Chapter 40 : Akhirnya Kau Kembali, Elsa

1565 Words
Keyno tersenyum, lalu memberikan gelas itu padaku. "Minumlah, setelah ini, aku akan menceritakan asal-usul Pandora padamu, Elsa," DEG! * * * * Keyno Margareth P.O.V Elsa sangat senang ketika diriku mengatakan hal itu, dia ternyata memang ingin mengetahui mengenai sejarah Negeri Pandora. Tentu saja, aku mengabulkan permintaannya. "Cepatlah Keyno! Aku ingin mengenal asal-usul Negeri ini! Cepat ceritakan!" Bahkan, dia melupakan minuman yang telah kubuat sendiri. Gelas itu dia letakkan di meja, sementara dirinya, duduk manis dengan memasang wajah kesal padaku. "Hahahahaha! Baik-baik! Aku akan menceritakannya padamu, tapi, setelah kau meminum air putih itu? Bagaimana?" tawarku dengan menaik-naikkan alis sok keren, lucu juga ternyata melihat tampilan mukanya yang semakin jengkel padaku. Elsa langsung mencengkram gelas itu, diangkatnya, dan didekatkan pada mulut tipisnya. Glek! Astaga, saking penasarannya, dia meneguk habis isi dari gelas tersebut dengan cepat. Sungguh menggelikan jika mengingat dia itu perempuan. Mungkin julukan yang lebih pantas untuknya, Monster. "Cepat katakan, atau kubunuh kau," DEG! Elsa mengeluarkan asap-asap hitam dari tubuhnya, membuat ruangan ini menjadi dingin, sangat dingin. Aku terkejut. "Ba-baik! Tap-tapi, bisakah kau hentikan sihir itu? Kau tahu, it-itu membuatku takut," "TAKUT!? KAU ITU LAKI-LAKI BUKAN!" BRAK! Tiba-tiba, Elsa menggebrakkan meja dengan tatapan mata menusuk. Tajam sekali tatapannya. Aku menghela napas sebentar, lalu dengan santai, aku mencoba berkata, "Sebenarnya, hanya sedikit yang kutahu tentang Pandora beserta sejarahnya, tapi, walau sedikit, mungkin itu bermanfaat untukmu," Aku mengembuskan napas. "Menurut buku yang pernah k****a, Pandora pertama kali didirikan oleh seorang pria bernama Arthur Pandora, dia mendirikan desa seluas ini oleh sihirnya. Alasan dia membuat Negeri ini adalah menghentikan perang antar Penyihir. Awalnya, dia sendirian disini, tapi, setelah dia menikah dan memiliki beberapa anak, akhirnya Pandora menjadi padat. Yah, bisa dibilang, semua penduduk asli Pandora merupakan Keturunan Arthur. Tapi, sayangnya, niat awal Arthur, yang ingin mencegah terjadinya perang, kini malah muncul kembali. "Perang dimana-mana, semua orang memiliki sifat ingin menang sendiri, dan menurutku, tidak lama lagi, Pandora perlahan-lahan akan hancur. Namun, aku juga pernah membaca sekilas, ada suatu ramalan yang mengatakan kalau seorang gadis bersama teman-temannya akan menyelamatkan Pandora, aku juga tidak terlalu percaya dengan yang namanya ramalan, tapi, kalau itu sesuatu yang baik, kenapa tidak? Dan semoga saja itu benar." Elsa mencoba menyimak apa yang telah kujelaskan, lalu dia mencoba bertanya, "Menurutmu, siapa gadis itu? Apakah utusan Arthur?" "Tidak! Bahkan Gadis dalam ramalan itu akan hidup pada masa yang akan datang, aku juga tidak tahu mengenai hal itu, atau mungkin kaulah orangnya?" Elsa terkejut dengan tebakanku, aku tertawa melihat wajahnya yang memerah. "MANA MUNGKIN! AKU TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN LEBIH UNTUK MELINDUNGI NEGERI SELUAS INI? DAN JUGA, AKU TIDAK MEMPUNYAI TEMAN!" Aku tersentuh dengan kata terakhirnya, apakah dia benar? Mana mungkin wanita cantik, kaya, dan kuat sepertinya tidak mempunyai teman. "Elsa?" panggilku dengan wajah sayu, Elsa menatapku. "Apa?" "Apakah kau benar-benar tidak mempunyai teman?" Elsa mengubah tampilan wajahnya menjadi mendung. "I-iya, mereka semua menjauhiku, mereka menganggap diriku hanyalah monster. Aku selalu diabaikan, mata yang dipancarkan oleh mereka, selalu saja sama, tatapan kebencian." "Eh? Kenapa mereka menjauhimu? Memangnya kau punya salah apa?" Elsa menundukan wajahnya, membuat kristal yang ada pada dahinya bersinar. "Aku telah membunuh keluarga mereka semua." DEG! Demi Tuhan, aku sangat terkejut dengan hal itu. Aku masih tidak percaya. "Kau? Hahahahah, aku tidak percaya!" Aku mencoba tertawa lebar. Tiba-tiba Elsa mencengkram kerah bajuku, dia menampilkan wajah horror padaku, kedua matanya melotot. "Aku tidak sedang berbohong, Keyno Margareth! Kau tahu, di dalam tubuhku, terdapat sihir yang sangat besar, dan apa kau tahu juga, sihir ini selalu mengendalikan tubuhku ketika diriku terlelap, dan kepribadianku akan berubah menjadi sangat kejam. Bahkan, lebih kejam dari ini, aku akan membunuh siapa saja yang kutemui, anak-anak, orangtua, perempuan, remaja, binatang, atau apapun itu, semuanya akan kusantap sampai habis." Aku masih belum percaya dengan apa yang dikatakannya. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita berteman?" DEG! Elsa melepas cengkramannya, dia sangat terkejut dengan tawaranku, mukanya seolah-olah menemukan sesuatu yang sangat berharga. "Te-teman?" Elsa tergagap-gagap, matanya berkaca-kaca. Mendengarnya, aku tersenyum. "Aku, Keyno Margareth, mulai saat ini, menjadi teman pertamamu," ucapku dengan suara yang begitu lembut. Tiba-tiba, Elsa menitikkan air matanya. Dia menangis. "Kau tidak takut padaku?" tanyanya disertai isakan tangis. Aku menepuk pundaknya pelan. "Percayalah, aku akan menerimamu sebagai temanku, bahkan aku menganggap, kau adalah teman istimewaku! Hahahah!" Aura kegelapan tiba-tiba muncul kembali dari tubuh Elsa, kedua matanya memerah, rambutnya menjadi bergelombang, seluruh kulitnya menjadi hitam. "BOCAH PAYAH SEPERTIMU MAU MENJADI TEMAN GADIS INI? YANG BENAR SAJA! TIDAK ADA YANG BOLEH BERTEMAN DENGANNYA SELAIN DIRIKU!" Suara Elsa menjadi berubah, kini, terdengar lebih dingin, menyeramkan, dan menggeram. Aku tahu, ini bukan Elsa. Awalnya aku terkejut dan gemetar, namun, setelah kupikir-pikir, kenapa harus takut pada teman sendiri? Elsa, kau adalah temanku, aku akan menjadi temanmu, selamanya. Aku tersenyum mendengar hal itu. "Begitukah? Menurutmu, apa arti teman sebenarnya?" Aku mencoba berkomunikasi dengan sesuatu yang ada di tubuh mungil Elsa. "Kau meragukanku, Bocah?" Aku mendengus. "Tidak juga, tapi, menurut apa yang kudengar dari Elsa, kau selalu mengendalikan tubuhnya ketika dia tidur? Lalu, kau dengan enaknya, membunuh manusia-manusia tidak bersalah menggunakan Elsa sebagai topengmu? Sampai-sampai, Elsa tidak mempunyai satupun teman. Kau tahu, itu sangat jauh dari arti pertemanan yang sebenarnya," Dia mendecih tidak peduli dengan apa yang kukatakan. "Apakah aku harus peduli dengan omongan payahmu? Bocah!" Aku berdiri dengan gagah, bangun dari kursi. Aku memandang wajah Elsa yang telah dikendalikan oleh sesuatu misterius itu. Kini, wajah Elsa sangat menyeramkan bagiku. "Apa alasanmu mengendalikan tubuh temanku?" "TEMAN? HAHAHAAH! SUDAH KUBILANG, DIA TIDAK BOLEH BERTEMAN DENGAN SIAPAPUN! HANYA DIRIKU YANG DAPAT MENJADI TEMANNYA!" Aku mencoba mengatur napas dan kembali berkata, "Katakan, apa alasanmu mengendalikan tubuh Elsa Margareth?" Dia tersenyum mendengarnya. "Karena aku menyukai gadis ini, bahkan aku telah mengincarnya saat dia pertama kali lahir! Aku akan membuatnya tersiksa, dan akhirnya membunuh dirinya sendiri, dengan begitu, dia akan mati, menemuiku! HAHAHAHAHAH!" Mendengarnya, aku mengepalkan tangan, ingin sekali aku meninjunya, tapi sayang sekali, dia sedang berada di dalam tubuh Elsa. Jika aku memukulnya, itu sama saja menyakiti Elsa. "Sekarang catat dalam buku harianmu, monster jelek! Aku akan mengeluarkanmu dari tubuh Elsa!" Elsa Margareth P.O.V Aku mendengarnya, Keyno sedang berkomunikasi dengan monster itu, bahkan dia tidak menunjukkan ketakutan sama sekali. Sementara diriku, aku sedang tenggelam, terombang-ambing dalam sungai alam bawah sadarku, aku hanya pasrah dengan hal ini. Aku harap, Keyno dapat mengeluarkanku dari sini. "Aku tidak akan membiarkanmu merusak kehidupan temanku! Kau akan kulenyapkan!" "Kalau begitu! Lenyapkanlah aku!" Keyno, kenapa kau keras kepala sekali. Kau tidak akan mampu. Kau tidak akan mampu melawannya, lagipula, aku sudah tidak peduli dengan kehidupanku. Aku sangat ingin mengakhiri hidupku, aku tidak layak bernapas. "KELUAR! KELUARLAH DARI TUBUH TEMANKU! Keyno, itu hanya akan sia-sia saja, kau bodoh! Kau sangat bodoh! Kumohon, hentikan! "AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MENGAMBIL NYAWA TEMANKU! DIA ADALAH TEMANKU!" Keyno? "Hentikan ... Hentikan, Keyno, kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri." "AKU MENCINTAINYA!" DEG! Keyno? Apa kau bilang? "AKU TIDAK AKAN DIAM KETIKA KAU MENGOBRAK-ABRIK KEHIDUPAN TEMAN YANG SANGAT KUCINTAI!" Eh? Entah kenapa, air yang menenggelamkanku menjadi sangat hangat, aku tersenyum. Bahkan, rasa dari air ini menjadi sangat manis. Keyno Margareth P.O.V "HAHAHAH! Teman yang kau cintai? Kau menyukainya? Hah!" Aku terdiam. "Elsa, aku tahu kau mendengarkanku, aku tidak peduli pada dia yang mengendalikan tubuhmu, dengar, sampai kapanpun, aku akan menjadi temanmu, jangan takut, Elsa. Jangan takut, aku tidak akan menjauhimu, meninggalkanmu, atau membencimu. "Aku, menyayangimu, mencintaimu, aku berjanji, aku akan menjadi teman pertamamu. Aku tidak takut dengan sesuatu yang berada di dalam tubuhmu, walaupun kau berbeda, aku menerimamu, toh, bukankah teman itu harus menerima perbedaan bukan?" "SEDANG BICARA APA KAU BOCAH! DIA TIDAK AKAN MENDENGARKANMU! DASAR BODOH!" "Elsa, aku juga akan mengajak teman-temanku menjadi temanmu. Pasti mereka akan senang mendengarnya. Kau akan berteman dengan Villio Finiggan, Charlotte Finiggan, Summer Xio, kita akan menjadi temanmu, Elsa! Jadi, ayo, bangunlah, dan tertawa bermain bersama!" DEG! Sesuatu yang mengendalikan tubuh Elsa terkejut dengan apa yang kuucapkan, kedua matanya semakin menunjukkan kebencian yang sangat kuat. "BERANINYA KAU! BERANINYA KAU MENGATAKAN HAL BODOH SEPERTI ITU! AKU TIDAK AKAN MENYERAHKAN ELSA PADAMU ATAUPUN TEMAN-TEMAN PAYAHMU ITU!" Aku tersenyum tipis. "Bangunlah Elsa," ucapku dengan kelembutan. Elsa Margareth P.O.V "Bangunlah Elsa." Dia memanggilku. Keyno tahu kalau diriku mendengar semua itu. Baiklah, aku akan mencobanya! kedua tanganku bergerak, berenang melewati arus yang sangat besar, sesekali tubuhku terkena sesuatu yang tajam. Tapi, aku tidak akan menyerah! Aku harus kembali. Aku harus mengusirnya! Aku terus berenang. Terus berenang. Senyuman mengembang ketika diriku menemukan sebuah kristal hitam yang ada di bawah air. Sontak, aku langsung mendekatinya dengan cepat. Perlahan-lahan, dengan tenaga yang luar biasa, kupegang kristal itu, lalu kutarik dengan kuat. BLUP! BLUP! BLUP! Air ini menjadi sangat hitam, warna ini membuatku takut. Aku seperti berada dikegelapan yang tidak berujung. Semuanya hitam, gelap dan menakutkan. "Kenapa ini? Aku harus kembali!" Sebuah tangan menepuk pundakku. Siapa yang melakukannya? "Bangunlah, Elsa!" Bukankah itu suara Charlotte Finiggan? "Kami akan menjadi temanmu, Elsa!" Summer Xio? Itu suaranya bukan? "Hey, ayolah? Kau akan tertawa jika berteman denganku? Jadi, mendekatlah pada kami, Elsa," Itu suaranya Villio Finiggan. Sungguh kegelapan ini membuatku tidak mengerti kenapa mereka ada disini. "Kami akan menerimamu, Elsa. Kami tidak peduli dengan kekurangan atau kelebihanmu, karena membuatmu tersenyum, itu sudah cukup bagi kami." Mereka bertiga berkata hal itu secara bersamaan. "Jadi, bangunlah, Elsa Margareth." Keyno? "Miaowww! Miaaowww!" Bahkan, Viniator pun ingin menjadi temanku? Terima kasih. Keyno Margareth P.O.V Perlahan-lahan, aura kegelapan yang menyelimuti tubuh Elsa lenyap, digantikan dengan wajah Elsa yang berkaca-kaca. "Akhirnya kau kembali, Elsa," ucapku dengan senyuman. Elsa terkejut mendengarnya. Dia semakin menjadi mengeluarkan air matanya. Bajunya basah. * * * *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD