Part 07 Kiandra Masuk Sekolah

876 Words
Pagi yang indah, Kiandra dengan sengaja berangkat pagi-pagi ke sekolah. Dia benar-benar sangat merindukan sekolahannya. Sudah satu tahun Kiandra sudah tidak masuk ke sekolahan. Kiandra melangkahkan kakinya menuju ke dalam sekolah. "I'm coming, Kiandra datang lagi," teriak Kiandra di area sekolah. Semua orang yang mengenal Kiandra cuma bisa geleng-geleng kepala. Tukang bikin rusuh akhirnya kembali lagi. "Kiandra," teriak Aurel tidak kalah keras. "Suaramu tidak ada perubahan sama sekali. Tetap saja jelek banget suaramu," ucap Kiandra cuek. Aurel langsung memanyunkan mulutnya. "Jahat banget loe, Kian. Datang-datang membuat gue kesal," ucap Aurel ketus. "Ya, loe yang jahat, Rel. Gue pulang dari Jepang, loe gak ke rumah gue sama sekali. Sahabat macam apa loe itu," ucap Kiandra dengan ketus. "Ish, bagaimana gue mau ke rumah loe, orang tua loe sendiri saja nggak ngasih kabar ke orang tua gue. Mana bisa gue ke rumah loe," ucap Aurel. Tapi Aurel bahagia melihat Kiandra sudah dalam keadaan sehat. Dia teringat 1 tahun yang lalu saat Kiandra terkena tembakan dan Kiandra sampai koma, membuat Aurel benar-benar merasa sangat bersyukur. Karena sahabatnya sekarang sudah kembali lagi. "Aku merindukan loe, Rel. Gue kira, gue nggak bakalan hidup lagi," ucap Kiandra dengan raut muka sedih. "Loe jangan ngomong gitu, Kian. Gue nggak pingin kehilangan loe. Buat gue lo adalah sahabat terbaik yang Pernah gue miliki. Jadi jangan sekali-sekali ngomong seperti itu lagi. Lihat sekarang dirimu sehat dan kembali menyebalkan seperti sedia kala," ucap Aurel. Kiandra tersenyum kearah Aurel dan merentangkan tangannya. Aurel yang melihat Kiandra merentangkan tangan, dia langsung memeluk sahabatnya itu. "Gue bener-bener kangen kebawelan loe, Rel," ucap Kiandra tulus. "Gue juga kangen sama lo, Kian. Kangen banget malahan," ucap Aurel dalam pelukan Kiandra. Tanpa sepengetahuan Kiandra dan Aurel, ada sepasang mata yang sedang menatap Kiandra dari jauh. Yang tidak lain adalah Davon. “Akhirnya loe balik lagi, Ki. Gue merindukan loe,” ucap Davon dalam hati. “Kita masuk ke kelas, Kian. Pasti anak-anak merindukan loe,” ucap Aurel pada Kiandra. Kiandra tersenyum ke arah Aurel. Dan dia berjalan berdampingan bersama dengan Aurel. “Lihat, siapa yang datang ini,” teriak Aurel di pintu kelas. Semua anak-anak menatap heran ke arah Aurel yang tiba-tiba teriak-teriak. “Memang siapa yang datang, Rel? Loe heboh banget,” ucap salah satu teman sekelas Aurel. Aurel menarik tangan Kiandra supaya berdiri di sampingnya. Semua teman sekelas Kian langsung heboh melihat Kian masuk sekolah lagi. “Kiandra...” teriak teman sekelas Kiandra secara bersamaan. Kiandra menutup telinganya yang tiba-tiba berdengung karena suara dari teman-temannya tadi. “Ya Tuhan, Teman-teman. Kalian ini teriak-teriak seperti ada di hutan saja,” ucap Kiandra. "Kami merindukanmu, Kian," ucap teman-teman Kian serentak. "Woy...!!! Apa-apaan kalian ini, teriak-teriak seperti ada di hutan saja," ucap Kiandra. Teman-teman sekelas Kiandra tidak bisa menahan tawanya. Karena meskipun Kiandra sering menyebalkan saat di kelas. Tetap saja kehebohan Kiandra, sangat di rindukan. Terlebih lagi untuk guru-guru yang mengajar. Sering support jantung karena ulah Kiandra. Kiandra berjalan mencari tempat duduk yang kosong untuk dia tempati. “Rel, tempat duduk loe sebelah mana?” tanya Kiandra pada Aurel. Aurel menunjukkan tempat duduknya pada Kiandra. Kiandra langsung menuju tempat duduk Aurel. “Akhirnya bisa duduk juga,” ucap Kiandra. Kiandra sangat merindukan tidur di kelas seperti dulu yang sering dia lakukan. Sampai-sampai dia sering dimarahi guru-guru karena ulahnya. “Loe mau ngapain, Kian?” tanya Aurel pada Kiandra. “Mau tidur dulu. Mumpung guru-guru belum pada datang,” ucap Kiandra pada Aurel. Aurel yang melihatnya geleng-geleng kepala. "Dasar Kiandra tidak bisa berubah sama sekali. Bagaimana mungkin dia tidur. Saat baru pertama datang lagi ke sekolah. Lihat saja pasti nanti ujung-ujungnya sampai guru datang. Dia nggak bakalan bangun," ucap Aurel dalam hati. Sambil menatap sahabatnya yang satu itu. Aurel sudah tidak aneh dengan kelakuan sahabatnya yang sering bikin ulah karena kelakuannya yang aneh. “Kian, loe jangan tidur. Bentar lagi bu Rika mau masuk. Jangan bikin bu Rika emosi ngelihat loe tidur,” ucap Aurel pada Kiandra. Kiandra tidak menghiraukan perkataan Aurel sama sekali. Teman-temannya yang lain geleng-geleng kepala karena kelakuan Kiandra. “Bentar saja, Rel. Gue ngantuk banget. Karena terlalu semangat, gue tadi bangun subuh,” ucap Kiandra pada Aurel. “Tumben banget loe, Ki. Kayak di masukin malaikat saja,” ucap Aurel sambil tertawa ngakak. “Terserah loe. Gue ngantuk banget. Kalau ada gurunya nanti bangunin,” ucap Kiandra pada Aurel. Kiandra pun tertidur pulas di kelas. Davon dengan gayanya yang tetap terlihat cool, masuk ke dalam kelas dan berjalan menuju ke tempat duduknya yang tepat di sebelah bangku Kiandra. Davon menatap Kiandra yang tertidur dengan menyunggingkan senyum di wajah tampannya. “Tetap saja tidak berubah sama sekali,” batin Davon. Tidak berselang lama, bu Rika datang dengan ekspresi garang yang terlihat di wajahnya. “Pagi anak-anak,” sapa bu Rika. “Pagi Bu,” ucap anak-anak. Bu Rika duduk di bangku guru sambil menatap satu persatu muridnya. Tiba-tiba bu Rika berhenti saat menatap bangku Aurel. “Aurel, siapa yang tidur di samping kamu itu?” tanya bu Rika. Aurel yang mendengar suara bu Rika, dia langsung berubah takut saat menjawabnya. “Kiandra, Bu,” ucap Aurel. Bu Rika tersenyum simpul saat mendengar nama Kiandra di ucapkan oleh Aurel. “Akhirnya kamu balik juga, Kian,” ucap Bu Rika dalam hati. Meskipun Kiandra sering bikin emosi setiap guru yang mengajarnya, tapi Kiandra tetap menjadi siswa kesayangan guru-guru SMA Surabaya. Karena kejeniusannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD