Part 33 Awal Kehancuran Khalisa

1036 Words
Reno menguap lelah menghadapi berkas di hadapannya, dia terbiasa melakukan bedah, rasanya lebih mudah daripada mengelola bisnis. Berbagai klien yang dia hadapi sangat sulit untuk diyakinkan. Tetapi Reno tidak akan menyerah, demi keluarganya dia akan bekerja sekeras mungkin. Jam sudah menunjukkan pukul satu, sudah terlalu larut malam, namun Reno masih di kantor. Tiba-tiba dia rindu keluarganya, orang yang selalu jujur dan mencintainya. Baru saja Reno menutup telfonnya, tiba-tiba orang suruhannya mengirim sebuah foto. Sungguh Reno tiba-tiba merasa nyeri dalam hatinya, dia emosi, dadanya sesak dan penuh amarah. Foto dan Video yang dikirim oleh orang suruhannya sangat jelas bahwa Khalisa sedang berciuman panas di lorong hotel. Bahkan lelaki itu meremas milik Khalisa. Reno marah bukan main. Dia hendak melabrak Khalisa namun dia merasa begitu lelah dengan semua ini. Dia memilih pulang ke apartemen Kian. “Kian!” panggil Reno. Sayangnya tidak ada jawaban sama sekali, Kiandra sudah kembali ke Jepang, dia sudah dalam perjalanan. Reno langsung menekan nomor passwordnya dan tak lama terbuka. Dia masuk melepas kaus kaki dan dagisnya, dia langsung naik ke atas kasur dan terlelap, ingin rasanya menyudahi hari ini, dia sangat lelah untuk semuanya. Khalisa merasa frustasi saat mengetahui Reno hingga detik ini belum juga pulang, dia menanyakan kabar Reno kepada temannya di kantor, namun mereka semua mengatakan Reno sedang lembur. Khalisa melepaskan tangan Alex dari pingganggnya, dia akhirnya pergi dari hotel dan menuju kantor Reno. Sayangnya sampai di sana satpam mengatakan jika Reno baru saja pulang. Khalisa menyerngitkan dahinya, sedari tadi Reno belum pulang, handphonenya juga tidak aktif. Sudah terlalu dini hari, Khalisa memilih pulang ke rumah menunggu kepulangan Reno. Kali ini tidak ada pilihan lain bagi Reno selain melepaskan Khalisa, kenangan manis yang dulu mereka bangun bersama tidak cukup membuat Reno menghentikan keputusannya, detik ini juga dia akan mengakhiri pernikahan mereka. Khalisa berhasil membuat hatinya hancur berkeping-keping. Khalisa juga berhasil membuat kenangan indah menjadi sangat buruk dan melukai Reno. Lelaki itu akhirnya membuka mata, semua yang dikatakan Kiandra benar. Dia menuju pengadilan, meminta formulir untuk perceraian, tangannya agak gemetar membaca formulir itu, namun mau tak mau dia harus menyudahi kebodohannya walau hatinya masih agak tidak rela. Sedari dulu dia sangat mencintai Khalisa, namun kenapa gadis itu dengan mudahnya menghancurkan kepercayaannya kepada Reno. Dengan langkah yakin, Reno mengetuk pintu rumah Khalisa. Beberapa menit kemudian, Khalisa keluar dan tersenyum bahagia ketika melihat Reno, dia memeluk suaminya. Mungkin pelukan ini adalah pelukan terakhir yang Reno berikan. Reno langsung menyodorkan map hijau yang dia bawa, di dalamnya ada formulir surat perceraian yang harus Khalisa tanda tangani. “Apa ini sayang?” tanya Khalisa. Istrinya seketika bungkam dan shock ketika melihat di tangannya adalah sesuatu yang tidak dia harapkan. Khalisa menatap Reno tidak percaya, padahal dulu Reno sangat mencintainya, kenapa menceraikannya saat ini? “Surat cerai, kamu baca dan tanda tangani.” Khalisa menggeleng, dia tidak ingin setuju begitu saja. Hanya Reno satu-satunya alat yang dia butuhkan, Reno yang membuat dia diterima oleh keluarganya. “Kenapa sayang? Aku kenapa tiba-tiba mau kamu ceraikan?” tanya Khalisa dengan suara bergetar, tak lama matanya yang berkaca-kaca telah meluncurkan air mata. Reno tidak menjawab pertanyaan Khalisa, namun dia menyodorkan ponselya. Video tentang Khalisa yang berciuman panas dengan Alex. Reno tidak tau siapa lelaki di video itu, tetapi di sana sangat jelas bahwa Khalisa tidak melawan, dia malah menikmatinya dan mengajak lelaki itu masuk ke dalam hotel. Reno merasa tidak dihargai oleh Khalisa, dia merasa dibuang dan dikhianati. “Cepat tanda tangani selagi aku masih baik.” Ucapan Reno terkesan dingin dan menikam. Tangan Khalisa bergetar, dia tidak menyangka akan ketahuan dengan Reno. Selama ini hubungan dia dengan Alex selalu dia jaga dengan baik. Khalisa menggeleng, dia tidak mau bercerai dengan Reno. Khalisa lalu ke dalam kamar, mengambil sesuatu dan memberikan kepada Reno. “Aku mengandung anakmu,” ucap Khalisa memberikan testpack dengan garis dua. Reno hanya tersenyum miring. “Aku ragu kamu mengandung anakku, bukannya kamu selalu meminum pil anti kehamilan seusai kita bercinta? Lalu pernikahan pertama kita, kau juga tidak memberikan keperawananmu kepadaku. Aku ragu kamu hamil anakku. Jangan berkelit Khal, aku sudah muak.” Reno meminta dengan tegas Khalisa menandatangani surat itu. Mau tak mau Khalisa menandatanganinya, air matanya sudah tidak lagi bisa menjadi senjata meluluhkan hati Reno. Semuanya sudah berakhir sekarang. Dia sudah tidak bisa lagi merayu Reno untuk memberikan kekayaannya. “Aku minta sebagian hartaku,” ucap Khalisa dengan mengusap air matanya. Seketika dia merasakan sakit di hatinya, padahal selama ini dia tidak mencintai Reno, namun entah kenapa perpisahan ini terasa terlalu menyakitkan bagi Khalisa. “Kita tunggu setelah sidang.” Reno lalu bangkit tanpa mengucapkan apapun dan keluar dari rumah. Khalisa memeluknya dari belakang, dia memeluk erat Reno. Lelaki itu terdiam sejenak, rasanya hampa. Dia ingin menangis tapi tidak bisa mengeluarkan air matanya, dia ingin marah tapi dia menyimpan semua dendamnya. Perselingkuhan Khalisa tidak bisa lagi dia maafkan, cinta yang begitu besar hanya dianggap remeh oleh Khalisa. Perempuan yang memeluknya hanya menginginkan harta kekayaannya. “Cukup Khal, aku tidak akan pernah goyah.” Reno melepaskan tangan Khalisa. Dia lalu masuk ke dalam mobilnya. Khalisa terduduk jatuh di depan rumah sembari menangisi kepergian Reno. Dia memeluk lututnya, merutuki kebodohannya karena tidak hati-hati dalam hubungan ini. Pernikahan mereka sebuah perjodohan yang tidak Khalisa inginkan. Namun jika Khalisa mengingat Reno yang mencintainya, entah kenapa dia menjadi terluka. Dia menjadi merasa bersalah telah membuat Reno menderita. Khalisa menghubungi orang tuanya, mengatakan jika Reno akan menggugat cerai. Tentu saja berita ini hampir membuat Ronald jantungan, dia geram, tangannya mengepal seolah ingin meninju Reno saat ini juga. Namun orang tuanya sendiri tidak tau jika Khalisa yang berselingkuh di belakang Reno. Ronald lalu menelfon seseorang yang dia handalkan, dia tersenyum licik. “Habiskan tanpa sisa,” ucapnya dengan seseorang di telepon itu. Ronald selalu memimpikan bisa mengambil alih perusahaan Abimanyu. Dia kira dengan pernikahan putrinya akan ada kerja sama yang baik, kenyataannya tidak berjalan lancar sesuai rencana. Jika dia tidak bisa mengambil perusahaan yang dipegang oleh Reno, maka dia akan menghancurkannya sampai tidak tersisa. Ronald tidak ingin Reno dengan keluarganya hidup bahagia begitu saja. Ada dendam tersendiri baginya yang belum terbalaskan. Alasan utama Ronald menginginkan perusahaan Abimanyu bukan hanya sekedar mencinta harta, namun ada hal yang membuat Ronald marah dan ingin memiliki sepenuhnya. Hal yang tidak pernah Abimanyu duga melukai Ronald.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD