam.  Ashley terdiam di tempatnya. Ashley bahkan bisa merasakan keringat dingin mengalir. Oh, no! Kenapa Ashley benar-benar bertemu dengan orang sinting seperti ini? Ashley meneguk ludahnya, menggenggam kopernya dengan erat lalu menyundul kepala laki-laki itu dengan kuat. Ashley bisa mendengar teriakan laki-laki itu. Bahkan, Ashley bisa mendengar amarah di dalam suaranya. Tapi, Ashley tidak peduli. Ashley harus selamat demi Edward dan Alec yang sedang menunggunya di Dan Fransisco.   "hei! Nona! tunggu dulu!" panggil laki-laki itu. "damn it!" Ashley tidak berani menoleh. Tidak sama sekali! Ashley terus berlari dengan suara roda koper yang ikut bersuara seolah-olah sedang ikut berteriak bersama Ashley sekarang. Sial! Kenapa Los Angeles menjadi kota yang mengerikan seperti ini?  Di saat Ashley kehabisan napasnya, Ashley memberanikan diri untuk menoleh. Orang-orang yang lewat memperhatikan Ashley dengan perasaan bingung. Rambut merahnya yang bergelombang semakin berantakan dan kini, Ashley dibanjiri oleh keringat! Euh! Ashley tidak pernah merasa sejorok ini. Yang Ashley butuhkan hanyalah menemukan penginapan Mrs Gally, mandi dan mengisi perutnya yang kosong.  Damn it! Ashley mulai merasa ia terlalu nekad datang ke kota sebesar Los Angeles sendirian. Ashley meringkuk di pinggiran jalan. Tidak mempedulikan orang yang menatapnya sekitar. Apa Ashley naik taksi saja? Ashley tidak yakin ia bisa membayar biaya taksi. Uang yang ia bawa hanya cukup untuk makanannya sehari-hari sebelum ia gajian. Ashley sedang berpikir untuk berpuasa beberapa hari sebagai jalan keluarnya. Yang terpenting saat ini adalah menemukan penginapan Mrs Gally dan tidur di bawah atap yang nyaman.  "got ya!" ujar sebuah suara, dingin dan kesal.  Ya! Ashley bisa merasakan kemarahan di dalam suaranya. Ashley tidak berani menoleh. Ashley tau suara ini. Suara asing yang sayangnya orang yang pertama kali menegurnya di Los Angeles. Ashley tidak punya pilihan lain. Takdir mempertemukannya dengan seorang psikopat di hari pertamanya.   "kumohon jangan ganggu aku!" rengek Ashley lelah. "aku masih punya seorang adik di Sana Fransisco dan dia bergantung padaku!"  Ashley mendongakkan kepalanya menatap laki-laki berbahaya di depannya. Pupilnya melebar di saat melihat hidung laki-laki itu berdarah. Oh, my! pantas saja laki-laki itu mengejarnya. Ashley sudah berbuat salah dengan orang yang salah juga. Ya Tuhan! Ashley berusaha mengatur napasnya. Tampaknya, laki-laki itu juga mengatur napasnya. Jangan katakan dia berlari untuk mengejar Ashley? Beberapa orang yang melewati tempat tersebut memperhatikan mereka berdua dengan tatapan aneh.  Tentu saja! Bayangkan saja, seorang perempuan aneh dan pakaian aneh sedang bersama laki-laki menyeramkan dan panas. Bahkan bertato! Apa tempat ini wilayah kekuasaan laki-laki ini? "nona! kau harus tanggung jawab! lihat, hidungku!" ujarnya kesal. Ashley berkerut. Kenapa laki-laki ini dari tadi memanggilnya nona? Laki-laki ini cukup sopan dibandingkan dengan penampilannya. Ashley memaksakan dirinya untuk berdiri.   "aku akan bertanggung jawab tapi jangan jual organku" ujar Ashley.  Laki-laki itu menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya kasar. Apa-apaan ini? Laki-laki itu memandangi Ashley jengah. Ia tidak menyangka keputusannya menegur Ashley membuatnya mengalami Minggu yang panjang dan menyusahkan. Laki-laki itu tidak suka sesuatu yang menyusahkan seperti ini. Namun, ia tidak bisa menyalahkan perempuan itu. Ia sudah bercanda kelewatan.  "dengar, kau salah arah!" ujar laki-laki itu. "hah?" tanya Ashley bingung. " 1710 N McCaden Pl, Los Angeles. Kau tadi seharusnya lurus, nona. Bukan belok kiri" ujar Laki-laki itu lagi.  Ashley memandangi laki-laki itu. Ini bukan trik, kan? Ashley tidak mungkin bisa percaya dengan mudah pada laki-laki ini. Laki-laki itu menghela napas panjang.   "well, kau berlari ke arah yang salah nona" ujarnya lagi. Ashley masih menatap laki-laki itu. Bagaimana bisa dia tau alamat lengkap penginapannya? Ashley menghela nafas panjang. Laki-laki itu menata Ashley lelah.   "kau menyebutkannya keras-keras tadi. Saat aku menegurmu di jalan" ujar laki-laki itu lagi. "ayo, ku antar"  laki-laki itu berniat meraih koper Ashley lagi. Tapi, Ashley segera menarik kopernya. Laki-laki itu menghela napas panjang lalu menarik tangan Ashley sebagai gantinya.  "ayo kuantar! Kau pendatang baru kan, di Los Angeles?" ujar laki-laki itu.  Tapi, itu adalah pertanyaan retoris. Laki-laki itu tidak membutuhkan jawaban sama sekali namun mengeratkan genggaman tangannya pada Ashley. Ashley hanya menurut karena tidak punya pilihan sama sekali.   "sial! kapan darahnya berhenti" ujar laki-laki itu sambil mengusap hidungnya lagi.  Laki-laki itu tetap berjalan sambil menuntun Ashley. Namun, ia berusaha menghentikan darahnya dengan kaosnya sendiri. Beberapa perempuan memperhatikannya. Saat sadar apa yang diperhatikan perempuan-perempuan yang mereka lewati, Ashley segera memalingkan wajahnya dengan pipi yang memerah.  Mereka sedang memperhatikan perut sixpack laki-laki panas ini.  Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD