Terus Muncul

1747 Words
Danita terbangun dalam pelukan seorang pria yang tadi malam tiba-tiba saja sudah ada di apartemennya. Pria itu adalah Yudit yang baru Danita sadari ketampanan dan pesonanya dua hari yang lalu. Danita memutuskan untuk bangun karena harus bekerja tapi sedetik kemudian mengumpat lagi di depan cermin kamar mandi setelah melihat lehernya yang semakin parah oleh bercak merah hasil lukisan bibir Yudit. Pria itu semalam dengan brutal mencium, menghisap dan menjilati lehernya seperti vampire. Danita sudah saja berpikir bahwa Yudit memang vampir sungguhan seperti di film Twilight dimana vampirnya tampan dan juga hot. Dengan masih memendam kekesalan, Danita menyiapkan sarapan untuknya dan Yudit. Pria itu tidak boleh mati karena kelaparan sebelum dia memukul kepala pria itu lagi sampai sadar kalau pria itu membuatnya susah karena tanda-tanda ini. Danita terperanjat kaget ketika mendengar suara kursi tergeser dan ternyata itu ulah Yudit yang sudah mencuci muka tapi masih menggunakan boxer tanpa menutupi tubuh bagian atasnya yang terpahat sempurna itu. Danita sudah menyentuhnya dan keras sekali tubuh Yudit itu walau ada bekas luka-luka di beberapa bagian yang membuat dia sedikit heran. Tapi Danita juga masih cemberut karena Yudit sama sekali tidak peka dengan kekesalannya. Sehingga dia akhirnya menaruh piring berisi omelete dan bacon dengan keras hingga ada bunyi dentingan berikut cangkir kopi yang membuat cairan kopinya menyiprat keluar. Hal itu sukses mendapat perhatian Yudit, tapi Danita harus menelan kekesalanya lagi sebab Yudit hanya menoleh sebentar dan mulai memakan sarapannya tanpa menghiraukan Danita. /// Danita sampai di kantor dengan banyak pasang mata yang melihat aneh ke arahnya. Gosh.. Semua ini gara-gara Yudit yang dengan brutal memangsa lehernya. Sepanjang hari dia cemberut karena pekerjaan yang banyak tapi dia tidak bisa sebentar saja keluar dari kubikel sempitnya untuk makan. Perutnya sudah terasa perih saat ini karena magh yang dia derita sejak lama. Tapi deadline pekerjaannya itu besok pagi. Gara-gara junior di divisinya salah memasukan data dalam laporan, alhasil Danita yang kena semburan lahar panas dari manajernya karena Danita yang bertugas mengajari juniornya itu. Ingin memarahi rekan kerjanya itu, tapi tidak bisa karena tidak ingin memiliki hubungan kerja yang buruk nantinya. Saat akhirnya pekerjaannya selesai pukul 9 malam dengan perut kosong sejak siang, Danita keluar dari gedung kantor dengan langkah lemah. Perutnya sakit sekali saat ini tapi dia harus bisa mendapatkan taksi lalu sampai rumah dengan selamat sebelum tumbang di jalan. Danita berhasil sampai di tempat tinggalnya dengan selamat. Kemudian dia langsung mengobrak-abrik kotak Firts Aids, mencari obat yang bisa meredakan rasa sakit di perutnya akibat magh. Dengan dibantu air Danita menelan sebutir obat berwarna hijau masuk ke dalam lambungnya. Dia memutuskan berbaring di sofa karena tidak sanggup berjalan lagi. Secara berangsur -angsur akhirnya rasa sakit itu menghilang dan obatnya membuat dia mengantuk. Tapi saat itu juga seorang muncul di apartemennya tanpa Danita sadari. Seorang itu adalah pria yang sama dengan yang dia temui pagi tadi. Yudit melepas jas hitam yang dikenakannya dan menggulung lengan kemeja putihnya hingga ke siku. Lalu dia mengamati wajah Danita yang sudah sukses terlelap. Dengan mudah Yudit membopong Danita dalam dekapannya dan memindahkan wanita itu ke atas ranjang. Semula dia datang kemari karena membutuhkan Danita untuk menemani malamnya. Bukan, ini bukan tentang seks. Dia hanya butuh seseorang menemaninya minum dan sepertinya mendengar kecerewetan Danita bisa meredakan panas api di dalam dadanya. Tapi sayangnya wanita itu justru sudah tertidur, dan Yudit menerka ada sesuatu yang terjadi pada Danita karena wanita itu sedikit pucat. Yudit menikmati siaran televisi yang mengabarkan soal apa yang terjadi diseluruh dunia seharian ini. Di tangan kirinya ada ada wine yang Yudit dapatkan dari Fazran karena dirinya sudah turut membantu membuat Naya kembali ke pelukan Fazran. Hanya untuk bisa menikmati rasa dari wine mahal ini, setidaknya seseorang harus rela merogoh kocek sebesar 33.781 USD. Harga sebesar itupun hanya cukup untuk menikmati sebanyak 750 ml saja. Memiliki standar kualitas A di penghargaan wine Classification of Saint Emilion, membuat wine ini menjadi standar patokan bagi produsen wine lain. Pada tahun 2006, 3 liter wine mahal ini terjual dengan harga sebesar 135.125 USD atau sebesar 1,8 Miliar Rupiah. Menjadikan wine ini sebagai wine termahal kelima di dunia. Ada yang mengusik Yudit seharian ini. Beberapa fakta yang tersembunyi terkuak hingga membuat Yudit justru ingin mundur dari apa yang sudah dirinya gali tentang masa lalunya. Sejak Tamara—seorang wanita yang menjadi satu-satunya keluarga yang dia miliki sekaligus wanita yang dia cintai meninggal—Yudit akhirnya bisa menyelidiki jati dirinya. Karena selama ini dia terus menahan diri untuk tidak melakukan itu demi menjaga perasaan Tamara yang tidak ingin Yudit mengungkit lagi masa lalu. Yudit kemudian mulai menyambungkan beberapa hal dan terkejut dengan faktanya. Kini justru dia ingin bersembunyi, walau dia belum mengetahui akhir dari penyelidikannya. /// Danita terbangun karena kehausan, perutnya juga terasa lapar. Rasa sakit di perutnya sudah menghilang, tapi pasti akan kembali lagi dalam waktu dekat jika dirinya tidak memasukkan apapun ke dalam lambungnya. Danita melihat di jam dindin waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. Samar-samar dia mendengar suara televisi dan membuatnya heran karena dirinya yakin tidak menyalakan televisi tadi. Danita memutuskan keluar kamar dan memastikan semuanya aman. Tapi yang dilihatnya justru seseorang pria yang terus muncul di hadapannya beberapa hari ini. Danita melangkah mendekati pria itu dan berdiri di dekat sofa. Yudit yang merasakan seorang mendekat ke arahnya pun menoleh, dia mendapati Danita berdiri di sebelah sofa yang dia duduki dan masih menggunakan pakaian kantornya. Dia menarik tangan Danita dan membuat wanita itu jatuh terduduk di pangkuannya. "Sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Danita setelah dia akhirnya menyamankan diri di atas pangkuan Yudit dengan menyenderkan kepalanya di bahu kokoh pria itu. "Tadi malam." Jawab Yudit Singkat. Dia kembali meminum winenya. Entah mengapa dirinya sekarang merasa lebuh baik setelah ada Danita di sampingnya. "Oohh.. Jadi pasti kamu yang pindahin aku ke kamar." Nada bicara Danita membuat Yudit terusik karena sangat lemah dan tidak antusias. "Kamu sakit?" Meletakkan gelasnya di meja, Yudit kemudian menyentuhkan tangannya ke dahi Danita dan merasakan rasa hangat yang berbeda dari suhu tubuh manusia normal. "Sudah makan?" Danita mendongak menatap Yudit dan kemudian menggeleng. Setelah itu dirinya melihat rahang Yudit tampak mengeras dengan tatapan yang tajam menusuknya.  Ck! Kenapa juga Yudit harus marah? "Berbaring disini, aku akan membuatkanmu makanan." Yudit meninggalkan Danita yang sudah meluruskan tubuhnya mengisi sofa panjang, sedangkan dirinya melangkah menuju dapur dan langsung bertindak mengeksekusi tempat itu dengan baik. Sebagai asisten pribadi, Yudit dituntut untuk lihai melakukan banyak hal. Termasuk bisa menggunakan peralatan dapur meski bukan profesional, setidaknya dia tahu cara mengolah benerapa makanan karena selama ini juga dia hidup sendiri dan harus mengurusi dirinya sendiri. Saat membuka lemari pendingin, Yudit mendesah melihat isinya. Rak disebelah kiri kosong. Tidak ada satu pun makanan di sana sedangkan di sebelah kanan hanya ada telur, bawang bombay dan kecap juga saus sambal. Yudit mengambil semua barang itu dan mulai membuat sesuatu. "Kamu tidak punya beras?" tanya Yudit dari arah. " Enggak.. aku belum sempat belanja." Jawab Danita lemah. Apa boleh buat, Yudit harus turun ke bawah dan membeli sendiri makanan di miri market 24 jam. Yudit kembali ke apartemen Danita dengan nasi instan, 5 bungkus mie instant dan 2 kaleng bir. Yudit memutuskan Membuat mie instant karena itu yang paling cepat dan dia akan menambahkan telur. Saat menunggu nasi dan mie matang, dia meneguk bir yang dibelinya tadi. "Kamu minum? Kenapa nggak ngajak aku?" Danita muncul di dekat Yudit yang sedang bersandar pada konter dapur. Dan wanita itu tiba-tiba saja mengambil kaleng yang sedang dipegang Yudit. Yudit merebut kembali kaleng itu.  Lalu menyembunyikan dua kaleng bir di dalam kabinet paling tinggi. Danita merengut kesal melihatnya. Dia mencubit keras lengan Yudit hingga pria itu memekik kesakitan. Tapi yang tidak disangka Yudit langsung menarik lepas tangan Danita dan membalik posisinya hingga kini dia terhimpit diantara konter dapur dan Yudit yang berdiri di depannya. "A-apa sih… kok gini?" kosentrasi Danita sudah terpecah belah sejak tadi dan diperparah oleh aroma parfum yang digunakan oleh Yudit juga feromon pria itu. Yudit mendekatkan wajahnya pada Danita dan tak segan mengecup bibir wanita itu. Mulanya hanya kecupan, tapi tentu mereka berdua tidak bisa mengendalikan diri sampai kemudian atasan yang dikenakan oleh Danita dilepas sampai robek, kini hanya menyisakan sebuah bra di sana. Yudit juga sama, Danita dengan tergesa melepas kangcing kemeja putih Yudit lalu mengusap roti sobek pria itu hingga membuat Yudit mengeram dengan suara beratnya. Tapi kemudian suara yang berasal dari perut Danita membuat cumbuan mereka berhenti. Yudit kemudian melepaskan kemejanya dan memberikannya pada Danita, dia sendiri memilih bertelanjang d**a sekarang. "Dasar memalukan!" Danita merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya merasa kelaparan di saat sedag ebrcumbu dnegan pria. Tidak elit! Beralas karpet bulu yang ada di ruang tengah, Danita memakan mie yang dibuatkan Yudit. Pria itu terus memperhatikannya dan akan menatap tajam pada Danita saat melihat diri wanita itu hendak menyisihkan nasi dari mangkuknya. Iya lah.. Siapa wanita yang akan rela makan nasi di tengah malam seperti ini?! Besok Danita harus menghadapi bengkak di wajah! Arrggghh!! Danita melengos menolak menatap wajah Yudit. Sedangkan pria itu diam saja sejak tadi sambil menikmati bir dan siaran televisi berbayar yang sedang memutar ulang film Twilight. "Kamu itu mirip kaya tokoh utama pria film ini, misterius dan hobinya diam." Cibir Danita, dia masih kesal. Dan tentu saja Yudit tidak menanggapi itu. Dia membiarkan Danita mengoceh tentang banyak hal karena Yudit memang membutuhkan itu. Dia mendengarkan semua keluhan Danita. Tidak terasa waktu sudah menjelang pagi. Sudah pukul 4 dan mereka berdua masih betah duduk di karpet. Danita bermanja-manja di pelukan Yudit yang kemudian merapatkan posisi mereka. Yudit mengusap punggung Danita dengan lembut. "Aku nggak mau masuk kerja.. Aku ngantuk sekarang…," Danita merengek di depan d**a Yudit yang terasa hangat untuknya. "Apa boleh aku ijin tidak masuk mr. Es?" "Alasan apa yang akan kamu gunakan?" "Aku ‘kan masih sakit…,” Danita merengek lagi. Yudit memutar bola matanya. Dia menyingkirkan Danita dari tubuhnya dan beranjak berdiri. Dia memakai jasnya lagi tanpa memakai apa pun di dalamnya. Danita mendecakkan lidahnya karena kesal dan mengikuti Yudit. Tapi Danita tiba-tiba menemukan ide bagus, dia kemudian menghadang Yudit yang akan membuka pintu apartemennya. "Sekarang aku punya alasan yang kuat untuk izin tidak masuk kerja." Kata Danita tiba-tiba. Yudit diam saja menanti apa alasan yang akan Danita gunakan. Tapi Yudit sungguh tidak menduga saat kemudian Danita mengalungkan tangannya di leher Yudit dan meraup bibir Yudit dalam ciuman panas. Danita melepaskan ciumannya dan memandang Yudit yang masih diam. Kembali nekat, Danita menggunakan bibirnya menyusuri rahang Yudit dan tangannya mengusap d**a Yudit, membuat pria itu bergetar juga mengeram dengan suara rendah. "Kamu menemukan alasan yang sangat tepat." Ucap Yudit yang menyetujui ide gila Danita ini. Lalu dia membawa Danita dalam gendongannya sambil mengecap bibir wanita itu tidak sabar. Yudit membuka pintu kamar Danita lalu menutupnya menggunakan kakinya. Dia langsung menindih Danita begitu dia membaringkan wanita itu ke atas ranjang. Dilucutinya semua pakaian Danita hingga wanita itu polos tanpa busana. "Jangan menyesal karena sudah menggodaku." "Tidak, yang terpenting aku tidak masuk kerja." /// Instagram: Gorjesso Purwokerto, 4 September 2020 Tertanda, . Orang yang ignin mengingatkan kalau genre cerita ini Romance action wkkw 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD