Part 31 Reno

1059 Words
Reno tidak mau langsung melabrak Khalisa, siapapun yang menuduhnya sebagai pelaku, pasti menolak dan membantah. Reno yakin jika Khalisa akan berkelit. Diam-diam Reno mengikuti mobil Khalisa saat pulang, dia mengikuti kemana Khalisa pergi. Jalanan yang Khalisa tuju seperti kantor perusahaan ayahnya. Reno mengikutinya, dia diam-diam mengikuti Khalisa naik ke atas, dia menguping dari balik ruangan. “Dad, sepertinya Reno akan mau memberikan perusahaannya kepada Daddy, tapi aku enggak bisa pastikan kapannya.” “Yasudah Khal, yang penting sekarang buat Reno percaya dulu sama kita. Jangan gegabah, kalau semua sudah berhasil, kita singkirkan semua keluarga Abimanyu. Kita pasti bisa jadi kaya raya, ini namanya kerja cerdas,” ucap ayah Khalisa. Reno terkejut mendengarkan percakapan mereka, ternyata benar jika Khalisa dengan orang tuanya ingin menguasai harta keluarganya. Reno merasa terluka, cinta yang selama ini dia inginkan, ternyata dikhianati begitu saja oleh Khalisa. Reno geram, lelah dan terpukul. Dia perlahan keluar dari kantor, pikirannya kacau, untuk saat ini dia tidak bisa pulang ke rumah atau menatap Khalisa. Kebencian bergemuruh dalam hatinya, Reno tidak tau harus mengucapkan apa untuk Khalisa. Bagaimanapun juga rencana telah diatur oleh Kiandra, cara terakhir bagi Reno hanyalah melepaskan Khalis sebisa mungkin. Dia tidak yakin bisa melepaskan Khalisa, dia sangat mencintainya. Reno mengusap wajahnya kasar, dia lalu menembus kemacetan menuju apartemen Kiandra. Adiknya baru saja selesai mandi dan hendak memakan makanan pesan antar, cekungan di bawah matanya terlihat sangat jelas, dia sangat lelah dan pusing menghadapi semua ini, Kiandra merasa sangat lelah pergi kesana kemari. Dia baru membuka bungkus makanannnya, lalu terdengar suara bel membuat Kian meletakkan kembali sendoknya. Dia menghela nafas kesal, siapa gerangan yang hendak mengganggu dirinya saat ini. Kiandra lalu berjalan dan membuka pintu, dia terkejut kakaknya datang membawa bingkisan plastik. Aromanya seperti nasi goreng. “Udah makan?” tanya Reno. Kiandra mengerjapkan matanya, tumben sekali Reno membawakan makanan untuknya, biasanya kakaknya akan bersikap cuek kepadanya. Bahkan mungkin dia mati pun Reno tak peduli. “Ngapain lo kesini? Baru nyadar istri lo orang busuk?” ucap Kiandra berbalik badan, dia mengambil plastik yang dibawa Reno dan menyajikan dua bungkus nasi goreng di meja. “Gue gak nyangka Khalisa bisa kaya gitu,” ucap Reno dengan tatapan sedih. Kian sangat memahami perasaan kakaknya saat ini, dia memeluk kakaknya, menepuk pundaknya. Reno tak tahan menahan air matanya, dia melepas pelukan Kiandra dan menuju kamar mandi. Kiandra tersenyum kecil. “Dasar cengeng!” ucap Kiandra. Puas melepaskan semua penat dengan air matanya, Reno kembali duduk di ruang makan, dia terkejut saat melihat Kiandra begitu lahap saat makan. “Dek, ntar gendut loh. Pelan-pelan makannya.” Kiandra tersenyum. “Kalau gue gendut, lo yang sedotin lemak gue,” ucap Kiandra tertawa. Sembari makan malam keduanya saling bercanda, sepertinya hubungan keduanya kembali membaik. Keduanya saling membicarakan tentang kehidupan masing-masing. Perlahan saudara yang terasa asing dan jauh sekarang kini terasa mendekat. Reno enggan pulang, dia berniat menginap di apartemen Kiandra. Sengaja mematikan ponselnya agar Khalisa tidak mencarinya. “Rencana selanjutnya kira-kira apa ya?” ucap Reno sembari menatap Kiandra. Pikirannya buntu, seolah entah tak tau apa yang akan dia lakukan selanjutnya karena hatinya masih merana. Melupakan Khalisa mungkin membutuhkan waktu yang lama. “Hancurin dulu Khalisa, langsung pisah bisa enggak? Muak gue liat mukanya, apa butuh dikumpulin bukti dulu terus penjarain semuanya?” Reno tercengang menatap adiknya, Kiandra tidak pernah main-main dengan kata-katanya, saat dia telah melangkah, maka dia akan melakukan sepenuhnya. Kiandra sangat lelah dengan semua ini, dia ingin Khalisa dengan keluarganya segera berada di balik jeruji. Namun bagi Reno itu hal yang sulit. “Gue cinta sama Khalisa,” ucap Reno. Kiandra menghela nafasnya kasar. “Sebesar apapun cinta lo, lo itu harus buka mata dong kak, dia itu mau bunuh Ayah!” ucap Kiandra sebal. Dia mengucapkan penuh penekanan dan amarah agar kesadaran logika kakaknya terbuka. “Iya, gue tau.” Reno lalu menarik selimut, dia menutupi sampai wajahnya. Entahlah, dia hanya ingin tidur malam ini, dia ingin istirahat dan berharap ini semua hanyalah mimpi. Kian terbangun karena dering ponselnya, dia membuka matanya dan mengangkat telepon tanpa mengetahui siapa. “Kian, apa kamu tau dimana Reno?” Kiandra seketika terbangun, dia menatap Reno yang tidur di kasur bawah, masih terlelap. “Wah engga tau gue, emang kemana kak Reno?” ucap Kiandra dengan mulusnya berbohong kepada Khalisa. Kiandra tertawa dalam hatinya, kalau Khalisa adalah ular, maka dia adalah makhluk yang jauh lebih kejam dan mungkin akan dengan mudah menyingkirkan Khalisa. Siapapun yang berani dengan Kiandra, dia akan membalasnya ribuan kali lipat. “Aduh, Reno ga pulang semalem.” “Lo jadi istri gimana sih? Masa jagain suami gabisa, jangan-jangan kakak gue udah terpesona sama cewek lain hahaha,” ucap Kiandra sinis. Khalisa menghela nafasnya. “Gue beneran khawatir sama Reno. Ah yaudah deh kalau lo gatau dimana dia,” ucap Khalisa lalu mematikan teleponnya. Kiandra lalu menguap dengan santai dia membangunkan Reno. “Kak, kak! Bangun! Dicari ama bini lo tuh!” ucap Kiandra. Reno terbangun, dia lemas, melihat Kiandra sejenak lalu kembali tidur. “Sepuluh menit lagi.” Kiandra menatap wajah kakaknya, dia sangat kasian dengan Reno yang menggalau, Kiandra lalu bangun, membuatkan sarapan untuk kakaknya, hanya pancake dengan madu dan potongan strawberry. Aroma manis membuat Reno bangun, dia duduk di meja makan. Kiandra menyajikan pancake tumpuk lima dengan sendok di depan Reno. “Kak, gue minta maaf kalau gue kasar dan enggak punya hati. Tapi gue harap lo bisa buat keputusan terbaik demi keluarga. Gue juga gatau gimana cara lo buat putus hubungan sama Khalisa, itu tugas lo. Sampai lo buat keputusan, sementara ini gue jagain ayah sama ibu dulu.” Reno menghela nafasnya, langkah apa yang harus dia ambil untuk menghindari istrinya? Bukan hal mudah melepas begitu saja apalagi perasaannya masih tersisa. Kiandra lalu masuk ke dalam kamar, dia mandi dan mengemasi pakaiannya. Hari ini dia akan ke sekolah untuk meminta izin kepada sekolah. Mungkin tiga hari lagi dia baru masuk sekolah lagi. Setelah orang tuanya mendapat tempat yang aman di New York. Kiandra sebenarnya khawatir jika keluarga Khalisa akan nekat melakukan hal yang lebih dari ini. Sebelum itu terjadi, Kiandra berharap Reno bisa cepay membuat keputusan. Satu-satunya kunci dan harapan Kiandra adalah Reno. Dia yang paling dewasa dan bisa mengambil keputusan ini. Satu-satunya alasan Kiandra tidak melaporkan hal ini kepada polisi karena keluarga Khalisa pasti akan menolak bantahan bahkan mungkin berani menyuap pihak manapun. Kiandra harus mengumpulkan bukti yang benar-benar memperkuat posisi keluarganya sebagai korban.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD