bc

Remarriage with CEO

book_age18+
1.8K
FOLLOW
11.2K
READ
possessive
contract marriage
arrogant
badboy
goodgirl
CEO
drama
city
like
intro-logo
Blurb

Yifei diceraikan oleh Wikra dalam keadaan hamil, demi menutupi kehamilannya Yifei menghilang.

Empat tahun kemudian Yifei divonis kanker dan hidupnya tidak lama lagi, dia kembali datang ke hidup Wikra dengan niat menitipkan anaknya kepada orang tua Wikra.

Namun, Wikra malah mengajaknya menikah kembali demi meredam kemarahan keluarganya. Yifei menerima dengan memberi beberapa syarat tanpa memberitahu kebenaran tentang penyakitnya.

chap-preview
Free preview
1. Awal
"Hadiah darimu membuatku hidup sampai sekarang, terima kasih Wikra." Aku memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerpa. Aroma laut mencari ciri khas setiap kali aku berjalan-jalan di pantai. Aku menikmati pemandangan alam. Tuhan melukis langit dengan indah, berwarna jingga beserta sorot mentari yang hampir tenggelam. Kicauan burung terbang bebas menuju laut lepas. Helaian rambutku terbang tertiup angin. Aku menunduk, melihat surat dari dokter. Pengobatanku gagal, kanker hati sudah menyebar. Tinggal hitungan bulan tubuhku akan semakin lemah, lalu satu persatu tidak bisa berfungsi dengan baik. Hati yang semakin rusak menggerogoti hingga suatu hari aku tidak bisa membuka mata lagi. "Mama!" Aku menoleh, putraku berlari membawa baling-baling bambu. Senyumnya merekah dan memelukku. Dialah hadiah yang Wikra berikan di antara semua rasa sakit dan kesepian. "Ahin sudah makan belum?" tanyaku mengusap kepalanya. Bocah berusia 4 tahun itu mengangguk. Pipinya merah alami. Gen kakeknya begitu kuat, padahal kata orang, aku lebih mirip ibu dari pada ayah yang keturunan China. "Ain dah maem," Aku menggandeng tangannya dan berjalan pulang ke rumah, tepat di tepian pantai. Sudah empat tahun aku tinggal di sini, bertiga. Aku, Ahin dan bude. Sepanjang jalan Ahin bercerita banyak hal, tentang kerang yang dia temukan bersama teman-temannya, juga permainan yang lain. Putraku tampak bahagia dan senang hidup sederhana di pedesaan seperti ini. Padahal, ayahnya adalah seorang CEO PT NEXT Media Tbk. Perusahaan yang menghasilkan uang ratusan juta rupiah perhari. Produk Next media setiap saat bisa dijumpai, contohnya seperti parabola yang dipasang di atap rumah tetangga. Itu adalah salah satu produk ciptaan Wikra, mantan suamiku sekaligus ayah Ahin. Aku ingat betul ketika dia yang dijuluki genius abad ini bekerja keras ikut dalam penelitian sampai pemasaran produk. Kerja kerasnya yang membuatku jatuh cinta sampai mau dijodohkan. Empat tahun tidak bertemu, next media berkembang sangat pesat, sekarang tidak hanya memasarkan produk teknologi tetapi juga memiliki stasiun televisi. Benar kata Wikra, pernikahan kami hanya penghambat karirnya. Sekarang dia jauh lebih sukses tanpa bisa aku gapai dengan angan lagi. Pantas saja dia membuangku begitu saja. Andai bisa mengulang waktu, aku tetap memilih hal yang sama. Yakni mencintai Wikra dan pernah berada di sisinya. Aku tidak menyesal walaupun pada akhirnya diselingkuhi dan diceraikan begitu saja. Awalnya aku pikir jika berlaku baik dan tulus, maka Wikramawardhana akan jatuh cinta. Pria arogan yang menganggap semua hal bisa dia dapatkan kalau mau bekerja keras. Aku mencoba menjalankan kalimatnya itu ketika mendengarnya di seminar. Mencintai Wikra, menjalankan tugas sebagai istri, berlaku menyenangkan dan membuatnya terus tersenyum. Namun, cinta di hatinya tak kunjung hadir hingga dia membawa wanita lain ke rumah. "Mama, gendong!" Ahin mengulurkan kedua tangannya minta digendong. Aku mengangkat bocah kecil itu, mendekapnya erat. Wajahnya yang mirip Wikra membuatku berpikir telah mendapatkan duplikatnya meskipun tidak bisa memiliki hati Wikra. "Ahin capek?" tanyaku. Bocah itu mengangguk, kakinya terus terayun. Dia memainkan helaian rambutku. Di dunia ini, Ahin hanya memilikiku. Begitu juga sebaliknya. Hanya Ahin hartaku satu-satunya. "Mama ngen Papa?" tanya Ahin. Menatapku. Kepalaku menggeleng, "nggak, Ahin kangen Papa?" Kepala Ahin juga menggeleng. "Ahin gak ngen Papa." Dia kembali memelukku. Sebenarnya aku sadar bahwa Ahin ingin bertemu dengan ayahnya, tapi dia peka, tidak pernah membicarakan papanya lebih lanjut meskipun sangat penasaran bagaimana wajah sang papa. Ingatan ku kembali ke beberapa tahun yang lalu, malam di mana Wikra menghancurkan rumah tangga kami. "Aku sudah menikahi Yumna secara siri," kata Wikra sembari menggandeng wanita bertubuh seksi. Wikra tidak pulang sejak kemarin, lalu malam ini pulang dengan menggandeng tangan wanita lain. Aku pernah beberapa kali bertemu dengan Yumna. "Seharusnya kamu bilang ke aku dulu." Kalau mau poligami seharusnya bicara dulu baik-baik, bagaimanapun juga aku istri sahnya. Kita bisa cari jalan keluar lain yang bisa dipilih selain poligami. "Yifei, kau hanya perlu tanda tangan surat cerai. Biar aku yang urus segalanya." Ah, ternyata bukan poligami, melainkan aku diceraikan. Sorot mata Wikra penuh tatapan cinta untuk Yumna, mencium pucuk kepala wanita itu, hal yang tidak pernah dia lakukan padaku. Seperti orang bodoh, aku hanya melihat tanpa bertindak apapun suamiku diambil wanita lain. "Kalau seumpama aku hamil, apa kamu akan berubah pikiran?" tanyaku lembut. "Aku nggak akan berubah pikiran, kalau kau hamil, biar anak itu diurus kami dan kau pergilah. Jangan mempersulit keadaan, kamu tahu 'kan kalau pernikahan kita adalah kesalahan?" Aku membasahi bibir, berulang kali Wikra bilang menolak perjodohan. Dia mencintai wanita lain. Aku menghalangi karir dan kisah cintanya. Namun, dengan percaya diri bahwa Wikra bisa mencintaiku asal aku kerja keras. Aku menerima perjodohan, membuatnya terikat dan membenciku. Bayi ini tidak bersalah, baru dua hari lalu aku mengetahui bahwa aku hamil. Berharap cinta Wikra akan hadir ketika mengetahuinya. Tetapi ternyata hanya anak ini yang diterima dan aku tetap dibuang. Aku hanyalah anak yatim-piatu, orang tuaku meninggal karena kecelakaan. Ibu Wikra yang membiayai sekolahku sebagai sahabatnya Mama. "Baiklah, aku akan segera tanda tangan. Selamat atas pernikahan kalian," kataku. Menerima secarik kertas yang diulurkan Yumna. "Seharusnya kamu nggak pernah nerima perjodohan dengan Wikra." Yumna tersenyum menang. Aku membalas senyumannya dengan senyum juga. "Aku nggak pernah nyesel nikah sama Wikra." Karena aku mencintainya, walaupun hanya tinggal bersama 7 bulan, aku merasa senang. Apalagi sebentar lagi memiliki anak yang mirip Wikra. Itu sudah lebih dari cukup untuk ku yang dari dulu tidak pernah bahagia. Meskipun sebentar, aku merasakan kebahagiaan bersama pria yang aku cintai, juga keluarga yang memperlakukanku dengan hangat. Aku sama sekali tidak menyesal. "Besok kemasi barangmu, malam ini Yumna akan tinggal di kamar utama bersamaku," perintah Wikra. Mereka melewatiku tanpa permisi menuju lantai atas. Semua pelayan berbisik dan menghindariku. Mataku masih melihat ke pintu masuk yang terbuka lebar, mobil sport Lamborghini milik Wikra belum dipindahkan dari sana. Salah satu dari 12 mobil yang terparkir di garasi. Mobil itu kesayangannya Wikra. Hanya digunakan untuk orang penting. Aku saja belum pernah menaikinya, tetapi Yumna diajak jalan-jalan memakai mobil itu. "Nyonya, mari saya antar ke kamar tamu." Aku berbalik, melihat Neli yang matanya berkaca-kaca. Hanya dia pelayan yang berani memihak nyonya yang sudah dibuang. Aku mengangguk sembari tersenyum. Sebenarnya aku tahu cepat atau lambat kami akan berpisah jika aku tidak bisa mendapatkan hati Wikra, hanya saja hati ini masih tidak rela, aku masih ingin bertahan lebih lama, mungkin ada keajaiban. Kalaupun Wikra tidak mencintai ku, setidaknya dia akan tetap menghormati ku sebagai ibu dari anaknya. Andai Yumna mau mengalah sedikit saja, mungkin aku masih bisa bertahan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook