Part 29 Rencana Kiandra

1019 Words
Setelah mandi dengan air hangat Kiandra dengan Davon berkumpul di ruang tengah. Pembantu sudah menyiapkan makanan makan malam untuk mereka. Kian juga sudah mempersiapkan membawa tas untuk menjaga ayahnya di rumah sakit. “Lo istirahat aja ya Von di rumah, biar gue yang jaga bokap.” Davon menggeleng sembari mengambil spaghetti, dia tidak mungkin membiarkan Kiandra sendiri. “Bokap gue malem ini kan udah gak di ICU. Udah di VVIP, jadi tenang aja.” Kiandra menaikkan alisnya kepada Davon. “Gue ikut, gue temenin lo nanti.” Kiandra lalu mengangguk, membiarkan Davon menemaninya. Nanti dia bisa meminta kasur tambahan atau Davon yang tidur di sofa. Kiandra sebenarnya merasa lelah, masih merasakan jetlag, tetapi dia juga kasihan dengan ibunya yang menjaga ayahnya 24 jam. Kiandra bersama Davon membawa tas kecil untuk pakaian ganti mereka lalu berangkat ke rumah sakit. Kiandra belum sempat pamit untuk izin dari sekolahnya, namun dia sempat mengirim pesan kepada wali kelasnya jika merawat orang tuanya yang sakit, entah sampai kapan Kiandra di sini, dia tidak tau. Dalam pikiran Kiandra, yang terpenting adalah kesembuhan ayahnya. Suasana di kota New York malam hari begitu dingin, namun masih banyak orang berlalu lalang, sebagian dari mereka pulang dari kantor. Sebagian ada juga yang sedang kencan di malam hari. Bagi Kiandra pemandangan yang dia lihat sama saja dengan kota Jakarta, hanya saja perbedaan besarnya, orang-orang barat memiliki postur tubuh yang tinggi menjulang serta hidung mereka yang mancung. Sesampainya di rumah sakit, Kiandra menyuruh ibunya pulang ke rumah. Dia dan Davon menjaga ayahnya di rumah sakit. Pertama kali melihat Davon, Abimanyu merasa asing. Dia belum pernah melihat Davon. Dalam pikirannya kemana Reno dan Khalisa? Kenapa tidak mengunjunginya sama sekali? Malah Kiandra yang masih sekolah datang rela membolos demi dia. “Di ... a ... si ... a ... pa?” ucap Abimanyu pelan sembari menatap Davon. “Oh, dia teman sekelas aku Yah, dia Davon Aditya.” Abimanyu lalu mengangguk pelan. Kiandra menyuapi ayahnya dengan penuh kasih sayang dan lembut, Davon sangat tersentuh melihatnya, entah kenapa dia melihat sisi lain dari Kiandra. Gadis itu nampak lebih baik dan perhatian sepenuhnya kepada ayahnya. Dia bisa melihat jika Kiandra sangat menyayangi ayahnya. Tak terasa malam hari pun tiba, Kiandra dan Davon serta Abimanyu sudah tertidur dengan pulas. Tanpa mereka tau, ada seseorang membuka kamar Abimanyu dengan perlahan. Orang itu mengenakan pakaian serba hitam, bahkan wajahnya tertutup oleh kain hitam. Dia masuk mengendap-endap, Davon membuka matanya, untungnya dia mudah bangun. Dia terkejut orang itu hendak menyuntikkan sesuatu ke dalam infus Abimanyu. Tangan orang itu bergetar seolah meragu menyuntikkan cairan itu ke dalam infus. Davon segera bangun, melawan orang itu, namun dia lebih sigap, perut Davon tertusuk. Kiandra terbangun dan terkejut melihat Davon. Kian segera mengejar orang itu dan tepat menendang kepala bagian belakang, orang itu pingsan seketika. Kian memanggil keamanan dan suster. Mereka segera mengobati Davon. Untung saja luka Davon tidak begitu besar. Kiandra terkejut saat wajah penjahat itu terbuka, ternyata orang itu Daniel, supir pribadinya yang sudah bekerja hampir puluhan tahun. Kiandra menatap Daniel penuh dengan kebencian, bagaimana bisa Daniel menghianati ayahnya seperti ini. “Katakan kepadaku, kenapa kamu melakukan semua ini Pak?” ucap Kiandra kepada Daniel di kantor kepolisian. Daniel tidak sanggup melihat wajah Kiandra, dia melakukan hal ini terpaksa dan diancam. “Daniel, katakan kepadaku, siapa yang sudah menyuruhmu melakukan ini?” ucap Kiandra. Daniel mendongak, dengan rasa takut dia mengatakan semuanya. “Maaf Miss, ini semua permintaan keluarga Khalisa, mereka memintaku membunuh tuan Abimanyu. Jika tidak keluargaku yang ada di Indonesia akan dibunuh oleh mereka.” Kiandra terkejut ketika semua ini adalah perbuatan Khalisa, dia tidak tau pasti apa penyebab Khalisa melakukan ini semua. Dia sangat kesal dengan Khalisa yang berbuat seperti ini. Ini sudah melewati batas. “Daniel, dengarkan aku. Aku akan mencoba menyelamatkan keluargamu. Katakan saja kepada Khalisa jika ayahku sudah mati. Aku akan membuat pemakaman palsu, aku ingin tau apa yang terjadi sebenarnya.” Daniel hanya mengangguk mengerti, dia merasa bersalah karena sudah melakukan ini kepada keluarga Abimanyu padahal mereka lah yang membantu Daniel di saat Daniel tidak memiliki pekerjaan apapun. Kiandra lalu bangkit dari kantor polisi, dia menelpon Reno dan Khalisa, mengatakan bahwa ayah dan ibu mereka meninggal. Awalnya Reno tidak percaya, dia berniat datang ke New York pagi hari. Kiandra meminta bantuan pembantunya untuk membuat makam keluarga, dia lalu meminta ibu dan ayahnya ke Jepang dan tidak mengatakan apapun kepada Reno ataupun Khalisa. Kiandra menceritakan yang sebenarnya. Ibunya awalnya tidak percaya dengan apa yang Kiandra katakan, namun demi kesembuhan dan keselamatan ayahnya, Maria percaya dengan ucapa Kiandra lalu pergi ke Jepang menemui Daichi untuk menyembuhkan Abimanyu. Kiandra berpura-pura bersedih, Reno tidak percaya apa yang dia lihat, kuburan atas nama ayahnya ada di hadapannya, dia sangat terpukul dengan apa yang dia lihat. Kiandra bisa melihat wajah dan ekspresi Khalisa yang dibuat-buat. Dia sangat tau jika Khalisa merasa menang saat ini, Kiandra bukan gadis biasa yang mudah dia lawan. Dia akan melihat bagaimana kelanjutan hidup setelah mengetahui ayahnya meninggal. Kian ingin melihat apa yang keluarga Khalisa lakukan setelah ini, apakah mereka akan membunuh Kiandra dan juga Reno? Kiandra membuka ponselnya, mengirimkan pesan kepada Davon. Dia akan kembali ke rumah sakit setelah melihat kakak iparnya pulang. Kiandra diam-diam menguping, mendengarkan Khalisa yang berbicara di telepon dengan seseorang. Dia mengatakan dengan jelas kepada orang tuanya jika misinya berhasil, dia akan melanjutkan rencana selanjutnya. Kiandra tidak menyangka Khalisa tega melakukan ini. Kiandra diajak pulang oleh mereka, namun Kiandra menolak, dia ingin berada di NY lebih lama. Itu hanya alasannya saja, padahal dia masih harus merawat Davon. Bagi Kiandra, satu-satunya cara untuk membalas dendam adalah melakukan apa yang sudah mereka lakukan. Kian tidak bisa diam begitu saja melihat ular cantik yang berusaha membunuh keluarga mereka. Kiandra pastikan akan membunuh Khalisa dengan cara yang cantik juga dan tangannya akan selalu bersih. Setelah mengantar Reno dan Khalisa ke bandara, Kiandra kembali menuju ke rumah sakit menjenguk Davon. Lelaki itu nampak terlihat lemah. “Kian, di luar berbahaya, aku mohon tetaplah bersamaku dan jangan kemana-mana,” ucap Davon Kiandra mengangguk, dia mengambil makanan dari nakas lalu menyuapi Davon. Wajah Kiandra terlihat kusut karena melakukan semuanya sendirian. Davon merasa bersalah karena sudah membiarkan Kiandra kelelahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD