Part 10 Penjelasan

1009 Words
Kiandra meneguk salivanya, film di hadapannya tidak bisa membuat dia melupakan memori dalam pikirannya, dia teringat jelas bagaimana Davon dengan gadis yang tidak dia kenal itu berciuman sangat dalam. Wajah Kiandra memerah karena panas, entah kenapa ada perasana berdesir yang belum pernah dia rasakan, dia menjadi bertanya-tanya, bagaimana rasanya ciuman itu? Baru kali ini Kiandra melihat ciuman secara langsung. Setelah pulang, Kiandra masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap. Rumahnya nampak kosong dan gelap, itu artinya ayah dan ibunya mungkin sudah tidur. Baru saja Kiandra hendak naik ke atas, tiba-tiba lampu ruangan menyala. "Kamu darimana aja Kiandra?" ucap Abimanyu dengan tegas menatap putrinya. "Paling clubbing," sahut Reno cuek sembari tertawa mengejek adiknya. "Ih emang lo apa! Gue masih virgin tau!" bentak Kiandra. "Loh emangnya kalau keluar dari clubbing, lo harus enggak virgin lagi? Hahaha polos banget sih lo!" ucap Reno. "Reno! Kamu kenapa sih ngajarin adek kamu yang enggak bener. Sana masuk ke kamar!" bentak Abimanyu. Kiandra juga ikut berbalik, menaiki tangga lagi, namun ayahnya memanggilnya. "Cuma Reno. Kiandra, sini kamu." Kiandra menggigit bibirnya, dia menjadi takut kalau ayahnya sudah begini. "Duduk." Kiandra mengangguk pelan menuruti permintaan ayahnya dan duduk bersebrangan dengab ayahnya. "Kamu tau ini jam berapa? Kenapa kamu pulang malam?" tanya Abimanyu dengan tatapan tajam. Kiandra tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya. "Jam satu malam, tapi aku enggak kemana-mana, abis nonton sama Aurel, trus aku ketiduran di rumahnya." Abimanyu menghela nafas lega, ternyata Kiandra hanya bermain di rumah Aurel. "Lain kali kabari ya. Kalau mau nginap di rumah Aurel juga boleh, tapi jangan lupa telfon dulu. Yasudah kamu tidur lagi," ucap Abimanyu. Kiandra tersenyum lalu kembali naik keatas. Dia menatap langit-langit kamarnya, ada banyak tempelan bintang berwarna di sana, dia jadi merasa dejavu sekaligus senang akhirnya kembali ke kamar lamanya. Sebelum matanya terpejam, dia teringat semua kejadian di sekolah, Davon, Lisa, Aurel, semua teman-temannya. Besok adalah hal penting bagi Kiandra, dia akan kembali masuk ke dalam tim basket. Kian sangat menyukai basket, di kamarnya bahkan ada poster Kobe Bryan. Bintang terkenal di dunia basket. Kian memejamkan matanya, namun sebuah notifikasi pesan di handphonenya membuat dia membuka matanya. Pesan dari Lisa, entah darimana Lisa mendapatkan nomor barunya. 'MENDING LO GAUSAH LATIHAN BESOK! DASAR PEREBUT!' Kiandra hanya tersenyum miring membaca pesan dari Lisa, dia yakin pesan itu adalah pesan dari Lisa. Kiandra tak membalasnya, dia meletakkan handphonenya kembali lalu memejamkan matanya, masa bodoh dengan ancaman Lisa, pikir Kiandra. Esok paginya, Kiandra terbangun dengan perut keram, dia merasa kesakitan tetapi rasa nyeri karena datang bulan ini tidak membuatnya menyerah dengan latihan basket hari ini. Kiandra segera bangun dan mandi lalu bersiap berangkat sekolah. “Lo kenapa Ki?” tanya Aurel sembari memakan biskuit coklat di hadapannya. Dia menawari biskuit coklat kepada Kiandra, tetapi gadis itu menolak. Tak lama Davon datang dan duduk di depan Kiandra. Melihat wajah Davon, dia menjadi ingat bagaimana ciuman yang dia lihat. “Rel, lo pernah kiss?” tanya Kiandra yang membuat Aurel tersedak. “Kiss? Apaan? Ciuman? Mouth to mouth? Sama cowok? Yang bener aja lo, ya enggaklah, gue kan suci. Kenapa lo tanya begitu?” tanya Aurel menatap wajah Kiandra heran. “Gue cuma penasaran aja, kenapa semua orang terobsesi sama kissing? Emang enak?” tanya Kiandra. Pertanyaan Kiandra membuat Davon tersenyum ringan, dia yakin jika Kiandra pasti melihatnya ciuman dengan Clarita kemarin. Aurel hanya menggeleng melihat Kiandra, dia tidak tau kenapa hal seperti itu Kiandra pertanyakan, antara polos atau memang penasaran. Ekspresi Kiandra terlihat sangat lucu. Kiandra menguap saat bel mulai berbunyi, Aurel sudah berusaha mencegahnya untuk tidak tidur, namun sayangnya gadis itu marah kalau Aurel mencegahnya. Kiandra memulai menangkup wajahnya dan tidur sembari duduk. Guru Kimia mereka datang, sosok lelaki yang sangat terkenal killer. Kiandra lupa tidak mengecek jadwal, kali ini dia tidak akan bisa lolos dari guru Kimia. “Siapa itu yang main handphone?” ucap pak Atim melirik Davon. Dia sedang memainkan mobile legends sampai tidak sadar pak Atim memanggilnya. Teman sebangkunya menyenggol lengan Davon, memperingatkan dia. “Sssst, apasih?” ucap Davon. Dia sangat kesal karena permainannya terganggu. “YEAH DOUBLE KILL!! TRIPLE KILL! LEGENDARY!” bentak pak Atim memandang Davon sembari berkacak pinggang di depannya. Davon kaget dan meletakkan handphonenya. “Pa-pak? Aduh maaf Pak, saya enggak tahu ...,” ucap Davon terpotong. “KELUAR! BERSIHIN GUDANG BELAKANG SAMPAI KINCLONG!” bentak pak Atim. Davon segera berlari keluar menuju gudang belakang. Dia berlari menjauhi pak Atim sebelum gurunya semakin meledak. Pak Atim lalu maju selangkah, melihat Kiandra yang menelungkupkan wajahnya tertidur pulas. “Anak ini, punya penyakit apasih kok tidur terus kerjaannya.” Sontak semua murid tertawa melihat pak Atim yang sedang emosi. Beliau lalu menggebrak meja dan membuat Kiandra kaget terbangun. “Kiandra Aresta Abimanyu, walaupun bapak kamu penyumbang donasi terbesar sekolah ini, tapi kamu di sini untuk disiplin. KELUAR! Bersihkan gudang sampai KINCLONG!” bentak pak Atim. Kiara menguap dan mengusap matanya. Dia mengantuk dan merasakan perutnya sakit lagi. “Tapi Pak, saya sakit per...,” “ENGGAK ADA ALASAN! KELUAR!” bentak pak Atim. Saat itu juga Kiandra bangkit dari duduknya, dia membawa semua tasnya dan keluar. Aurel hanya bisa melambaikan tangannya menatap Kiandra kasihan, bagaimana lagi, dia sudah berusaha mencegah mengingatkan temannya namun Kiandra cuek dengannya. Kiandra lalu masuk ke dalam gudang, dia melihat ada laki-laki yang duduk di pojok sembari fokus memainkan handphonenya. “Lo ngapain di sini?” tanya Kiandra kepada Davon. “Ngegame, lo ngapain di sini? Mau laporin gue ke BK?” tanya Davon, sekilas dia melihat wajah Kiandra lalu kembali fokus dengan permainannya. “Gue diusir sama pak Atim, heran deh itu guru kenapa sih sensi banget sama gue,” ucap Kiandra. Dia lalu duduk di samping Davon, melirik game yang dimainkannya. Davon lalu menatap Kiandra, dari dekat begini dia baru menyadari sesuatu, Kiandra menarik, cantik, sangat cantik sampai membuat jantungnya berdesir. Davon menatap Kiandra tanpa bisa melepaskan pandangannya sama sekali. "Lo ngapain lihat gue. Lo udah terpesona sama muka cantik gue layaknya Selena Gomesh," ucap Kiandra asal. Davon yang mendengarnya dia tidak bisa menahan tawanya. "Hahahaha...!!!! Lo mirip Selena Gomesh kalau dilihat dari ujung gunung," ucap Davon sambil tertawa terbahak-bahak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD