8

2732 Words
Akhir pekan merupakan hari yang paling ditunggu oleh setiap orang dari berbagai kalangan kecuali bagi pemuda tampan bersurai hitam itu. Duduk di antara tiga pemuda seumuran dengannya di kafe tempat para remaja hang out, tak membuat akhir pekannya menyenangkan. Ia hanya ingin duduk santai di markas utamanya, bukan di rumah tapi di dalam kamarnya yang nyaman. Apalagi sebentar lagi memasuki cuaca panas yaitu musim kemarau. Berada di kafe di dalam mall besar membuatnya panas dan kegerahan meski ada ac di kafe tersebut. Sudah dua minggu pujaan hati reyhan menjadi guru magangnya dan juga sudah dua minggu pula ia menyatakan perasaan cintanya kepada guru cantiknya. Tapi ia sama sekali belum mendapatkan jawaban apapun atas ungkapan cintanya itu. Padahal ia seharusnya sudah tahu apa yang akan putri jawab atas pernyataan cintanya. reyhan jadi uring - uringan memikirkannya. Galau lagi galau lagi. reyhan hanya ingin jawaban bukan diphpkan seperti itu. "Heh, reyhan. Ku perhatikan belakangan hubunganmu dengan kak putri tidak terlalu dekat," ujar deo. reyhan tak menjawab. "Jangan begitu. Kamu harus lebih giat lagi ngejar dia," sambung danu sebari memainkan game online di ponsel canggihnya. "Jangan bilang kalau kau nyerah?" tanya bayu. Sesekali melirik kepada para pelayan cantik yang lalu lalang melewati meja mereka. "hm. Aku gak akan nyerah. Tidak ada kata menyerah di kamus seorang reyhan," jawab reyhan. Pip. Tiba - tiba ponsel reyhan berbunyi. Ada pesan chat dari seseorang yang tidak ia sangka - sangka. alif putri ? Hei reyhan Sedang apa? Temenin nee ngobrol yuk? aku bosen nih lagi nunggu orang Tanpa pikir panjang, pemuda tampan itu membalas pesan tersebut. reyhan keren ? Lagi kumpul sama teman Emang kamu lagi di mana? alif putri ? Di mall nunggu seseorang Di dekat toko boneka 'Pasti lagi nunggu pria sialan itu,' batin reyhan. Ia sangat kesal. alif putri ? Dia sudah datang Sampi nanti, reyhan "cih! Si k*****t itu malah datang. Kan jadi sebentar chatannya," gumam reyhan menahan api cemburu. danu, bayu dan deo langsung menoleh ke arah reyhan. "Kau kenapa, reyhan? Marah - marah sendiri?" tanya bayu sambil memakan cemilan yang ada di atas meja. "Ah paling juga masalah guru cantik itu," sambung danu tanpa ekspresi apapun. "putri..dia sedang berkencan dengan pria kasar itu di mall ini," jawab reyhan masih menahan emosi. "Ok. Ayo kita ikuti mereka!" ajak deo bangkit dari duduknya. "Heh?!" seru danu dan bayu tak terkecuali reyhan juga terkejut. "Apa yang akan kita lakukan, deo?" tanya bayu ingin tahu. Ia juga bangkit dari duduknya. deo melirik ke arah reyhan yang langsung dibalas oleh anggukan kepala oleh danu dan bayu. Sedangkan reyhan malah diam tanpa mengetahui rencana deo. "Kau ikut saja, reyhan. Siapa akan ada kejadian menarik!" ajak bayu antusias. reyhan pasrah saja. Mungkin ketiga temannya akan pergi ke suatu tempat yang bisa membuatnya tenang dan bahagia. Menghajar orang misalnya. Ia jadi mengingat hal yang tidak menyenangkan. Dipukul oleh pria jelek karena salah paham. Jika bertemu lagi, randa ingin sekali menghajar alam sampai masuk ICU tapi apa putri tidak akan marah padanya? Doakan saja jika alam masuk jurang, terlindas truk atau tenggelam ke dasar laut . Itu bisa saja terjadi. Takdir tidak ada yang tahu. Yang randa tak mau tahu adalah gadis cantik itu harus jadi kekasihnya bila perlu jadi istri sahnya. Khayalan tingkat tinggi. Keempat pemuda tampan itu meninggalkan kafe tempat mereka baru saja berkumpul dan makan. Mereka berjalan tak tentu arah tujuan. Akhirnya deo membagi empat kelompok. Satu kelompok terdiri dari satu orang. Dengan memainkan lirikan mata, ketiga pemuda itu minus reyhan langsung berpencar namun deo mengatakan sesuatu sebelum ia pergi meninggalkan reyhan. "Nanti aku hubungimu, reyhan. Yang lain juga," ucap deo. Mereka bertiga pun menghilang dari penglihatan reyhan . "Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan?" tanya reyhan tanpa mengetahui apapun. reyhan pun berjalan dengan santai. Satu meter dua meter tiga meter hingga sepuluh meter dari tempat ia melangkah. Tampak pemandangan tak enak dipandang bagi pemuda tampan itu. Bagaimana tidak? Dari jarak sekitar empat meter, seorang gadis cantik dengan dress elegan berwarna merah muda tengah bergandengan tangan dengan sosok pria yang menjadi rival reyhan, alex. Bagaikan ditusuk seribu jarum yang ditusukkan tepat di d**a kiri reyhan. Rasanya benar - benar sakit tak tertahankan. Hanya melihat dari jauh bisa membuat pemuda tampan itu kehabisan tenaga reyhan merasakan sakit di d**a kirinya. Sangat sakit. Apa ia terkena serangan jantung? Tidak, tidak boleh. reyhan masih terlalu muda. Biar alex saja yang sakit jantung dan tewas di tempat. reyhan yang akan membawa putri. Pip. Bunyi nada notifikasi pesan menyadarkan reyhan dari lamunannya. 'Jadi..mereka bermaksud untuk membuntuti kencan putriku? Apa mereka tidak tahu betapa sakitnya hatiku saat melihat my princess jalan bareng dengan pria jelek itu?!' batin reyhan kesal beserta kelebayannya. Dengan berat hati pemuda yang sedang dibakar api cemburu itu berjalan mengikuti sepasang muda mudi yang sedang asyik berkencan. reyhan terus mengikuti putri dan alex ke manapun mereka pergi. Kali ini ketiga temannya juga ikut bersamanya. "Psst. Jarang - jarang lho liat reyhan cemburu. Hehe," gumam bayu kepada danu. Ia tersenyum di atas penderitaan orang. "reyhan manusia juga ya. Ia bisa cemburu," sambung danu tanpa ekspresi saat berbicara. Tap tap. Keempat pemuda itu terus membuntuti putri dan alex ke mana pun mereka pergi hingga sepasang kekasih itu berpisah di dekat stasiun. Tidak ada salam ataupun ciuman perpisahan yang terjadi antara putri dan alex. Hanya putri yang melambaikan tangan kepada pemuda itu. Lalu keduanya pun berpisah karena berbeda jalan pulang. reyhan menyeringai bahagia. Awalnya ia berpikir alex akan mencium dahi atau pipi putri. Ternyata tidak sama sekali. Timbul rasa senang di hati. Dadanya yang terasa sakit saat melihat sepasang kekasih bergandengan tangan kini mulai hilang meski masih terasa sakit. Pok. deo menepak bahu reyhan. "Heh, bocah! Kenapa kau diam saja?" tanya deo kepada reyhan. "Hah? Kau juga masih bocah. Kenapa berani memanggilku bocah?!" jawab reyhan sinis karena tak mau disebut bocah. deo menghela nafas, bayu menggaruk kepalanya yang tak gatal sedangkan danu, ia yang masih memiliki naluri sebagai mahluk sosial memberi kode dengan jelas kepada sesosok manusia yang mengaku jenius itu. "Temui gadis pujaanmu. Dia sudah sendiri sekarang. Rumah kalian kan bersebelahan," ujar danu Tanpa pikir panjang karena reyhan pintar, ia bergegas melangkah menemui sang gadis pujaan hati. "Haa... Begitu kalo jadi laki - laki yang hanya bergaul dengan buku dan game," gumam deo. Berjalan berlawanan arah dengan reyhan. "Kalah olehku. Aku saja yang tidak pintar udah pernah 3 kali pacaran meski sekarang lagi jones. Haha," sahut bayu sambil menertawakan dirinya sendiri. "Untung aku sudah tidak jones. neyla mau menjadi pacarku," sambung danu tersenyum tipis dengan wajah merona. Sementara itu, di dekat stasiun seorang pemuda bersurai panjang sedang berjalan mendekati si gadis cantik yang sedang asyik memainkan ponsel pintarnya. "re..reyhan," panggil reyhan dengan suara nyaris tak terdengar tapi gadis cantik yang namanya disebut itu mengalihkan pandangannya dari layar ponsel ke sosok pemuda tampan dengan penampilan yang cukup modis jika dibandingkan dengan kekasihnya. Blush. "re..reyhan? Kau? Sedang apa di sini?" tanya putri terkejut karena bisa bertemu dengan anak bibi tetangganya yang terkenal nolep. "A..aku habis jalan - jalan sama teman - teman sekelas. kau sendiri?" jawab reyhan yang berakhir dengan pertanyaan yang ia sendiri ketahui apa jawabannya. "Kencan," jawab putri sambil tersenyum bahagia. Jleb. Sekarang pedang excalibur yang menancap di d**a kirinya. Sakitnya tuh di sini. Di d**a kiri reyhan. Mendengar kata kencan dengan ekspresi bahagia membuat reyhan patah hati tapi ia tidak mau patah hati. Hanya dirinya saja yang boleh membuat para gadis patah hati. putri tidak boleh melakukan hal itu padanya. "Oh," balas reyhan dengan nada dingin. "Apa kau sudah mau pulang, reyhan?" tanya putri. Kini mereka berjalan bersama. Tepatnya putri berjalan di belakang reyhan yang sedang patah hati. "hm," jawab reyhan jutek. "Ayo kita pulang sama - sama!" ajak putri sambil berjalan menyamakan langkah sempitnya dengan langkah reyhan yang lebar. Mereka pulang berjalan kaki. Keduanya tidak saling mengobrol. putri asyik dengan ponselnya sedangkan randa juga asyik dengan perasaannya sehabis patah hati. 'Apa aku menyerah saja? Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi bagiku,' batin reyhan. Wajahnya pucat seperti mayat hidup. Bahkan ia tidak memedulikan palang pembatas jalan saat kereta melintas dan ia hampir saja menabrak palang tersebut. "reyhan!!" teriak putri sambil menarik tubuh reyhan dan terjatuh mengenai jalan aspal karena berat badan reyhan yang tak mampu putri topang. "Apa yang sedang kau pikirkan, bodoh?!" teriak putri sontak mengejutkan pemuda yang hampir melangkah melewati batas palang kereta. "pu...putri? Kenapa kau berteriak seperti itu? Kayak orang gila saja," tanya reyhan dengan wajah datarnya. "Justru kau yang kayak orang gila! Hanya orang gila yang mau berjalan mendekati kereta yang lagi lewat! Dasar bodoh!!" seru putri sambil berlinang air mata. Entah apa yang gadis cantik itu rasakan hingga air matanya mengalir begitu saja saat melihat murid di sekolahnya hampir celaka. reyhan tersenyum tipis. Kemudian ia mengelap air mata gadis cantik yang di sedang duduk berjongkok di depannya. "Maafkan aku, putri. Aku telah membuatmu khawatir," ucap reyhan lalu memeluk putri dan mengusap punggung gadis itu. 'Tidak mungkin putri mencemaskanku. Mungkin karena aku adalah muridnya ,' batin reyhan. Ia akhirnya menyadari posisinya yang merasakan cinta sepihak. "Jangan hiks seperti tadi lagi, reyhan. Aku tadi hiks takut dan hiks cemas sekali. Bagaimana kalau hiks nyawamu tak tertolong? Aku tidak mau rohmu gentayangan dan menghantuiku karena aku tidak bisa menolongmu! Aku kan takut hantu, reyhan!" seru putri masih berlinang air mata. Tapi terdengar manja di telinga pemuda yang sedang putri peluk. reyhan tersenyum miris. 'Ternyata hanya atas alasan itu saja. Padahal aku mulai berharap. Tapi..sudahlah. Setidaknya putri masih mengkhawatirkanku,' batin reyhan nelangsa. "Sekali lagi, maaf, putri. Aku..tadi melamun. Dadaku sakit jadi..aku tidak bisa fokus berjalan," ujar reyhan gelagapan. Pelukan dari kedua belah pihak sudah terlepas. "Dadamu sakit? Ayo kita ke dokter!" ajak putri dengan polosnya sebari menarik tangan reyhan. Tapi reyhan tak mau bangkit dari duduknya jadilah tubuh putri terjungkir dan menindihi tubuh reyhan. Bibir putri mencium d**a bidang reyhan yang masih tercium parfum khas maskulin. Blush. Wajah gadis cantik itu merona begitu pula reyhan. Keduanya merasa dunia milik mereka berdua. Orang - orang yang berada di sekitar mereka hanya menyewa saja. "re..reyhan..kita..dilihat orang lho..malu.. " gumam putri dengan wajah memerah apalagi tanpa rasa malu pemuda yang badannya ia tindihi malah memeluknya . "Kenapa harus malu? Kita kan tidak melakukan hal yang di luar batas. Hanya berpelukan saja," balas reyhan . Tiba - tiba rasa percaya dirinya naik lagi karena ia merasakan debaran jantung gadis yang ada di atas tubuhnya juga berdebar dengan kencang. 'Apa boleh aku berharap meski hanya 10 % saja?' batin reyhan penuh harap. Akhirnya kedua sejoli yang saling menindihi, bukan. Hanya si gadis yang jatuh menindihi tubuh si pemuda, mengakhiri aktivitas mereka. "Ayo pulang, reyhan!" ajak putri sambil membantu reyhan untuk bangun dari posisi duduknya. reyhan menerima tangan putri dengan senang hati. Kemudian keduanya berjalan menuju matahari terbenam karena letak rumah mereka ke arah barat. Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di depan kediaman mereka. reyhan masuk ke dalam rumahnya sedangkan putri curiga karena reyhan tetangganya yang masih berdiri di luar rumahnya padahal reyhan sendiri sudah minum dan berganti pakaian. Tadi ia mandi pas sampai di rumah. reyhan ke luar dari dalam rumahnya dan berjalan menuju ke pekarangan putri. "putri? Kau sedang apa di luar sana? Kenapa tidak masuk?" tanya reyhan berjalan menghampiri putri yang sedang berdiri di depan rumahnya. "Hehe. Rumah kak sari terkunci. A..aku gak megang kunci cadangan reyhan," jawab putri tertawa kaku dan juga malu atas kecerobohannya yang diketahui oleh reyhan. "hm," balas reyhan tidak jelas. "putri" tambah reyhan dengan ekspresi yang menyebalkan dan putri ingin sekali menampar wajah datar reyhan nolepnya dengan sneakers yang sedang ia pakai. Tiba - tiba. Kruyuk. Wajah putri memerah dan malu. Perutnya berbunyi karena ia belum makan apa - apa setelah makan siang dengan kekasihnya. reyhan tersenyum tipis. "Ayo!" ajak reyhan sambil melangkah meninggalkan putri di belakang. "Ke mana? Rumah makan? Toko kue?" tanya putri sontak membuat reyhah menepak jidat. Seorang gadis ceroboh dan doyan makan bisa menjadi guru dan ia juga naksir berat padamya. "Tentu saja ke rumahku, dodol," jawab reyhan menghentikan langkah kakinya sambil melirik ke belakang tempat putri berada. ? "Aku punya nama ya bukan dodol, donat?!" seru putri tak terima disebut dodol. Ia mengikuti langkah reyhan menuju ke dalam kediaman sutomo. putri masuk setelah reyhan masuk terlebih dulu. "Permisi, aunty," ucap putri sambil membuka sneakers yang ia pakai diganti dengan sandal rumah milik keluarga reyhan "bunda tidak ada. bunda sedang pergi ke rumah nenek dengan ayah," ujar reyhan. Berjalan santai. "kak radit juga?" tanya putri. Berjalan di belakang reyhan. "Aku tidak tahu kak radit ke mana. Aku kan bukan pengasuhnya," jawab reyhan jutek. "Oh," balas putri beroh saja. reyhan dan putri berjalan ke dapur untuk mencari makanan. randa membuka kulkas dan mengambil nugget ayam dan menyerahkannya kepada putri. "Buat apa?" beo putri. "Makan," jawab reyhan masih dengan nada dingin. "Masih mentah, reyhan," balas putri sedikit manja. reyhan memalingkan wajahnya seraya berkata, "goreng sendiri. Sekalian tolong gorengin nuggetnya buat aku makan. Nasi masih ada di rice cooker." "Ok, reyhan. Kamu tunggu ya sambil nonton tv. Duduk saja yang manis. Biar aku yang masak," sahut putri tersenyum lebar. "hm. Jangan lama - lama. Hanya menggoreng nugget kan," gumam reyhan. Ia pun meninggalkan selfi di dapur seorang diri. "Saatnya beraksi!" seru putri memulai aksi memasaknya. reyhan duduk di sofa sambil menonton acara sore mengenai hubungan gelap atau perselingkuhan. Chanel diganti. Acara lain juga tidak menarik. Akhirnya randa malah menonton berita kasus pembunuhan. Daripada nonton acara tv yang tidak jelas dan tidak berfaedah. Sepuluh menit kemudian. putri memanggil randa untuk makan. reyhan pun melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan. Taraa. Bukan hanya nugget yang putri hidangkan melainkan ada sup ayam kesukaan reyhan. Setelah mencuci tangan, reyhan pun duduk di tempat makan. putri yang mengambilkan nasi untuk reyhan dan juga supnya. "Silakan dimakan, reyhan," ucap putri tersenyum tulus. Ia ingin tahu rasa masakannya. "makasih," ucap reyhan seperti tidak nafsu makan jika dilihat dari ekspresi wajahnya yang datar. putri memandang reyhan dengan penuh harap dan mata berbinar - binar. "Bagaimana? Enak tidak?" tanya putri penasaran. "hm. Lumayan," jawab reyhan "Cuma lumayan?" beo putri tak percaya. "Lagi!" pinta reyhan menyerahkan piring kosongnya untuk diisi nasi lagi. "Huh! Katamu cuma lumayan. Dasar," umpat putri kesal terhadap reyhan. reyhan menyeringai. ' kau harus jadi istriku. Harus!' batin reyhan mutlak. Ia memerhatikan putri dari atas kepala hingga ujung kaki. Tubuh putri memang pendek tapi cukup berisi di bagian tubuhnya yang kembar atas bawah. "Ini. Habiskan. Aku juga mau makan," sahut putri sambil memberikan sepiring nasi kepada reyhan. Pasangan reyhan putri pun makan tanpa disertai acara debat karena orang yang selalu banyak bicara sedang sibuk dengan makanannya. Setelah acara makan malam selesai, reyhan mandi lalu putri membereskan bekas makan malam. reyhan termenung saat berada di dalam kamar mandi. 's**t. putri terlalu sempurna untuk pria berengsek itu! Aku harus bagaimana?! Ukh!!' batin reyhan bergejolak. Bagaikan berjuang antara hidup dan mati. Ritual membersihkan diri pun selesai. reyhan ke luar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang menutupi pinggang sampai lututnya saja sehingga bagian dadanya yang bidang dan sixpack bisa terlihat begitu jelas. "reyhan,aku pinjam kamarmu ya nih aku mau ganti baju "? ujar putri kepada reyhan " hm,oke cantik "? putri pun pergi setelah mendapatkan izin dari reyhan sedangkan reyhan memilih duduk sembari nonton tv ditemanin cemilan krupuk bawang buatan putri tadi. " hm,mungkin putri sudah ganti baju aku juga harus ganti baju "? reyhan pun berjalan menuju kamar miliknya.saat membuka pintu matanya terbelak melihat penampilan putri yang mengenakan piyama berlengan panjangn berwarna hijau dengan rambut diikat sanggul. ' cantik ' puji reyhan reyhan menghampiri putri dan memegang kedua bahu putri,perlahan wajah mereka semakin dekat.bibir mereka beberapa cinti lagi akan bertemu namun saat bibir keduanya. ' kenapa bibir putri kasar sekali ', batin randa sedangkan putri terdiam di samping sari.sari menyuruh putri untuk diam. karena penasaran reyhan pun perlahan membuka matanya, dan " uhukkkk hoek hoek " reyhan terbatuk-batuk saat menyadari yang ia cium bukan bibir calon istrinya tapi malah sandal milik sari yang penuh tanah itu " gimana,reyhan? enak tidak sandal aku "? cibir sari " hm" ujar reyhan dingin sedangkan putri hanya terdiam walau ia saat ini mau ketawa tapi ia tahan. " ketawa saja,kalau mau,dodol "? ujar reyhan dingin " ehmmm....ehmmm....hahahaha!!?? maaf reyhan "? putri pun tertawa sembari memegang perutnya, reyhan yang melihat tawa putri pun juga tersenyum. " ada apa nih,kok kaya seru banget ya ", ucap radit yang baru muncul sari pun mendekati radit dan membisikkan sesuatu nampak wajah radit seakan ingin tertawa setelah mendengar penjelasan sari. radit menepuk pundak adiknya " gimana dek rasanya mencium sandal?! enak tidak?"ejek radit reyhan menatap sinis ke arah radit. radit ,sari dan putri pun tertawa bersamaan tidak mempedulikan reyhan yang menatap ketiganya dengan tatapan tajam. BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD