Part 05 Reaksi Serum

1030 Words
Kawaguchi, Jepang          Kawaguchi adalah salah satu kota besar di Prefektur Saitama, Pulau Honshu, Kawaguchi merupakan pintu masuk turis ke Gunung Fuji. Selain itu, selama di Kawaguchi wajib mencoba pakaian tidur tradisional jepang yang disebut Yukata dan menikmati pemandian tradisional jepang yang dikenal dengan sebutan Onsen.          Sudah seminggu Kiandra berada di Jepang. Sedikit demi sedikit perkembangan kesehatan Kiandra semakin terlihat. Abimanyu dan Profesor Daichi merasa sangat senang dengan perkembangan pada tubuh Kiandra setelah disuntikkan serum dalam badan Kiandra. Tubuh Kiandra menerima serum yang disuntikkan. Meskipun sebelumnya terlihat ada penolakan ditubuh Kiandra sampai membuat Kiandra kejang-kejang.         “Cepat bangun sayang, Papa sangat merindukanmu,” ucap Abimanyu pada Kiandra yang masih betah dalam tidur panjangnya.          “Kamu beruntung mempunyai putri yang sangat kuat. Dia bisa bertahan sampai sekarang itu sudah sebuah keajaiban dari Tuhan,” ucap Profesor Daichi pada Abimanyu yang duduk disebelah ranjang putrinya. Tak pernah ia bayangkan sahabatnya bisa serapuh ini cuma karena melihat putrinya tak berdaya. Laki-laki psycopat yang pernah dia kenal, sekarang sudah berubah menjadi sesosok Ayah yang sangat mencintai putra putrinya.           “Begitu berharga putrimu dimatamu, Abi,” ucap Daichi pada Abimanyu.            “Sangat Daichi, putriku adalah segalanya untuk hidupku, demi putriku aku rela menukarkan nyawaku deminya. Dia adalah jantungku, permata hatiku yang membuat berwarna hari-hariku karena sifat konyol dan menyebalkan yang dia miliki dalam dirinya. Karena perbedaan itu yang membuat dia berbeda dari kakaknya,” ucap Abimanyu. Abimanyu membayangkan kebiasaan sang putri yang tergolong unik.             “Kenapa putrimu kau masukkan pasukan khusus, dan dia berlatih sangat keras. Sampai masa otot dalam tubuhnya meningkat meskipun dia dalam keadaan tertidur,” tutur Daichi yang heran dengan reaksi tubuh Kiandra yang tidak seperti manusia pada umumnya. Entah apa sebenarnya yang sudah dilakukan Abimanyu pada putrinya.            Tiba-tiba tangan Kiandra bergerak, Abimanyu tak bisa menahan tangisnya melihat putrinya dengan perlahan membuka matanya.           “Daichi...” teriak Abimanyu. Daichi yang sedang memeriksa hasil laborat Kiandra ikut kaget karena teriakan Abimanyu memanggil namanya. Daichi berlari keruangan perawatan Kiandra. Ia ikut kaget melihat Kiandra yang sudah membuka matanya, terbangun dari tidur panjangnya.           “Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba,” ucap Daichi pada Abimanyu. Abimanyu menganggukkan kepalanya pada Daichi.           “Siapkan serum yang kedua Daichi,” ucap Abimanyu pada Daichi. Daichi menganggukkan kepalanya. Meskipun bersahabat, Abimanyu tetap pimpinan Daichi. Daichi sangat menghormati Abimanyu, apa yang di perintahkan oleh Abimanyu, pasti Daichi laksanakan.            “Apa tidak terlalu cepat?” tanya Daichi pada Abimanyu.             “Tidak, karena saat ini tubuh Kiandra membutuhkan serum itu, untuk pembaruan sel-selnya yang melemah,” ucap Abimanyu. Abimanyu memandang wajah sang putri yang sedang tersenyum hangat padanya saat ini.             “Anak nakal, kamu membuat Ayah khawatir,” ucap Abimanyu menutupi perasaannya saat ini. Kiandra tersenyum lemah pada Abimanyu. Tak berselang lama Daichi datang membawa serum yang akan ia suntikkan kembali di badan Kiandra.             “Hei Baby, masih ingatkah sama Paman,” sapa Daichi pada Kiandra. Kiandra dengan mudah mengingat wajah orang yang pernah ia temui selama ini.             “Paman Daichi, bagaimana kabar paman?” tanya Kiandra masih terlihat lemah.             “Paman sangat baik Baby, kamu malahan yang sedang tidak baik-baik saat ini,” ucap Daichi menghampiri Kiandra.               “Ayah, Kian sekarang ada dimana?” tanya Kiandra. Karena tidak seperti di indonesia suasananya.              “Kamu sekarang berada di Jepang sayang, di tempatnya Paman Daichi,” ucap Abimanyu pada Kiandra. Kiandra menutup matanya, mengingat apa yang sudah terjadi padanya. Tiba-tiba ia teringat tentang penembakan itu, yang membuat dia sekarang terbaring di sini.           “Kenapa Ayah terlihat sangat berantakan, jelek sekali,” ucap Kiandra kembali menyebalkan. Abimanyu yang sudah mendengar perkataan putrinya yang menyebalkan, ia tersenyum sangat bahagia. Karena putrinya sekarang sudah benar-benar kembali padanya. Abimanyu mencium kening putrinya penuh rasa sayang. Kasih sayang seorang Ayah yang tak terbatas pada putri satu-satunya.            “Meskipun Ayah terlihat berantakan, Bunda tetap mencintai Ayah,” ucap Abimanyu dengan sombongnya.Daichi yang mendengar perkataan Abimanyu tidak bisa menahan tawanya.            “Hahahaha...Maria aja yang matanya rabun bisa jatuh cinta denganmu Abi,” ucap Daichi sambil tertawa terbahak-bahak.            “Dari pada kau, ditolak Amita sampai empat kali,” ucap Abimanyu dengan santainya, yang sukses membuat Daichi terdiam.            “Kau masih mengingat hal yang sangat memalukan itu Abi, padahal aku mencoba melupakannya. Istriku kalau mengingat akan hal itu, dia pasti tertawa sepertimu saat ini. Menertawakan kekonyolanku saat mengejar-ngejar cintanya. Meskipun di tolak tetap tidak ada rasa malu sama sekali,” ucap Daichi sambil menahan senyumnya. Mengingat bagaimana konyolnya dia dulu sebelum mendapatkan sang istri.            “Tapi sekarang kamu bahagiakan bisa mendapatkan wanita yang selama ini kamu inginin dengan bermacam-macam pengorbanan yang pernah kamu lakukan untuknya,” ucap Abimanyu dengan santai.             “Sangat bahagia sekali, terlebih lagi aku mempunyai anak yang cantik,” ucap Daichi penuh rasa bangga dalam dirinya. Abimanyu yang melihat ekspresi sahabatnya, tidak bisa menahan tawanya.              “Semoga saja nasib kita tidak menurun ke anak cucu kita, Daichi,” ucap Abimanyu pada Daichi.               “Semoga saja, aku tak bisa membayangkan kalau anak gadisku ngejar-ngejar cowok, terus di tolak pula, ya   Tuhan, membayangkannya saja aku sudah ngeri, gimana kalau sampai kejadian ya Abi, bisa-bisa aku gila gara-gara memikirkan putriku,” ucap Daichi mendramatisir apa yang sedang ia pikirkan di kepalanya.               “Apa kau pingin putrimu ngalamin hal memalukan seperti itu,” goda Abimanyu pada Daichi.               “Amit-amit Abi, jangan sampai hal itu terjadi dengan putriku,” ucap Daichi. Mereka berdua pun saling tertawa dengan apa yang mereka saling lontarkan satu sama lain.             Kiandra yang melihat keakraban sang Ayah mengingatkannya dengan sahabatnya Aurel. Sahabatnya yang selalu ada untuk Kiandra, meskipun mulutnya kayak radio rusak, yang gak mau berhenti kalau sudah ngomong. Karena sifat Aurel yang apa adanya, membuat Kiandra sangat menyayangi Aurel.            “Cepat suntikkan serumnya ke tubuh putriku, Daichi,” perintah Abimanyu pada Daichi. Daichi berjalan mendekati Kiandra dan mulai menyuntikkan serumnya ke tubuh Kiandra. Kiandra merasakan ada energy baru yang masuk melalui aliran darahnya. Kiandra bertanya-tanya apa sebenarnya yang sudah di suntikkan ke tubuhnya saat ini. Tubuhnya terasa segar dan bertenaga kembali. Padahal tadi ia merasa begitu lemah saat pertama terbangun dari tidur panjangnya. Kiandra merasa sedikit aneh dengan tubuhnya saat ini, ia tidak merasakan sakit apapun di tubuhnya. Terlebih lagi setelah ia disuntik serum yang di suntikkan ditubuhnya oleh profesor Daichi.     "Paman, kenapa tubuhku terasa kebal, dan tidak merasakan sakit sama sekali," ucap Kiandra pada profesor Daichi.     "Karena serum ini dibuat memang khusus untuk regenerasi sel yang sudah rusak di tubuh manusia, dan Serum yang masuk di tubuh Kiandra, adalah serum yang khusus dibuat terbatas. Dan serum itupun langkah," ucap profesor Daichi. Abimanyu tersenyum melihat putrinya yang bertanya secara detail kepada profesor Daichi. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD