Part 36 Pensi Sekolah

1078 Words
Kebahagiaan seorang siswa terlihat saat sekolah mengadakan pensi sekolah. Karena disaat itu para siswa akan menampilkan bakat yang dia miliki. Seperti halnya Davon dan juga Kiandra. Davon, pria dingin yang terkenal tidak terlalu banyak bicara. Dengan banyak bakat yang dia miliki. Bersama teman bandnya, dia mempersiapkan untuk tampil diatas panggung. Wajahnya yang tampan, semakin menjadikan Davon mempunyai daya tarik tersendiri. “Von, gila lo. Lagu yang lo bikin ngebuat gue merinding. Dalem banget liriknya. Sepertinya lagu ini sengaja lo ciptain buat wanita yang lo cintai. Apa lagu ini lo khusus buat untuk Kiandra, Von?” tanya Ferel. Salah satu teman band Davon. Davon yang mendengar perkataan Ferel, dia tersenyum simpul. Karena dia tidak akan pernah berbicara kesiapapun tentang perasaannya. Karena Kiandra sendiri juga orangnya tidak peka sama sekali. “Kita latihan lagi saja. Karena sebentar lagi pembukaan. Dan band kita yang pertama membuka acara pensi kali ini.” Davon kembali berdiri dari duduknya. Memegang mic dan mulai menyanyikan lagu yang dia buat sendiri. Dengarkanlah, wanitaku tercinta Bahwa aku tergila-gila karenamu Saat aku menatap, mata indahmu Dada ini bergetar memanggil namamu Oh...Cinta... Aku hanya bisa memandangmu Tanpa bisa mengucap kata Cinta Anganku ingin memilikimu Namun aku terlalu, takut kamu menjauh Dari pandanganku Oh...Cintaku... Oh...Cintaku... Akankah ku bisa memilikimu Mencintaimu, tanpa rasa takut Tuk Kehilangan dirimu Duhai pujaan hatiku Sang pemilik hati Wanita terhebat, yang pernah ada {@Davon Aditiya} Musik mengalun dengan indah. Suara merdu yang dimiliki Davon, benar-benar sangat memanjakan telinga siapapun yang mendengarnya. Tanpa mereka sadari, ternyata banyak yang mendengarkan latihan Davon diruang musik. Setelah lagunya selesai, semua tepuk tangan para murid yang mendengarnya terdengar bergemuruh di sekitar ruangan musik. Tempat dimana Davon dan teman-temannya latihan. “Lihat, Von. Para fans lo sudah berjajar di depan tempat kita latihan. Susah kalau punya wajah cakep. Kemana-mana pasti jadi pusat perhatian. Kalau Kiandra gak mau sama lo, udah, cari saja cewek dari fans yang mengidolakan lo,” ucap Ferel memanas-manasi Davon. Davon hanya menanggapi dengan senyuman. Dari tadi Ferel bahas Kiandra, tiba-tiba dia baru teringat. Kalau dirinya dari pagi tidak melihat Kiandra di sekolah. Davon tanpa bicara keluar dari ruangan musik dan mencari keberadaan Kiandra. Davon mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Kiandra. Davon mengerutkan dahi saat melihat ponselnya yang tidak tersambung saat menghubungi Kiandra. Karena tidak menemukan Kiandra, dia mencoba ketempat persembunyian Kiandra. Karena saat dia bolos ataupun sedang tidak ingin masuk pelajaran, dia pasti ada di belakang sekolah. Tempat tidur paling nyaman untuk Kiandra yang doyan banget tidur. Dan benar dugaan Davon. Kiandra sedang tidur dengan ditemani oleh Aurel yang sedang mainan ponsel miliknya. Aurel yang melihat kedatangan Davon, dia langsung menyerahkan Kiandra pada Davon. “Von, temenin si Kebo yang sedang tidur ini. Aku mau keluar dulu buat beli makanan. Dari tadi disini gak makan apa-apa,” ucap Aurel pada Davon. “Baik, pergilah. Aku yang akan menjaga dia disini. Kian sudah makan belum, Rel?” tanya Davon pada Aurel. “Belum. Dia belum makan dari pagi. Berangkat juga tadi dia buru-buru katanya. Karena takut tidak bisa ngelihat lo tampil,” ucap Aurel. Davon yang mendengarnya, tersenyum dalam hati. Karena Kiandra ingin melihat penampilannya di panggung. “Kalau begitu aku nitip belikan makan untuk Kiandra, Rel. Takut Maag dia kambuh karena tidak sarapan. Tahu sendiri kalau dia sangat jarang makan kalau tidak ada yang mengajaknya makan.” Davon begitu sangat perhatian pada Kiandra. Aurel yang melihat sikaap dan nada bicara Davon, dia begitu bahagia. Karena sahabatnya dicintai oleh pria yang tepat. “Baik, akan aku belikan. Kamu juga mau?” tanya Aurel pada Davon. “Bolehlah,” ucap Davon singkat. Davon pun duduk disamping Kiandra yang sedang tidur terlelap. Davon menatap Kiandra sambil tersenyum. Tidak menyangka kalau dirinya bisa sedekat ini dengan Kiandra saat ini. “Keunikan lo membuat gue tidak bisa lepas dari lo, Ki. Bentar lagi kita sudah mau lulus sekolah. Kita mempunyai kehidupan masing-masing yang harus dijalani. Pasti gue bakal ngerinduin lo disana,” ucap Davon sambil menatap Kiandra yang sedang tidur dengan lelap. Tanpa Davon sadari, Kiandra dari tadi mendengarkan perkataan Davon dengan pura-pura tidur. Jantung Kiandra berdegup kencang saat Davon mengungkapkan perasaannya. Meskipun jujur, Kiandra sebenarnya juga mempunyai rasa dengan Davon. Namun, Kiandra masih tidak ingin mempunyai hubungan percintaan dengan siapapun. Dia ingin menikmati masa mudanya bersama dengan teman dan sahabatnya. Karena nanti kalau dia sudah dewasa dan sudah bekerja, dia tidak akan bisa sebebas seperti sekarang. Jadi meskipun dia juga menyukai Davon, dia ingin tetap bersama Davon sebagai teman terlebih dahulu. Dia percaya kalau Tuhan sudah menakdirkan dirinya bersama Davon, pasti Tuhan akan menjaga cintanya dan cinta Davon. Sampai waktunya tiba. Kiandra tiba-tiba memikirkan perkataan Davon yang terdengar menggantung. Dia merasa kalau Davon akan pergi setelah dia lulus dari SMA. Entah kemana dia akan pergi. Kiandra pun hanya bisa berharap. Kalau dia masih bisa bertemu dengan Davon. Meskipun dia sudah tidak sekolah SMA lagi. SMA yang sama dengan Davon. Kiandra pura-pura bangun dari tidurnya. “Eh...lo, Von. Sejak kapan lo disini? Aurel mana?” tanya Kiandra. Kiandra duduk dari tidurnya. Davon yang masih belum mau menjawab pertanyaan Kiandra, hanya menatap Kiandra dalam diam. “Von,” ucap Kiandra sambil menepuk tangan Davon. “Dia lagi beli makanan. Katanya tadi dia lapar karena menunggumu tidur dari tadi,” ucap Davon. Kiandra yang mendengar perkataan Davon, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Oh, iya. Apa kamu sudah tampil, Von?” tanya Kiandra dengan serius. Kiandra merasa bersalah kalau sampai dia melewatkan penampilan Davon. “Belum,” jawab Davon singkat. Kiandra langsung tersenyum lebar saat mendengar kalau Davon belum tampil. “Syukurlah kalau begitu. Karena aku pingin sekali bisa melihatmu tampil. Bagaimana tidak. Seorang teman tidak memberikan dukungan pada temannya. Saat temannya mau tampil mengici acara pensi,” ucap Kiandra. Davon mengacak-ngacak rambut Kiandra penuh rasa sayang. “Dasar tukang tidur. Bagaimana nanti kalau kamu kuliah. Kalau lo terus-terusan gak berubah sama sekali, Ki. Katanya pingin jadi Desainer terkenal seperti mamamu,” ucap Davon mengingatkan Kiandra. Kiandra hanya nyegir kuda mendengarnya. “nanti kalau sudah waktunya pasti berubah, Von. Dasar, lo ini cerewet banget,” ucap Kiandra sambil memanyunkan mulutnya. Davon yang melihatnya, dia tidak bisa menahan tawanya. Dan pada saat itu, Kiandra benar-benar terpesona akan ketampanan yang dimiliki oleh Davon. “Kenapa melamun? Melamun apa sedsang terpesona denganku?” goda Davon pada Kiandra. Pipi Kiandra langsung bersemu merah karena rasa malu kepergok Davon. “Apa-apaan lo ini,” ucap Kiandra mengalihkan rasa malunya pada Davon. Davon yang melihat Kiandra salah tingkah, dia semakin suka menggodanya. Karena dimata Davon, Kiandra begitu menggemaskan saat malu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD