Noid 2

1354 Words
Para Squinoid yang baru saja lahir itu duduk di sofa kamar Yunki. Di sana semua memerhatikan dengan bingung. Bagaimana bisa sebuah boneka squizy bisa berubah menjadi seorang gadis dalam waktu semalam? "Apa kamu sudah menghubungi Soogi Noona* Tae?" tanya Jimmy pada Tae. (Noona= kakak perempuan. Jika yang memanggil adalah adik laki-laki.) Tae mengangguk, ia telah menghubungi Soogi setelah Jimmy memintanya tadi. "Aku juga sudah menghubungi Reya. Juga memintanya membawa pakaian untuk mereka," tutur Yunki seraya menggerakkan kepalanya ke arah para Squinoid itu. "Ibu," panggil gadis berambut pink, dia adalah Squinoid tipe JP13-001 warna merah muda. Tangannya ingin menggapai Yunki dan Seojin. "Tetap di sana,” tegas Yunki seraya sedikit menjauh. Gadis itu menaikan bibir bawahnya terlihat akan menangis. "Aku rasa ia mengira kamu ibunya Hyeong*," ujar Namjun setelah melihat apa yang dilakukan Squinoid itu. "Kalau begitu ia juga mengira aku adalah ibunya?" tanya Tae, seraya menunjuk gadis squinoid lain berambut abu-abu, Ia adalah Squinoid tipe JP13-001 warna abu-abu. Namjun mengangguk membenarkan pertanyaan dari Taeate. Sementara Hoseok sedari tadi hanya tersenyum melihat para gadis yang kini telah tertutup kain tubuhnya. "Hentikan tatapan mesummu pada anakku," kata Yunki kesal. Sesaat kemudian ia memukul bibirnya sendiri. Meruntuki ucapannya barusan karena, seolah membenarkan bahwa ia adalah ibu dari salah satu gadis itu. Jin menatap dengan terkejut. “Wah, Yunki-ya?” "Itu karena ia terus memanggilku ibu," ucap Yunki sambil menggaruk kepalanya. Ting tong! Bel di dorm berbunyi, Jimmy berlari kecil membukakan pintu. Sepertinya Reya atau Soogi yang datang. Tidak lama Jimin berjalan masuk bersama Reya dan Soogi. Mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini. Dua orang gadis kembar yang menatap dengan tatapan nanar yang polos. Soogi jelas menatap Tae yang kini menggelengkan tangan dengan yakin. Lalu Reya menatap Yunki dan Jimmy. Keduanya menggerakkan tangannya karena memang ini tak seperti apa yang dipikirkan Reya. "Akan kuadukan pada ibumu,” ancam Soogi. "Noona ini tak seperti yang kalian pikirkan,” jelas Tae. Soogi tanpa basa-basi memukul kepala Tae. Gadis berambut abu-abu bergerak cepat kemudian mendorong Soogi. Soogi terdorong ke belakang. Beruntung Jeon-gu berhasil menahannya hingga tak terjatuh. Gadis itu kemudian bergerak memeluk Tae. Saat itu selimut yang ia kenakan terbuka. "Omo!!" Pekik member BTL bersamaan. (omo= ya tuhan/ ya ampun.) Semua memalingkan wajahnya. Heosok menutup wajah dengan jarinya yang sengaja ia buka. Tentu saja itu hal yang sia-sia. Sementara Jeon-gu jelas kaget dengan apa yang ia lihat saat ini. Matanya membesar lalu Soogi menutup mata Jeon-gu, Reya mendorong yang lain untuk segera keluar, dan menarik squinoid abu-abu agar melepaskan pelukannya dari Taetae. Yunki juga memukul kepala Heosok. Segera mendorong sahabatnya itu mengajaknya untuk keluar dari sana Reya setengah berlari mendekati gadis berambut abu-abu itu dan menutup kembali gadis itu dengan selimut dan berusaha menariknya menjauh dari Tae. Reya kemudian mendudukkan kembali gadis itu ke sofa. "Ekhm." Seolah ada sesuatu yang menggelitik Taetae membuat ia berkali-kali berdeham. Reya berdiri di samping Yunki sejujurnya ia bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Hanya saja melihat reaksi yang lain sepertinya semua yang ada di sini sama tak mengikutinya. "Ibuuuu," panggil gadis berambut pink pada Yunki. "Dia manggil kamu ibu?" tanya Reya. Yunki mengangguk, ia tak bisa menjelaskan apapun. "Pinjami aku pakaianmu dulu." Reya meminta, tak mungkin dua gadis squinoid itu tak mengenakan apapun hari ini. Si pucat itu mengangguk lalu berjalan masuk untuk mengambil pakaian miliknya. Ia mengeluarkan 2 t-shirt dan meletakkan ke atas tempat tidur sebelum akhirnya berjalan ke luar dari kamar. Saat Reya dan Soogi tengah berada di kamar Yunki untuk memantaskan kedua squinoid itu di depan ke tujuh pria nanti, semua member berada di ruang tengah membicarakan apa yang sebenarnya yang terjadi dan tentu saja Yunki dan Tae yang harus memberi penjelasan. Karena mereka yang membawa kedua squinoid ke dorm. "Memang di luar kemasan ada peringatan tentang merawat. Hanya saja aku tak mengira boneka sekecil itu bisa menjadi sebesar manusia." Yunki berucap sambil menunjukkan ibu jarinya. Tentu saja ia heran boneka kecil dalam telur yang hanya sebesar ibu jari kemudian tubuh menjadi seorang gadis dewasa. "Sebelumnya apa yang kau lakukan Hyung? Apa kau menekan tombol atau melakukan prosedur dalam kotak?" tanya Namjun. "Aku menekan tombol keras dalam telur dan membuka tutup. Hanya itu," jawab Yunki diikuti anggukan Taetae karena ia juga melakukan hal yang sama. "Jadi mungkin saja karena itu mereka memanggil Tae dan Yunki Hyunng ibu?" Jimin mencoba menerka apa yang terjadi. "Ah, ini aneh sekali." Seojin bergumam ia tak bisa memikirkan apapun. Baginya semua yang terjadi berada di luar nalar. Tak lama kedua squinoid keluar bersama Reya dan Soogi. Kemudian mereka duduk bersama di ruang tengah. Setidaknya ketujuh pria itu tak sebingung tadi. Intinya kedua gadis itu adalah hadil dari Squzy boneka yang dibawa Taetae dan Yunki. Semua diam sesaat mengagumi dan juga heran dengan gadis-gadis yang ada di hadapan mereka. Tentu saja semua masih nampak asing dengan prosedur pembuatan manusia manipulasi. Kedua gadis itu adalah hasil percobaan pertama Jepang yang belum sempat diuji. "Baiklah, lebih baik kita berhenti memikirkan darimana mereka berasal dan mulai menamai mereka." Seojin membuka pembicaraan setelah hening sesaat. "Beri nama Grey." Heosok menunjuk Squinoid grey, yang memiliki warna rambut abu-abu. "Lalu Pink." Ia kemudian menunjuk squinoid pink si pemilik rambut pink dengan wajah lebih ceria. "Beri nama yang lebih merakyat. Jangan terlalu barat," protes Yunki. Krrukkk krrukk. Semua menoleh pada kedua gadis yang kini kelaparan setelah proses pertumbuhan mereka yang terjadi kurang dari delapan jam. Dengan tatapan berbinar menatap yang lain. Tatapan sendu akibat lapar yang dirasakan. "Kalian pikirkan namanya. Aku dan Reya akan memasak untuk kalian," ucap Soogi kemudian berjalan ke dapur bersama Reya. Langkahnya terhenti di depan Taetae yang masih terdiam setelah berpelukan dengan gadis berambut abu-abu itu. Soogi menggeleng menatap Taetae yang bahkan wajahnya memerah "Ckckck, nafsumu naik hanya dengan sebuah pelukan?" ledek Soogi. "Ah? ti-tidak tentu saja tidak!" elak Tae. Soogi berjalan ke dapur menyusul Reya yang telah lebih dulu berada di sana. Taetae memilih berjalan ke dapur menyusul Soogi. Tapi langkahnya terhenti saat teriakan squinoid grey. "Ibuuuuu." Ia menghentikan langkahnya. "Aigo anakku," ucap Tae kesal. Membuat soogi dan Reya menahan tawa akibat reaksi Tae barusan. **** Sudah hampir setengah jam tapi, mereka masih saja belum menemukan nama yang tepat. saling berdebat dalam memberikan saran. Saat itu Reya berjalan mendekati ke dua gadis itu dan memberikan masing-masing s**u kotak. Keduanya bingung tak tau bagaimana cara untuk meminum s**u kotak yang diberikan Reya. Reya menusukkan sedotan pada kotak s**u dan menyerahkan pada keduanya. "Pintar," ucapnya sambil mengusap kepala gadis-gadis itu bergantian. Yunki dan Jimmy menatap gadis itu tanpa sadar senyum singkat terulas di bibir keduanya. Reya lalu menatap ke arah yang lain. Membuat Yunki bergerak kikuk dan mencoba kembali menatap dengan serius. "Aku dan Soogi eonni telah memikirkan nama untuk mereka," ucap Reya. "Siapa nama untuk mereka Noona?" tanya Yunki. "Min Bonbon dan Kim Bongbong." Gadis itu menjawab cepat. "Baiklah aku rasa itu yang paling tepat. Ayo kita makan!" Yunki menyetujui. Sejujurnya ia sudah lelah sejak tadi berdebat perihal nama. Semua mengangguk setuju. Setelahnya, berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Sudah menuju siang hanya saja mereka belum memakan apapun karena sibuk dengan kegiatan mencari nama. Sementara para pria makan Soogi dan Reya sengaja menyuapi Bonbon squinoid pink anak dari Yunki. dan Bongbong Squinois grey anak dari Taetae. "Ini aneh kan?" tanya Soogi. Reya mengangguk. "Tapi, aku yakin mereka sama sekali tak berbohong. Semua memang membingungkan sekali. Soogi mencoba menyuapi Bongbong tapi ia menolak. Gadis itu lalu menatap Soogi dengan kesal. "Apa ia marah?" tanya Soogi. "Aku rasa ia masih kesal karena kau tadi memukul kepala Tae, Kak." Bongbong malah mengalihkan pandangannya pada Reya dan membuka mulutnya. Reya menyuapinya, ia kemudian tersenyum. Senyum pertama Bongbong. Soogi menyerahkan piring pada Reya. "Aku rasa mereka lebih memilihmu," ucap Soogi senang. "Aku harus menjemput anakku, kau tak apa-apa kan jika aku tinggal di sini?" tanya Soogi khawatir. "Tak masalah, Kak," jawab Reya. Soogi berjalan ke ruang makan meninggalkan Reya yang masih sibuk dengan kegiatannya menyuapi gadis-gadis squinoid. "Aku harus menjemput Jijji. Aku duluan ya?" "Biar aku antar Noon?" Taete menawarkan diri seraya meneguk air menyudahi santap paginya. Soogi menggeleng. "Tidak, kau lebih baik di sini dan urus anakmu," cegah Soogi yang terdengar seperti sebuah cemoohan. "Aish," kesal Tae. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD