Bab 19: Fanny Pacar Damar?

1010 Words
Damar berdecak dengan kesal karena mendapatkan pesan dari Mitha, adiknya itu meminta tolong Damar untuk membawakan bukunya yang tertinggal di mobil Damar, untung saja Damar sedang ada waktu luang, dia pun segera pergi ke sekolah Mitha. Tapi, saat Damar sudah di depan gerbang sekolah, Mitha tak kunjung datang, bahkan Damar sudah berulang kali menelpon adiknya itu, tapi tak ada jawaban sama sekali dari Mitha. Akhirnya mau tidak mau Damar pun masuk ke sekolah Mitha pada jam istirahat, dia mencari-cari di mana keberadaan adiknya itu, ternyata dia berada di kantin bersama dengan Fanny. Saat sampai di kantin, Damar melihat beberapa siswa sedang berkumpul, ada Mitha dan Fanny juga di sana, Damar pun mendengar dengan jelas jika Mitha sedang dibully oleh teman-temannya. "Dek, dicariin dari tadi gak taunya malah di sini!" ucapan Damar membuat semua murid yang ada di kantin menoleh kepadanya, bahkan beberapa siswi sudah berteriak histeris karena melihat Damar yang sangat tampan. "Abang, kok di sini?" tanya Mitha dengan mata yang terbelalak sempurna. "Abisnya kamu ditelpon gak jawab, nih buku kamu," jawab Damar seraya memberikan buku kepada Mitha. "Ya ampun, ganteng banget," ucap beberapa siswi yang ada di sana. "Ini beneran kakak lo, Mitha?" tanya Nita, Mitha hanya tersenyum tipis menanggapi. "Dasar cewek gatel, baru liat cowok bening dikit langsung pada ijo tuh mata," ucap Fanny dengan gemas. "Kalian yang barusan bully adik saya, kan?" tanya Damar dengan tatapan tajamnya kepada Sesha dan teman-temannya. "Enggak kok, Bang, kita temenan kan Mitha," ucap Sesha. "Diih caper banget lo, jijik gue liatnya," ucap Fanny. "Sekarang Abang pulang deh, terima kasih udah nganterin buku aku," ucap Mitha. "Ya ampun, Mitha, masa lo ngusir Abang lo kayak gitu sih, biarin aja kali," ucap Sesha, lalu melirik kepada Damar, dan mengulurkan tangannya. "Bang, kenalan dong, aku Sesha," ucap Sesha dengan gaya centilnya, Damar bukan tertarik tapi malah bergidik ngeri melihat Sesha seperti itu. "Astaghfirullahal'adzim, sumpah gue jijik liatnya," ucap Fanny. "Diem lo, kacung!" desis Sesha sambil melayangkan tatapan tajamnya. "Kamu mau kenalan sama saya?" tanya Damar dengan evil smirknya. "Mau dong, Bang, siapa yang bisa nolak kenalan sama cowok ganteng kayak, Abang," jawab Sesha. "Kalau kamu mau kenalan sama saya, kamu traktir semua siswa yang ada di sini," ucap Damar. "Cuma itu syaratnya?" tanya Sesha. "Ya, bisa gak," jawab Damar dengan tangan yang melipat di d**a. "Oke, kecil kalau cuma itu, aku ini anak kepala sekolah, gak masalah kalau cuma traktir semua siswa yang ada di sini," ucap Sesha dengan percaya dirinya. "Sombong banget ya kamu," ucap Damar, lalu Sesha naik ke bangku yang tak jauh darinya, dan.... "Guys, dengerin gue, kalian boleh jajan sepuasnya nanti gue yang bayar," ucapan Sesha membuat semua siswa yang ada di sana bersorak, setelah itu Sesha turun dari bangku. "Udah kan, jadi siapa nama Abang?" tanya Sesha lagi sambil mengulurkan tangannya. "Enak aja, belum lah, kan kamu belum bayar makanan mereka, baru bilang mau traktir," jawab Damar. "Jadi aku harus bayar dulu nih?" tanya Sesha, Damar hanya melipat lengannya dengan alis yang terangkat. "Traktiran berapa?" tanya Sesha menantang. "Tiga juta kayaknya cukup," jawab Damar menyeringai, sedangkan Mitha menarik pakaian abangnya lalu berbisik. "Bang, jangan keterlaluan, kasian kan dia," ucap Mitha. "Kamu diem aja, ini urusan Abang," ucap Damar, lalu melihat Sesha. "Kenapa? Kamu gak punya uang segitu?" tanya Damar. "Punya lah, uang segitu mah kecil," jawab Sesha, lalu dia segera menghampiri pemilik kantin. "Bu, saya bayar semua makanan di sini seharga tiga juta, tapi saya gak ada yang cash, bisa minta nomer rekening Ibu?" tanya Sesha dengan keangkuhannya. "Alhamdulillah, beneran nih, Neng?" tanya si ibu pemilik kantin. "Iya lah, Bu, ngapain saya main-main," jawab Sesha, lalu si ibu pemilik kantin memberikan nomer rekeningnya kepada Sesha, benar saja Sesha mentransfer uang senilai tiga juta rupiah kepada ibu kantin, setelah itu Sesha menghampiri Damar lagi. "Udah, Bang, ini buktinya," ucap Sesha seraya memberikan ponselnya kepada Damar. "Oh udah, ayo Dek, kita pergi, acara amalnya udah selesai kan," ucapan Damar membuat mulut Mitha dan Fanny ternganga. "Kok pergi, Bang, katanya mau kenalan sama aku?" tanya Sesha. "Kenalan sama kamu? Jangan mimpi ya, lagian kamu bukan tipe saya," jawaban Damar membuat Sesha mengepalkan tangannya dengan kuat. "Makanya harus sering-sering beramal, bukan pamer, ini balasan yang belum seberapa atas apa yang kamu lakukan kepada adik saya, jika sekali lagi jamu membully adik saya, akan saya pastikan kamu mendapatkan balasan yang lebih dari ini," ucap Damar lagi dengan tatapan tajamnya seraya menunjuk wajah Sesha. "Gue gak terima kalian perlakukan kayak gini, liat aja nanti, gue pastikan lo bertekuk lutut di hadapan gue, dan adik lo ini akan ditendang dari sekolah ini sama bokap gue!" ucap Sesha dengan nyalang. "Uuhh ancaman yang sangat mengerikan, coba aja kalau bisa, hati-hati, Nona, nanti kamu ketulah sama ucapan sendiri, dan satu lagi, gue gak akan sudi bertekuk lutut di hadapan cewek murahan kayak lo, gue juga udah punya pacar yang jauh lebih baik dari pada lo!" ucap Damar yang mulai tersulut emosi juga, lalu dia menarik lengan Fanny dan merangkul pundaknya dengan mesra, hal itu tentu saja membuat Fanny terkejut bukan main. Bahkan saat ini jantung Fanny sudah berdetak sangat kencang tidak karuan. "Sayang, bilang sama mereka kalau setelah kamu lulus sekolah kita bertunangan," ucapan Damar kali ini membuat Fanny ingin berhenti bernafas dan menghilang dari muka bumi. "Astaghfirullah, Abang aku kayaknya salah minum obat semalem!" ucap Mitha dengan lirih. "Sayang, ayo dong bilang," ucap Damar lagi. "Haduh, mati deh gue," ucap Fanny di dalam hatinya lalu dia melirik kepada Mitha berharap sahabatnya itu menolong Fanny. Mitha yang mendapat tatapan aneh dari Fanny hanya memalingkan wajahnya, berharap dia juga menghilang dari tempat itu. "Kamu malu bilang sama mereka?" tanya Damar lagi bahkan suaranya terdengar sangat lembut dan begitu mesra. "Ya ampun, Fanny, lo beruntung banget sih dapet cowok yang ganteng terus romantis kayak gini," ucap salah satu teman mereka, Fanny hanya tersenyum canggung sambil berusaha untuk melepaskan rangkulan dari Damar. "Bang, mendingan Abang pulang sekarang deh, sebentar lagi jam istirahat juga selesai," ucap Mitha. "Oke," ucap Damar melirik lagi kepada Sesha. "Ingat, jangan berani macam-macam lagi sama adik dan pacar gue, kalau lo bully mereka lagi, hidup lo kelar!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD