Part 32 Tekad Reno

1002 Words
Reno memutuskan hari ini dia akan datang menuju kantor ayahnya yang ada di Jakarta, dia telah memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit sejenak. Pisau bedah yang hampir setiap hari dia pegang, harus rela dia jauhi untuk sementara waktu. Reno hanya ingin melakukan yang terbaik bagi keluarganya. Dia merasa kelakuan Khalisa adalah penghinaan bagi keluarganya. Tidak bisa seenaknya saja mereka berniat menghancurkan hidup keluarganya. Dengan wajah tampan, jas bermerk dan sisiran rambutnya yang rapi membuat Reno nampak cocok menjadi CEO. Para wartawan telah datang menanti Reno, mereka berencana mewancarai Reno terkait pemindahan kepemilikan perusahaan. Reno memilih bungkam, belum menjelaskan apapun ke media terkait kunjungannya ke kantor. Dia hanya memberitahu sekretaris dan para staff lainnya. Rupanya media tidak mau diam saja, mereka menerbitkan artikel yang menyatakan bahwa Reno akan bekerja di Abimanyu Corp. Sungguh Reno sangat kesal saat ini ketika membaca artikel itu, rencananya dia akan diam-diam, tetapi rupanya bekerja di dunia bisnis tidak bisa hanya diam begitu saja. Kini berita dia telah bermunculan di internet. Ayah Khalisa—Ronald menatap geram artikel yang ada di tangannya. Dia meremas pelan handphonenya, membantingnya dengan kesal. Ternyata Reno tidak sebodoh itu akan memberikan perusahaan kepadanya. Ronald menghubungi putrinya, sedangkan Khalisa baru saja terbangun setelah melewati malam panas bercinta dengan Alex. “Siapa sih yang mengganggu pagi gini?” ucap Alex berhenti menciumi bibir Khalisa. Dengan cepat Khalisa mengambil ponselnya, dia tersenyum kepada Alex, mengecup bibir Alex sekilas dan mengangkat telepon ayahnya. “Iya kenapa Yah?” ucap Khalisa. “Cepat rayu Reno untuk mundur. Lakukan apapun untuk membuat dia melepaskan perusahaan.” Setelah mengucapkan sederet kalimat itu, Ronald langsung mematikan teleponnya, dia sangat kesal saat tau ayahnya mengucapkan hal seperti itu. Dia seperti anak perempuan yang dijadikan alat untuk mendapatkan kekuasaan dan kepuasan ayahnya. Khalisa membuka internet, dia terkejut ketika membaca artikel bahwa Reno telah memimpin Abimanyu Corp di Indonesia. Dia terkejut saat melihat berita itu. Pantas saja ayahnya marah besar saat berbicara dengannya. Tapi apalagi yang bisa Khalisa lakukan? Dia bahkan sudah merayu Reno sebisa mungkin, namun sepertinya dia gagal membujuk Reno. Dia melepaskan tangan Alex yang melingkar dan tersenyum. “Hari ini sudah dulu ya sayang, aku harus pulang.” Khalisa mengecup pipi Alex, dia mengenakan pakaiannya dan kembali pulang. Sepertinya hari ini adalah hari yang sibuk bagi Khalisa, dia memutuskan mandi dan segera ke kantor Reno. Khalisa menggerutu kesal sembari berjalan ke dalam ruangan Reno. Kalau saja dia menurut memberikan perusahaannya, Khalisa tidak akan ditekan oleh ayahnya. “Halo sayang,” ucap Khalisa mengecup pipi Reno. Sudah mengetahui kebusukan Khalisa sejak awal, Reno tidak lagi bergetar hatinya. Bahkan melihat Khalisa membuat dia merasa muak dan ingin menamparnya. Namun Reno menyembunyikan itu semua, dia tersenyum manis dan mengecup pipi Khalisa. Reno langsung menarik Khalisa dalam pangkuannya dia mencium leher Khalisa, dia membuka perlahan syal yang digunakan Khalisa, dia terkejut melihat ada bekas gigitan di sana. Reno sangat yakin dia bukan pelaku yang membuat leher Khalisa seperti ini. Tiba-tiba Reno mencoba mengalihkan pikiran, dia menghentikan aktivitasnya. “Astaga aku lupa, ini kan jam makan siang, kamu mau makan bersama?” tanya Reno. Khalisa mengangguk, dia menggelayut manja di lengan Reno. “Sayang, aku lebih suka ketika kamu mengenakan jas dokter, nampak jauh lebih seksi untukku.” Reno tersenyum, dia tau ini salah satu taktik Khalisa. “Iya tapi terpaksa aku harus di sini sementara,” ucap Reno sembari menggenggam tangan Khalisa. Entah kemana perginya rasa cinta dan percaya, Reno sudah kehilangan semua perasaan itu semenjak tau siapa sebenarnya Khalisa. Dia kecewa, marah, ingin juga rasa hati menjauhi Khalisa, namun kalau dia melakukan itu semua, bisa jadi keluarga Khalisa akan melakukan hal yang nekat. Mengingat bekas tanda gigitan di leher Khalisa, Reno menjadi yakin seratus persen jika Khalisa baru bertemu dengan kekasihnya. Dia menjadi yakin kalau dulu apa yang dikatakan adiknya benar bahwa istrinya memiliki selingkuhan. Reno bisa menjadikan hal ini seperti bumerang bagi Khalisa, menjadi alasan nanti kenapa Reno menceraikannya. Mereka makan siang dengan obrolan ringan, Reno juga tidak berusaha menunjukkan perubahan. Berulangkali Khalisa merayunya untuk menyerahkan perusahaan pada ayahnya, tetapi Reno menolaknya. Dia sangat memahami jika Khalisa pasti disuruh keluarganya melakukan hal ini, tetapi bagaimana pun juga Khalisa terlihat begitu kejam karena tega melakukan hal ini kepadanya. “Maaf sepertinya aku memang harus turun tangan sendiri karena ini perusahaan ayahku, ini yang ayahku bangun dari 0. Jadi mau tidak mau aku harus belajar dari awal. Bukan berarti aku tidak percaya kepada ayah Khal, tetapi memang aku sendiri yang ingin memegangnya.” Khalisa hanya bisa bungkam dengan penjelasan Reno, kali ini dia tidak bisa membantah Reno karena Reno pasti akan menolak keinginannya. Dia hanya tersenyum menanggapi ucapan Reno. Kalau Khalisa terus mendesak Reno, nanti pasti Reno akan curiga dengan perbuatannya. Dia akhirnya menyerah sementara untuk membujuk suaminya. Setelah makan siang bersama, Khalisa mempertanyakan kepergian Reno, kenapa dia tidak pulang kemarin. Reno hanya mengatakan bahwa dia di rumah sakit enggan pulang karena itu hari terakhirnya bekerja di rumah sakit. Saat ini dia hanya bisa berbohong kepada Khalisa agar istrinya tidak curiga. Khalisa lalu pulang, tidak ada sama sekali rasa curiga dalam hatinya tentang Reno yang sudah tau niat busuknya. Setelah Khalisa pulang, Reno segera menghubungi orang bayaran untuk membututi Khalisa, dia menyuruh orang itu untuk mencari tau siapa selingkuhan Khalisa dan memberikan bukti kepadanya. Sebagai seorang suami yang sudah hancur, membuat Reno semakin kuat tekadnya untuk memberikan balasan yang setimpal untuk istrinya. Sebuah penghianatan yang harus dibayar dengan mahal. Karena sebuah harta kekayaan membuat siapapun dibutakan. Sampai-sampai cinta yang tulus pun sudah tidak ada artinya sama sekali. Reno mencoba menenangkan dan menguatkan hatinya. Dia tidak ingin rasa cintanya yang masih ada menjadi penghancur semua rencananya. Dia tidak ingin mengecewakan keluarganya yang sudah menjadi korban Khalisa dan keluarganya yang gila akan harta dan kekuasaan. Reno benar-benar ingin sendiri saat ini. Jika tidak karena adik dan kedua orang tuanya, mungkin Reno benar-benar sudah gila karena rasa cintanya yang sangat besar untuk Khalisa. Wanita ular yang selama ini sudah mendampinginya dengan banyak tipu muslihat. Sampai-sampai dirinya tidak sadar kalau selama ini istrinya mempunyai pria idaman lain yang menjadi selingkuhannya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD