Bab 2

1053 Words
* * * Suara pedang bertemu pedang memasuki telinga Mischa sejak dia masuk ke aula. Aula di sana bukan aula pada umumnya. Aula itu sendiri hanya untuk seseorang yang ingin berlatih pedang dan tentu saja bela diri yang lainnya. Orang-orang di sana sudah siap dengan resiko luka di tubuhnya dan tentu saja akan mengeluarkan darah walaupun tidak terlalu deras. Orang-orang disana biasanya mengikuti adu perang karena ingin menjadi penjaga benteng dan tentu saja akhirnya akan menjadi pengawal kerajaan. Menjaga dan mengantarkan beberapa barang untuk di tukarkan ke istana atau benteng milik kerajaan yang lainnya. Para penjaga harus bisa bela diri walaupun tidak mahir setidaknya mereka bisa menggunakan pedang dan membela dirinya sendiri dulu sebelum bisa melindungi orang lain. Jika dihitung lebih baik, yang ingin menjadi penjaga benteng semakin hari semakin berkurang jumlahnya. Mungkin karena mereka berfikir jika penjaga benteng tidak terlalu dibutuhkan untuk sekarang, karena selama beberapa tahun terakhir, jarang sekali ada p*********n dan petugas yang ditugaskan di benteng untuk mempertahankannya sudah banyak dan masih sehat sampai sekarang. Kerjaannya pun mulai terabaikan. Oleh karena alasan yang sudah disebutkan tadi, hanya beberapa orang di aula ini. Selain digunakan untuk seleksi dan berlatih pedang, aula ini biasanya digunakan untuk menonton pertunjukkan adu pedang jika sedang ada pertarungan. Namun, sekarang sedang tidak ada acara seperti itu. Hanya ada segelintiran orang yang masih ingin mengikuti seleksi. Termasuk Chris dan Mischa yang sudah duduk di kursi penonton sedari tadi menonton beberapa orang yang ingin mengikuti seleksi. Setelah nama Christhof dipanggil, hanya Mischa yang duduk dan menonton pertandingan antara pelatih dan beberapa juri yang menilai penampilan Chris dengan pedangnya. Chris ada di sana. Dengan pedang yang katanya di berikan ayahnya. Chris masih saja bertarung walaupun tenaga dan darahnya mungkin harus terkuras di tengah lapangan aula itu. Lengan atas bagian kirinya tergores cukup dalam tadi. Pertarungan yang panjang memang namun sangat menyenangkan untuk ditonton. Mischa sampai gemas sendiri ingin turun dan memainkan pedangnya disana. Walaupun tadi. Chris sempat menolak dan melarang Mischa untuk ikut ke dalam seleksi ini. Menurut Chris sendiri, Mischa belum tentu bisa menangani orang-orang yang terlatih di sana. Chris bukanlah orang mudah menyerah jika ingin mendapatkan sesuatu. Chris harus bisa memastikan jika keinginannya terpenuhi secara penuh. Tidak ada cacat atau bahkan hanya sedikit goresan. Semuanya harus sempurna. Maka dari itu, Chris masih melawan orang yang dianggap sangat mahir untuk menggunakan pedang. Menurut orang-orang yang masih ada di sana, duduk di samping Mischa dan Mischa mendengar obrolan mereka, orang yang melawan Chris bukanlah orang yang sembarangan. Dia orang yang pernah keluar dari benteng dan katanya sudah melihat apa yang paling menakutkan jika keluar dari benteng ini. “Cukup.” Kata juri di sana berdiri menghentikan Chris dan orang yang baru saja Mischa amati itu, “kau bisa melakukan daftar ulang untuk menjadi penjaga.” Katanya lagi. Mischa tentu saja terkejut. Matanya membulat karena tidak menyangka Chris akan lulus dalam sekali uji coba. Padahal, ada beberapa orang yang harus gagal dan terus mencobanya. Namun, usaha Chris terbayarkan sekarang. Senyuman Chris kepada Mischa membuat Mischa yakin jika Chris adalah orang yang tepat untuk dijadikan teman. “Ada lagi yang akan mengikuti seleksi sebelum dipanggil?” kata orang yang tadi mengumumkan hasil penjurian Chris. Dengan yakin, Mischa mengangkat tangannya, “jika aku wanita dan ingin mengikuti seleksi ini, apa itu diperbolehkan?” *** Bahkan tidak ada yang tahu siapa Mischa sebenarnya. Permainan pedangnya menuai pujian bagi orang-orang yang berada di sana. Seperti sudahm enguasai pedang sejak saat kecil, seolah pedang itus udah menempel di dalam diri Mischa. Bahkan ketika pedang lawannya terjatuh, Mischa memberinya tawaran yang mungkin tidak akan mungkin terjadi jika yang memegang pedang itu bukan Mischa. "Kau ambil pedangmu? Atau kita bertarung dengan tangan kosong?" Tanya Mischa "Bisa hentikan pertarungannya?" Kata lawan Mischa, "aku rasa dia pantas mendapat jabatan paling tinggi di pasukan pertahanan." Mischa tersenyum kecil, "aku akan di tempatkan dimana lawanmu sebelumnya di tempatkan. Bisakah seperti itu dewan juri?" "Tentu saja. Kau lulus. Selamat kau adalah wanita pertama menjadi anggota pertahanan," seru orang yang disebut juri itu Mischa mengangguk lalu tersenyum pada Chris. Dengan kata tanpa suara, Chris membalas. "Selamat atas kemenangan perdanamu," di sertai senyum mengejek *** "Kau yakin ibundamu itu tidak mencarimu jika kau disini?" Tanya Chris kesekian kalinya saat melihat Mischa memakai peralatan khusus untuk anggota pertahanan "Mereka pasti mencariku. Tapi kau tenang saja. Aku pandai membuat alasan," jawab Mischa saat selesai memakai baju yang khas dari anggota pertahanan "Bagaimana penampilanku Chris?" Tanya Micha "Lumayan," jawab Chris singkat Mischa berdecak sebal, "besok aku akan naik ke venteng pertama. Kau ikut?" "Tentu saja. Tapi bagaimana kau pulang? Kau akan memakai pakaian ini?" "Kau bercanda? Tidak. Aku akan menaruhnya di suatu tempat. Kau tau aku punya banyak tempat rahasia," kata Mischa dengan senyuman manisnya "Okey baguslah kalau begitu. Sekarang kau harus pulang. Hari sudah petang. Aku akan menemui ayahku dulu hari ini." Mischa mengangguk lalu membuka pintu keluar, "kita ketemu lagi besok, Chris." *** "Sejak tadi kau tersenyum terus menerus, Angel. Apa harimu menyenangkan?" Tanya sang ayah di meja makan besar dan panjang Mischa mengangguk kecil, "aku mendapat gelar yang aku inginkan Ayah," jawab Mischa "Apa itu? Kau bisa ceritakan?" Kali ini ibundanya yang bertanya "Iya. Akupun penasaran. Apa itu, putri?" Ayahnya menambahkan Mischa menggeleng, "aku sedang mempersiapkan kejutan untuk ayah dan ibu. Jadi tunggu waktunya tepat. Bisakah?" Ibundanya tersenyum. Begitupun dengan ayahnya. "Tentu. Kami akan menunggu kapan waktu yang tepat, Angel." Mischa mengangguk lagi. Lalu melanjutkan makan malamnya dalam diam. Senyumnya tidak terhapus dari wajahnya. Sedangkan ditempat lain Chris sedang berjaga malam itu bersama ayahnya. Ayahnya merasa bangga pada anaknya itu. Buktinya, Chris sekarang banyak melihat senyuman di wajah ayahnya. Chris senang. Tapi untuk malam ini, Chris harus menahan diri agar tidak berada di atas benteng pertama. Ayahnya memperbolehkan, tapi Chris harus menahannya karena dia ingin pergi kesana dan melihat bersama Mischa besok pagi. Menjelang pagi Chris hanya tidur di barak. Saat matahari menerangi seluruh kota barulah Chris dibangunkan oleh ayahnya. Ayahnya mengatakan bahwa ada Mischa di luar dan itu membuat Chris tergesa bangun dan mencuci muka. Ah satu lagi, ayahnya tidak pernah tau siapa Mischa. Micha mengatakan pada Chris bahwa identitas aslinya hanya diketahui oleh Chris. Dan Mischa tidak mau banyak orang mengetahui identitasnya. Bahkan saat acara jamuan makan malam dengan warga, Mischa memilih untuk duduk dan makan bersama warga lain dari pada makan dan duduk di atas meja makan istimewa raja dan ratu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD