bc

Dijual Suami Dibeli Hot Duda

book_age18+
1.1K
FOLLOW
11.6K
READ
billionaire
HE
age gap
powerful
heir/heiress
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Baru 1 minggu menjadi istri, Shanaya malah dijual oleh suaminya yang terlilit hutang karena ketagihan judi online. Di malam ia akan diserahkan pada seorang pejabat nakal yang akan membelinya, Shanaya melarikan diri dan dipertemukan dengan seorang pria dingin berstatus duda bernama Davindra Adinegara.Merasa kasihan dengan nasib malang Shanaya, Davin pun membeli Shanaya dengan harga lebih tinggi. Bagaimana nasib Shanaya setelah dijual suami dan dibeli oleh seorang hot duda?

chap-preview
Free preview
Dijual 500jt, Dibeli 1 Miliyar
Perasaan Shanaya benar-benar kacau saat suaminya menyeretnya ke sebuah kamar hotel. Di dalam kamar itu ada seorang pria tua bergaya perlente yang hanya memakai bathrobes. "Masuklah, Galih!" ujar pria tua itu. "Apa itu barangnya? Real pict ternyata," ucap pria itu lagi sambil menatap Shanaya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. "Mas! Apa-apaan ini? Maksudnya apa?" protes Shanaya sambil berusaha menghempas tangan suaminya, Galih. "Diam! Turuti saja aku! Aku ini suami kamu! Kamu harus mematuhi aku kalo nggak mau dicap sebagai istri durhaka!" kecam Galih, dia mencengkram tangan Shanaya kuat-kuat. "Aku akan menurut untuk hal-hal yang baik! Bukan untuk hal gila kayak gini, Mas!" "Diam! Jangan gagalkan rencanaku, Naya!" "Tapi, Mas ...." Pria tua itu hanya senyum-senyum menatap sosok Shanaya yang begitu cantik dan seksi dalam balutan mini dress berwarna merah menyala. Pria itu tak mempedulikan walaupun Shanaya terlihat protes dan tidak siap untuk dibeli olehnya. "Sudahi perdebatan kalian! Apa aku sudah boleh mencicipi barang daganganmu, Galih?" seru Handoko, itu lah nama pria tua itu. "Tentu saja, Pak. Tapi saya minta cek saya sekarang," pinta Galih. "Itu soal gampang. Tapi saya ingin jaminan! Saya akan membayar separuhnya dulu, separuhnya lagi akan saya bayarkan besok pagi, itu pun kalau benar kalau istrimu ini masih perawan!" "Aman, Pak. Masih perawan kok, saya berani jamin. Shanaya ini gadis baik-baik, saya belum pernah menjamahnya sama sekali!" Hati Shanaya benar-benar hancur! Ia hanya bisa menangis dan sungguh ia tak menyangka kalau suaminya begitu tega menjual dirinya pada tuan Handoko. "Ini cekmu!" Handoko menyerahkan selembar cek senilai 300 juta pada Galih, mata Galih langsung jelalatan. "Ini baru separuhnya 'kan, Pak? Besok pagi saya akan mendapat sisanya, benar begitu 'kan, Pak?" tanya Galih dengan mata jelalatan seperti anjing yang sedang kelaparan. "Ya! 200 juta lagi akan saya transfer langsung ke rekening kamu, setelah saya selesai menikmati istri cantikmu ini!" ujar Handoko dan berulang kali ia melumat bibirnya untuk menggoda Shanaya. Menjijikan! Benar-benar menjijikan! Aku harus segera pergi dari dua pria menjijikan ini! Shanaya sedang mencari cara untuk bisa melarikan diri. Shanaya tak ingin tubuhnya disentuh oleh Handoko, oleh Galih pun tidak lagi! Setelah malam ini, Shanaya akan langsung minta cerai pada Galih! "Siap, Pak! Saya jamin, Pak Handoko akan ketagihan dengan istri saya. Dia merawat dirinya dengan sangat baik dan Anda lah yang beruntung karena akan jadi yang pertama merenggut kesuciannya," ucap Galih sambil tersenyum licik ke arah Shanaya. Shanaya semakin benci! "Dilihat dari sini saja, istrimu ini memang terlihat sangat legit! Sepertinya kamu harus merelakan dia menjadi sugar baby saya!" "Silakan, Pak. Asal ada pemasukan aja, bisa diatur kok, Pak!" "Ha ha, Dasar kau suami somplak, Galih!" Shanaya semakin tak tahan. Dia tak bisa diam lebih lama lagi. Shanaya sedang mencari kesempatan untuk melepaskan diri. Shanaya melirik ke arah pintu yang berjarak sekitar 5 meter dari tempatnya berdiri sekarang. Sekarang, Shanaya! Ayo sekarang! Larilah! Batin dan otak Shanaya terus mendorong raga Shanaya untuk segera bergerak melepaskan diri ketika Galih dan Handoko sedang menyelesaikan transaksi. Kebetulan, Handoko juga sedang tidak dikawal oleh ajudannya, ini menjadi kesempatan yang terbuka untuk Shanaya melarikan diri. "Hey, Naya! Baik-baik pada Pak Handoko! Kalo kamu berhasil memuaskan dia, dia bisa membelikan barang-barang mahal buat kamu!" ucap Galih dengan entengnya tanpa mempedulikan perasaan dan martabat istrinya sendiri. "Sialan kamu, Mas!" desis Shanaya dengan tatapan penuh kebencian. Perlahan-lahan Shanaya menggeser langkahnya, merenggangkan jarak dengan Galih yang masih memandangi cek 300 juta miliknya. "Kemari lah, sayang." Handoko pengulurkan tangan ke arah Shanaya yang sedang menguatkan kaki-kakinya untuk mulai berlari. "Selamat bersenang-senang, Shanaya!" ujar Galih masih dengan senyum licik yang memuakan. "Sini! Jangan malu-malu, biar saya ajarkan cara memuaskan suamimu nanti!" ujar Handoko lagi dengan ujaran-ujaran nakalnya. "Najis!" seru Shanaya lalu dengan hati yang yakin ia mempercepat pergerakan dengan berlari ke arah pintu di saat Galih sedang lengah. "Hey, Shanaya!" Galih sampai panik dibuatnya. "Sial! Kejar dan tangkap dia, Galih!" perintah Handoko yang juga auto murka dengan kaburnya Shanaya. "Awas kamu, Shanaya! Jangan macam-macam denganku!" seru Galih sehingga membuat kegaduhan di lorong yang cukup sepi itu. Shanaya mengerahkan seluruh kekuatannya untuk segera meraih pintu lift yang sedang terbuka. Ya! Kebetulan pintu lift sedang terbuka dengan seorang pria tampan di dalamnya yang keheranan melihat seorang perempuan seksi berlari dengan susah payah dikejar oleh pria urakan di belakangnya. "Tunggu dulu, Pak! Tahan pintunya! Biarkan saya masuk!" seru Shanaya pada pria yang ada di dalam lift. Ketika pintu hampir tertutup, pria itu menahan tombolnya agar Shanaya bisa masuk dan Galih yang tertinggal sekitar 5 langkah dari Shanaya hanya bisa menggerutu sebab pintunya tertutup sebelum ia sempat menyusul masuk. "Argghh, s**t! Awas, Shanaya! Kamu cari gara-gara denganku! Berani-beraninya kamu!" gerutu Galih yang benar-benar kesal dan marah di momen itu. Shanaya bersandar pada dinding kabin lift sambil terengah-engah. Dia berusaha untuk mengatur nafas tapi tetap saja rasanya sesak sekali. Shanaya menangis dan sungguh ia sangat membenci malam ini. Pria yang berada di dalam lift bersama Shanaya merasa ada yang tidak beres. Walaupun dia adalah seorang pria yang dingin, tapi pria itu tak punya alasan untuk mengabaikan Shanaya. "Melarikan diri dari siapa?" tanya pria berusia matang itu. Shanaya melirik dan baru sadar kalau saat ini ia terjebak dengan pria gagah nan tampan yang telah menjadi saksi aksi kejar-kejaran dengan Galih beberapa saat lalu. "Suami saya," jawab Shanaya sambil menundukkan pandangan karena malu. "Masalahnya?" tanya pria itu lagi. Shanaya sedikit terisak, pria itu tetap memperhatikan. "Dia hendak menjual saya. Dia membawa saya ke hotel ini untuk diserahkan pada seorang g***n," ungkap Shanaya. Pria itu menunjukkan respon yang biasa-biasa saja, tapi di balik sikap dinginnya sepertinya dia memiliki penilaian terhadap Shanaya. "Maaf kalau sudah membuat Anda merasa tidak nyaman dan terima kasih karena sudah menyelamatkan saya dari kejaran suami saya," ucap Shanaya lalu perlahan menghapus air matanya. Pria itu kembali bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Pria itu sama sekali tidak terdistraksi walaupun terkurung bersama wanita cantik berpakaian seksi, justru Shanaya sendiri yang merasa tidak nyaman dengan situasi itu. Dilihat dari penampilan dan gesturnya, sepertinya pria itu adalah sosok pria yang memiliki power. Selamat 8 menit ada bersama di dalam kabin lift yang sama, tidak ada interaksi apa pun lagi di antara mereka. Tapi entah kenapa, Shanaya merasa aman berada di dalam lift itu bersama si pria dingin yang bahkan tak sedikit pun memperhatikan kemolekan tubuh Shanaya, tidak walaupun dengan sudut matanya. Mereka sampai di lantai dasar hotel, pria itu menoleh dan mempersilakan Shanaya untuk keluar lebih dulu, tatapannya tetap dingin dan membuat hati Shanaya merasa berdebar-debar. "Silakan," ucap pria itu dengan gentle. "Te-terima kasih banyak, Pak." Shanaya sampai terbata-bata dibuatnya. Shanaya melangkah keluar lebih dulu, lalu pria itu kemudian. Shanaya kini kebingungan, dia tak tahu harus ke mana sekarang? Pasti Galih juga sedang berupaya untuk mengejarnya. "Hey, Naya!" Benar saja! Entah bagaimana bisa Galih juga tiba di lantai dasar hotel hampir berbarengan dengan Shanaya, sepertinya Galih menumpang pada kabin lift sebelahnya. Galih begitu murka dan seperti singa lapar yang siap untuk melahap Shanaya hidup-hidup. Shanaya ketakutan dan dia bersembunyi di balik tubuh besar pria dingin itu, ia bersikap sigap walau tanpa diminta oleh Shanaya. "Berani-beraninya kamu," kecam Galih sambil berusaha menarik tangan Shanaya tapi tidak semudah itu! Pria itu pasang badan untuk menghadang Galih. "Anda siapa? Jangan halang-halangi saya untuk membawa istri saya!" ucap Galih sok berani. "Membawa untuk dijual?" sindirnya dengan tatap mata penuh kebencian pada Galih. "Anda tahu apa? Ini bukan urusan Anda! Hey, Shanaya! Sini kamu!" "Kita cerai aja, Mas! Aku nggak mau jadi istri kamu lagi!" ujar Shanaya. "Berani-beraninya kamu!" Galih mencoba mengintimidasi. "Ceraikan dia!" ujar pria itu. "Heh, memangnya Anda siapa? Kok ngatur? Anda itu orang asing, tidak tahu apa urusan kami!" sahut Galih masih dengan gaya songongnya. "Berapa harga yang kamu tawarkan pada g***n di Lantai 15?" tanyanya tetap bersikap tenang agar tidak terprovokasi. "Apa maksud Anda? Istri saya bilang apa? Jangan percaya dengan celotehannya!" sanggah Galih. Pria itu menoleh pada Shanaya yang bersembunyi ketakutan di balik punggung kokohnya. "Berapa harga yang dia tawarkan?" tanyanya sehingga membuat Shanaya semakin gugup. "500 juta, Pak." Shanaya menjawab dengan suara gemetar. "Hey, Shanaya! Bisa-bisanya kamu mengarang cerita pada orang asing ini, huh? Awas kamu!" ancam Galih, matanya melotot dan berapi-api karena kesal dengam Shanaya. "500 juta ya?" Pria itu tetap menghadang, "Lepaskan dia, saya akan membayarnya seharga 1 Miliyar!" Galih semakin melotot! Matanya terbeliak ketika pria itu tiba-tiba menawar Shanaya dengan harga lebih tinggi dari yang ia dapatkan dari tuan Handoko. Jangankan Galih, Shanaya pun ikut terbelakak kaget dengan keputusan sang pria dingin. "Kenapa diam saja? Sulit untuk menolak 'kan?" tanyanya dengan senyum sinis pada Galih. Bagaimana bisa Galih menolak tawaran uang senilai 1 Miliyar? Bisa kaya mendadak dan tentu saja bisa membayar hutang yang melilit selama ini. "Cepat putuskan! Waktu untuk memutuskan kurang dari 30 detik!" desaknya. "Maaf aku tak bisa menolak uang 1 Miliyar, Naya! Tapi setidaknya kamu dibeli oleh pria tampan dan gagah, bukan tua bangka seperti Pak Handoko, maaf sekali lagi ya," ucap Galih yang perlahan-lahan mulai melunak. Shanaya tidak menukas dan hatinya masih terasa sakit dan jiwanya juga masih terguncang karena ia dijual oleh suaminya sendiri. "Oke, Bung! Deal, saya akan melepaskan Shanaya untuk uang 1 Miliyar yang anda tawarkan!" putuskan Galih.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.7K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.6K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook