The Ex-Girl

1508 Words
*Cinta pov.. Aku terdiam menatap cermin di kamar mandi. Lalu memejamkan mataku. Aku malu dengan apa yang sudah kami lakukan. Tapi rasanya luar biasa. Aku baru pertama kali melakukan hal tadi. Aku pernah pacaran dulu, sekali saat masih dibangku SMA dan sekali saat kuliah dulu. Tapi tidak ada yang serius. Dan tidak pernah sampai jauh seperti yang malam ini aku sama Aldrich lakuin. Aku segera membasuh kewanitaanku dan juga pahaku, yang terasa lengket, lalu segera keluar setelah memakai baju. Aldrich masih terbaring dengan kaki menjuntai kebawah. Kejantanannya sudah lemas. Aku membuang muka, merasa jengah saat menatapnya. Cowok itu lalu bangkit dan berjalan masuk ke kamar mandi. Aku duduk diranjang, merasa lega saat melihat Aldrich keluar kamar mandi sudah berpakaian lengkap. Dia merebahkan tubuhnya di sampingku, lalu menarikku untuk merebahkan kepalaku dibahunya. "Tidur Ta, udah malem." Aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya, mengecup pelan pipinya lalu memejamkan mataku. "Thankyou ya Al. Buat hadiah ulangtahun nya. It's the best birthday ever." Gumamku. Aku merasakan tangannya mengelus punggungku. Dan aku terlelap setelah merasakan cowok itu mencium keningku. ^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^* Liburan akhir tahun ini aku berencana pulang ke Cikarang, karena kemarin tidak bisa merayakan ultahku, adikku ingin menggantinya dengan menghabiskan malam tahun baru bersama. Aku mengajak Aldrich, tapi cowok itu tidak bisa katanya ada acara clubnya yang sudah lama direncanakan untuk malam pergantian tahun itu. Aku sedikit sedih karena tidak akan melewatkannya bersama cowokku, tapi Aldrich berjanji akan menjemputku dicikarang hari berikutnya. Aku menyiapkan koper kecilku, lumayan liburan lima hari. Aku bisa habiskan waktu dengan keluargaku setelah sekian lama. Aldrich mengantarku ke Cikarang, tapi pulang malamnya. Rasanya berat berpisah selama lima hari. Karena hampir setiap hari kami bersama. Tapi nanti setelah pulang ada sisa waktu dua hari yang bisa aku habiskan dengannya. Aku menghabiskan waktu dengan Chelsea, rasanya menyenangkan. Sudah lama kami tidak pergi bareng. Clement juga libur, tapi ada acara kampus jadi kami hanya sebentar bertemu dirumah. Setiap hari aku selalu memberi kabar pada Aldrich, kalau dia tidak membalas pasti sedang sibuk. Cowok itu jarang memberi kabar, paling telepon saat malam aku hendak tidur. Karena setiap hari kami bertemu kami jarang telepon atau wa-an. Tapi sekarang aku sedikit gelisah karena dia lama membalas wa'ku. Akhirnya aku memutuskan untuk meneleponnya sore itu. "Kamu lagi ngapain Al?" "Hi sayang sorry, motorku sedikit rewel, hampir seharian ini aku di bengkel." "Ooh, pantesan..." Aku sedikit merengut. "Jangan marah doonk.. kan besok aku jemput.". Aku tersenyum kecil. "Aku ga sabar besok. Pengen ketemu kamu." "Aku juga. Besok aku datang sore, abis acara tahun baru pasti balik pagi." "Jangan pulang pagi-pagi banget Al. Ga bagus buat badan kamu." Suaraku berubah khawatir. "Tenaaaang, kan ada Rangga sama Rio, mereka nginep diapartemenku kok.." "Okee.. kabarin aku ya babe.." "Oke, aku jalan dulu ya, aku nyamper Rangga dlu. Ribet tu bocah.." Aku terkekeh. "Salam buat mereka n Adeline ya.." "Bye baby.." "Bye Al..." Aku tersenyum saat menutup telepon. Tidak terasa sudah hampir pergantian tahun. Handphoneku berbunyi tanda wa masuk. Banyak chatting ucapan newyear tapi aku langsung membuka pesan dari cowokku. ? ?My Al? "Happy New Year Baby.. i miss you.. ?" Aku tersenyum saat membalas, semoga hubungan kami tahun depan lebih baik lagi amiinnn.. ^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^* Pukul tiga sore tanggal 1 Januari Aldrich datang kerumahku. Aku sangat senang. Matanya masih sedikit merah mungkin kurang tidur tapi aku tidak bisa marah karena rasa kangenku lebih besar daripada kekesalanku saat mendengarnya baru pulang pukul 4 pagi. Sesaat setelah bertemu Papa kubiarkan dia kembali tidur. Nanti pukul 7 malam akan kubangunkan untuk makan malam bersama. Clement biasanya tidak suka saat ada orang lain dikamarnya tapi dia tidak keberatan Aldrich tidur disana, katanya dia ada acara kampus jadi akan menginap disana. Aku membangunkan Aldrich tepat pukul tujuh. Dia bangun kemudian mandi lalu bergabung bersama kami untuk makan malam. Rasanya menyenangkan suasana seperti ini, tidak ada canggung, rasanya kami seperti sudah menikah saja. Chelsea pun sangat akrab dengan Aldrich. Mungkin cowok itu teringat dengan saudaranya. Setelah nonton jam 9 malam Aldrich bilang ingin kembali tidur lagi. Besok kami akan pulang ke Jakarta, pekerjaan kami menanti. Aku biarkan dia tidur sepuasnya, yang penting dia ada di dekatku. Aku membuatkan Aldrich s**u coklat hangat kesukaannya. Aku mengetuk kamarnya tapi tidak ada jawaban. Aku mengintip dan tersenyum saat melihat cowok itu sudah kembali tertidur pulas. Kasihan, sepertinya cape sekali acara malam tahun baru kemarin. Aku meletakkan gelas dimeja nakas samping ranjang. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada notifikasi chat masuk. ? 0818 xxxx xxx Thanks for lastnight Al.. aku seneng kita udah abisin waktu bareng... ? Mataku nanar saat membaca wa itu. Aku mengerjap dan mencoba membaca kembali barangkali aku salah. Tapi tidak, chat itu dapat terbaca dengan jelas. Nomornya tidak disave, tapi saat aku membuka profile aku melihat namanya. "Caca" Siapa itu? Apa maksudnya? Berarti semalam...? Airmataku menggenang. Aku menatap tidak percaya cowok yang tertidur dengan wajah tanpa dosa ini. Aldrich selingkuh... ^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^* Semalam aku lelah menangis, Chelsea bingung, aku hanya menjawab bahwa aku kangen mama. Kemudian adikku ikut menangis sampai kami berdua terlelap. Keesokan paginya Aldrich bingung melihat perubahan sikapku. Aku menjadi ketus, dan mempercepat kepulangan kami padahal papa mengajak kami makan siang bersama sebelum kembali ke Jakarta. Sepertinya dia belum membaca pesan dari Caca semalam, dia berpikir karena lebih sering tidur daripada menghabiskan waktu denganku lah yang membuatku marah. Aku terus diam sepanjang perjalanan pulang. Tak sedetikpun aku tertarik untuk bicara dengannya. Dia terus bertanya tapi aku tetap diam dan membuang muka, aku menghindar menatap matanya. "Ta, kamu kenapa sih? Bilang kalau aku salah. Aku gak suka kamu diem gak jelas gini!" Nada suaranya menjadi marah karena aku menolak ikut ke apartemennya. Aku hanya ingin pulang dan kembali menangis. "Ta..." dia menahan lenganku saat aku langsung keluar setelah tiba di depan gang kosku. Aku menepisnya dan langsung berjalan. Aldrich mengejarku, sampai didepan kamarku. "Cinta!" Dia menarik bahuku agar menatapnya. Wajah marahnya berubah saat melihatku menangis. "Kamu kenapa si Ta? Aku bingung.. kenapa kamu nangis?" Aku menghapus airmataku. Suaraku tersendat tapi aku menguatkan diri untuk bicara. "Yakin gak ada yang kamu mau ceritain ke aku?" Wajahnya melongo, dahinya berkerut. "Apa sih Ta? Aku gak ngerti.." "Buka hp kamu, tanya ke Caca kalo kamu gak ngerti!" Aku langsung berbalik masuk ke kamarku dan menguncinya. Aku terduduk dilantai dan langsung menangis. Masih aku dengar suaranya berusaha mengetuk pintu dan memanggil namaku. Tapi aku gak peduli. Aku kecewa. Tidak lama suaranya tidak terdengar. Pasti dia sudah pergi. Aku menyeret tubuhku ke kasur. Entah sudah selama apa aku menangis, rasanya sakit. Selama ini dia sibuk dengan clubnya, aku gak pernah protes. Tapi kenapa Aldrich malah tahun baruan sama cewek lain? Aku sediiih... sakiiitt.... ^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^* Keesokan harinya aku beneran sakit, badanku panas, tapi aku menggigil. Aku menghubungi Pingkan untuk menyampaikan bahwa aku ijin tidak masuk. Tidak lama sahabatku itu telepon. "Ta, lo gapapa? Sakit apa lo? Tar gw ksana sebelum berangkat." Aku hanya diam, kemudian terisak. "Ta, kenapa lo? Kok nangis? Jangan bikin gw kwatir Ta. Aldrich udah tau belom?" Aku menahan isakku. "Ja..jangan Ping, gw.. g..gak mau ke...ketemu dia." "Hah? Napa lo berantem? Ya ampun Ta... tar gw ksana ya bawain sarapan." Aku mengangguk seolah Pingkan dapat melihatnya. Satu jam kemudian sahabatku itu datang. Pingkan langsung memeriksa keadaanku. "Ya ampun Ta. Lo panas banget. Kita ke RS ya?" Aku menggeleng kemudian memeluknya dan kembali menangis. Setelah isakanku reda aku menceritakan kejadian kemarin. "Terus Aldrich bilang apa?" "Gw belum tanya apa-apa. Gw gak mau tanya apa-apa Ping. Gw kecewa. Dia selingkuh.." mataku kembali menggenang. "Lo sementara stay di rumah gw ya.. lo gak mungkin sendirian lagi sakit gitu. Gw gak tenang ninggalin lo." Aku menggeleng. "Gak usah Ping, gw cuma kurang tidur, gak mood makan n kebanyakan nangis aja. Besok juga baekan kok!" "Lo tuh dengerin gw sekali aja! Atau lo mau ke tempat Aldrich aja.." wajahnya terlihat cemas dan kesal. Aku mengkerut, aku tidak mau bertemu cowok itu sementara waktu. Akhirnya Pingkan menyerah saat aku bersikeras tetap di kosku. Aku memang keras kepala. "Tar balik gawe gw kesini lagi ya..." Dia mengelus rambutku sebelum berangkat ke kantor. Aku terdiam, notifikasi handphoneku terus berbunyi. Banyak pesan maupun missedcall dari Aldrich. Tapi aku tidak ingin membalasnya. Setelah makan bubur yang Pingkan bawa dan minum obat, aku kembali tidur. Saat siang ibu kos datang dan memberiku makan siang, rupanya Pingkan memberitahu ibu kosku yang baik itu. Aku tertidur lagi setelah minum obat. Malamnya panas tubuhku turun, kepalaku sudah terasa lebih enteng. Aku beranjak mandi, rasanya badanku lengkat setelah mengeluarkan keringat saat suhu tubuhku turun. Aku mendengar suara pintu diketuk. Aku beranjak bangun dan melihat Pingkan dan Rangga masuk ke kosku. "Pak Rangga?" Aku tertegun. "Udah di luar kantor. Jangan formal gitu ah Ta." Sahut cowok itu. Aku tersenyum kecil. Pingkan langsung ke dapur kecil dan membuka makan malamku. Gadis itu memperlakukanku seperti anak kecil, dia memaksa untuk menyuapiku padahal aku sudah lebih baik. Setelah selesai makan dan minum obat mereka berdua menatapku serius. "Ta, ada yang pengen Rangga kasih tau ke lo..." Pingkan menyikut lengan cowok itu. "Kenapa? Serius amat si.." sahutku. "Sorry ya Ta. Sebenernya semalem gw sama Aldrich. Gw... gak enak mau kasih tau lo" Dadaku tercubit mendengar ucapannya. "Berarti lo tau siapa Caca?" *_*_*_*_*_*_*_*_*CUT*_*_*_*_*_*_*_*_*  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD