Part 39 Acara Wisuda

1462 Words
Ketika semua siswa merasa bahagia, berbeda dengan Kiandra. Dia tidak merasakan bahagia sama sekali. Karena dipikirannya saat ini, dia berpikir tentang cara untuk meluluhkan hati kedua orang tuanya. Supaya memberikan izin untuk dirinya kuliah di Paris. Dia sangat ingin kuliah mengambil jurusan desainer di sana. Pusat di mana, fashion dunia berada. Semenjak kejadian penembakan dulu, kedua orang tuanya sangat overprotektif dengan dirinya. Dia pun juga tidak menyalahkan kedua orang tuanya. Karena dia sangat paham kalau kedua orang tuanya sangat mencintainya dan khawatir kepadanya. “Apa yang sedang kamu pikirkan, Kian. Sekarang waktunya kita bahagia. Karena kita bisa lulus dan diwisuda,” ucap Aurel dengan memasang muka bahagia. “Aku sedang memikirkan kan cara untuk meminta izin kepada kedua orang tuaku. Untuk bisa kuliah desainer di Paris. Karena orang tuaku pernah bilang kalau mereka tidak akan melepaskan aku untuk kuliah di luar negeri sendiri,” ucap Kiandra dengan lemas. Aurel menghela nafas berat. Karena dia tahu akan cita-cita sahabatnya itu. “Pasti kedua orang tuamu mempunyai rencana tersendiri untukmu. Coba saja kamu bicara baik-baik kepada kedua orang tuamu. Barangkali mereka paham akan apa yang kamu inginkan. Karena kedua orang tua pasti memikirkan yang terbaik untukmu. Jangan putus asa sebelum kamu mencobanya. Karena aku yakin kedua orang tua kamu itu sangat bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Terlebih lagi untuk anak-anaknya.” Aurel menepuk pundak Kiandra. Memberikan dia semangat untuk tetap mencoba berbicara kepada kedua orang tuanya. Aurel sangat yakin kalau kedua orangtua Kiandra, mempunyai alasan tersendiri untuk masa depan Kiandra. Setelah mengobrol panjang lebar, Kiandra dan Aurel memasuki gedung wisuda. Tempat dimana berlangsungnya acara wisuda sekolahannya. Semua teman-temannya sudah pada berkumpul dengan memakai jas dan juga kebaya. Keluaran bajunya sudah menggunakan baju wisuda. Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat. Sudah 3 tahun dia menempuh pendidikan di sekolah. Setelah lulus nanti dia akan memikirkan langkah apa yang akan diambil untuk kedepannya. Mulai menata impian-impian dan cita-citanya. Cita-cita menjadi seorang desainer terkenal. Seperti mamanya saat ini. Buat Kiandra, mamanya adalah inspirasi terbesar dirinya untuk menjadi seorang designer. Bisa merancang baju bajunya sendiri. Dengan keahlian yang dia miliki. Tanpa ada yang tahu, Kiandra sering sekali mendesain baju ataupun gaun. Yang mana diasimpan di draft pribadinya. Mungkin suatu saat dia akan membuat gaun gaun rancangan yaitu. Kiandra dan juga Aurel berjalan dengan anggun memasuki ruangan. Banyak mata berdecak kagum karena Kecantikan Kiandra kali ini. Wanita tomboy dan juga bar-bar bertransformasi menjadi wanita anggun nan cantik. “Apa itu beneran kamu, Ki,” ucap salah satu teman Kiandra. Kiandra yang mendengar perkataan temannya, dia terkekeh. “Emang siapa lagi kalau bukan gue. Emang kenapa gue terlihat cantik ya. Cantik layaknya princess Elsa,” ucap Kiandra asal. Semua teman-temannya yang mendengar perkataan Kiandra, mereka tidak bisa menahan tawanya. Ucapan Kiandra yang sering ceplas ceplos, pasti akan selalu dirindukan teman-teman satu kelasnya. Wanita apa adanya yang baru mereka temui di sekolahannya ini. “Gue pasti rindu sama lo, Ki. Semoga suatu saat kita bisa bertemu kembali pada saat acara reuni,” ucap salah satu teman Kiandra. “Emang Lo mau kemana Ben?” tanya Kiandra. “Gue rencana kuliah di Singapura. Karena bokap gue mendapat tugas dari perusahaannya untuk pindah ke Singapura. Jadi mau tidak mau gue harus ikut bokap sama nyokap gue ke sana sekalian sambil kuliah. Karena untuk balik lagi ke Indonesia, sepertinya akan lama,” ucap Ben kepada Kiandra. “Semoga sukses, Ben. Semoga kelak kita semuanya bisa sukses. Bisa menjadi kebanggaan untuk orang tua kita semua. Bisa menggapai cita-cita yang kita impikan. Pasti bahagia. Saat reuni kita semua sukses,” ucap Kiandra. Semua teman-temannya yang mendengar perkataan Kiandra, mengamininya. Dan prosesi wisuda pun dimulai. Para siswa duduk di tempatnya masing-masing. Dan satu persatu siswa dipanggil untuk maju. Kiandra tidak menyangka, kalau dia menjadi lulusan terbaik tahun ini. Dengan nilai yang paling tinggi. Kedua orang tua Kiandra pun juga ikutan bangga melihat putrinya yang bar-bar bisa mendapatkan nilai yang terbaik di akhir sekolahnya. Teman-teman Kiandra pun sebenarnya tidak kaget. Karena mereka tahu kecerdasan yang dimiliki oleh Kiandra. meskipun dia sering membuat kesal para guru yang mengajar, dia tetap unggul dalam semua pelajaran. Seperti Tuhan sudah menyepesialkan otak milik Kiandra. Dan setelah prosesi wisuda berlangsung, semua murid dan juga guru berfoto bersama. Setelah selesai berfoto dengan para guru-guru, Kiandra dan juga Aurel, berfoto dengan keluarga mereka masing-masing. Kebahagiaan dan rasa haru bercampur aduk saat mereka berpamitan. Kiandra dan juga Aurel membagikan momen mereka media sosial milik mereka berdua. “Masa putih abu-abu telah usai. Selamat datang masa depan yang sesungguhnya” Mereka berdua menuliskan tulisan yang sama di instastory masing-masing. Persahabatan yang selalu indah. Masa putih abu-abu yang penuh dengan kenangan. Merasakan benih-benih cinta dan juga kehilangan secara bersamaan. Tawa dan airmata seperti bumbu kehidupan di saat masa abu-abu. Mereka berdua berharap persahabatan mereka akan selalu abadi. Karena selama ini mereka berdua sudah terpisahkan oleh jarak. Aurel yang menempuh pendidikan di Inggris. Dan Kiandra menempuh pendidikan di Paris. ☃️☃️☃️ “Akhirnya kamu lulus juga, Kian. Kamu terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya. Semoga apa yang kamu cita-citakan bisa terwujud. Menjadi seorang desainer terkenal,” ucap Davon. Davon pun menyelesaikan sekolahnya dengan jalur akselerasi. “Tuan muda, bagaimana rencana Anda untuk kedepannya. Apa anda juga ingin kuliah jalur reguler?” tanya Frans pada Davon. “Aku terlalu sibuk jika kuliah dengan jalur reguler. Daftarin dengan jalur akselerasi saja. Aku akan menyelesaikan kuliah dengan cepat,” ucap Davon. Frans tersenyum mendengarnya. Dia percaya dengan otak yang dimiliki oleh Davon. Anak muda ada di depannya kali ini, tidak sama dengan anak muda yang lainnya. Di umurnya yang masih 18 tahun, dia sudah mengemban tanggung jawab besar. Memikirkan kemajuan perusahaan. “Baik Tuan muda. Akan saya urus semuanya. Tadi Nyonya telfon. Beliau saat ini berangkat ke Indonesia. Kata Nyonya, dia mau ikut mengantarkan anak sahabatnya ke Paris. Sekalian ada urusan,” ucap Frans. Davon sedikit ingin tahu. Siapa yang mau diantar mamanya. “Memang siapa yang mau diantar mama, Frans?” tanya Davon. “Kalau tidak salah dengar, putrinya Ibu Maria yang bernama Kiandra,” jelas Frans. Davon yang mendengar nama Kiandra disebut oleh Frans, dia terlihat sangat bahagia sekali. Davon sangat bahagia. Karena apa yang dicita-citakan Kiandra bisa terwujud. Melanjutkan pendidikan jurusan desainer di perkuliahan yang dia inginkan. Paris adalah negara yang paling Kiandra inginkan untuk melanjutkan studinya. ☃️☃️☃️ Sebagai Orangtua, perasaan khawatir itu wajar seperti yang dirasakan oleh kedua orangtua Kiandra saat ini. Dengan berat kedua orangtua Kiandra mengiyakan keinginan putri semata wayangnya. “Apa papa benar mengizinkan Kiandra mengambil studynya di Paris? Apa papa tidak khawatir pada putri kita, Pa?” ucap Maria pada Abimanyu. Abimanyu menghela nafas kasar. Karena jujur dari dalam hatinya, dia tidak rela hidup jauh dari putrinya itu. Terlebih lagi dia tidak ingin terjadi apa-apa pada putrinya. Semenjak kejadian penembakan dulu, dirinya sangat berat untuk mengiyakan. “Jujur, Bun. Papa juga berat buat mengiyakan keinginan Kiandra. Papa melihat keinginan yang sangat besar di mata putri kita. Papa tidak tega melihatnya. Papa tidak ingin putri kita merasa kalau kita sebagai Orangtua egois. Karena menghalangi putri kita untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang desainer sepertimu. Mungkin sudah waktunya kita membuka hati kita untuk berdamai dengan masa lalu. Meskipun buat kita itu sangat berat, Bun,” ucap Abimanyu pada sang istri. Maria menatap mata suaminya dengan tatapan mata yang berkaca-kaca. “Baiklah, Pa. Bunda setuju. Tapi Bunda ingin, keamanan Kiandra harus benar-benar terjaga. Bunda tidak ingin sampai mendengar terjadi sesuatu pada putri kita disana,” ucap Maria. Abimanyu yang mendengar perkataan istrinya, dia menganggukkan kepalanya. Tanpa istrinya minta, dia pasti akan melakukannya. Karena dirinya pribadi, dia tidak ingin sampai terjadi sesuatu pada putrinya. Abimanyu pun langsung meninggalkan istrinya dan berjalan menuju ke kamar putrinya yang saat ini sedang sedih karena dirinya. Abimanyu pribadi sangat merasa bersalah. Karena saat pertama putrinya meminta izin kepada dia, dia malahan membentaknya karena alasan yang tidak masuk akal. Tok...tok...tok... Suara pintu Kiandra di ketuk dari luar oleh papanya. Kiandra yang mendengar pintunya ada yang mengetuk, dia pun langsung turun dari tempat tidurnya. Dia membuka pintu dengan berat. Saat pintu dibuka dan dia melihat sang papa yang berdiri di depan pintu, dia langsung menghela nafas kasar. “Apa papa boleh masuk?” ucap Abimanyu dengan lembut pada sang putri. Dia tahu kalau putrinya saat ini sedang kesal kepadanya. Tanpa berbicara, Kiandra membuka pintunya lebar-lebar. Kiandra pun kembali duduk ke atas tempat tidur. Abimanyu duduk disamping putrinya. “Papa minta maaf sudah membentak Kian tadi. Bukan maksud papa tadi membentak Kian. Setelah papa dan Bunda memikirkan perkataan Kian tadi, papa dan Bunda akhirnya memutuskan kalau papa dan Bunda mengizinkan Kian untuk melanjutkan study di Paris,” ucap Abimanyu pada Kiandra. Kiandra yang mendengar perkataan papanya, dia sangat kaget sekaligus juga sangat bahagia. Karena akhirnya dirinya diperbolehkan papanya untuk melanjutkan study di Paris. Kiandra langsung memeluk papanya. Abimanyu yang mendapat pelukan mendadak dari putrinya, dia ikut tersenyum bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD