berubahnya sikap seorang istri

"mama,kita gak tunggu papa duyu?" suara seorang bocah perempuan membuat lamunan Dian terhenti,wanita cantik itu tersenyum. "papa bilang kita bisa makan duluan,papa masih ada kerjaan dikantor sayang", Dian mengelus kepala anaknya. "papa sibuk teryus,papa gak suka dilumah ya ma?" bocah cantik itu memajukan bibirnya dan pipinya mengembung. Dian terkekeh "suka dong,cuma papa lagi banyak kerjaan sabar ya sayang,anak mama kan anak baik hm?" "tapi besok papa dilumah kan ma,milkha mau main sama papa" "iya,semoga besok papa bisa libur ya,udah ayo makan,kamu mau apa,biar mama ambilin" Dian berusaha membuat anaknya tidak sedih lagi. ardito sangat jarang berada dirumah ntah karna dia muak dengan istrinya atau memang sibuk bekerja. tapi tidakah pria itu memikirkan perasaan milkha anak nya yang selalu merindukan sosok ayahnya itu. hati Dian selalu sakit jika dito mengabaikan anaknya,tidak cukupkah dengan sikap dinginnya terhadap Dian. selesai dengan acara makan malamnya Dian mengantar anaknya kedalam kamarnya untuk menggosok gigi dan berganti baju dengan baju tidur. "pinternya anak mama,sekarang milkha pilih mau baca buku yang mana". bocah berusia tiga tahun itu kegirangan kakinya berjinjit untuk mengambil salah satu buku yang akan dibacakan ibunya. "ini ma,aku mau dibacain yang ini" milkha menyerahkan buku cerita anak anak kepada ibunya. "oke,yuk kita kekasur" ajak Dian. Dian mulai membacakan isi cerita itu,milkha mendengarkannya dengan serius.lembar demi lembar terlewati hingga buku itu sudah sampai dihalaman terahir. Dian melihat kesamping dan mendapati anaknya sudah memejamkan matanya. diusapnya pipi Milkha "maafin mama ya sayang" ucapnya lirih seraya mengecup kening anaknya. Dian meletakan buku kedalam rak yang berada disebelah lemari pakaian anaknya. setelah mematikan lampu kamar milkha,Dian keluar dan menutup pintunya. saat itu suaminya baru tiba dirumah dan akan menaiki tangga untuk masuk kedalam kamarnya. "mas" Dian memanggil suaminya. Dito menghentikan langkahnya tapi tidak menoleh. Dian menghampiri suaminya "mas,milkha nyariin kamu terus,udah seminggu kalian gak ketemu" ucap Dian lembut. "aku sibuk" ucap dito datar. "luangkan waktu sedikit aja buat anakmu mas,kasian dia rindu" ucap Dian lagi. "hm" Dito hanya berdehem dan berlalu pergi. Dian hanya bisa memandangi punggung suaminya yang terus menjauh. "sebenci apa kamu sama aku mas?" gumamnya lirih. Dian memasuki kamarnya dilihatnya suaminya sedang berganti pakaian di dalam ruang gantinya. "kamu mau makan mas?" tanya Dian. Dito tidak menjawab,pria itu langsung merebahkan tubuhnya dikasur dan memejamkan mata. sudah sangat biasa sikap pria itu,apa lagi yang diharapkan Dian,berharap suaminya mau berbicara dengan benar kepadanya?? sangat mustahil. Dian membersihkan tubuhnya dan ikut berbaring disebelah suaminya. selalu begitu setiap malam tidak pernah ada malam romantis diantara keduanya selama bertahun tahun. kehadiran milkha adalah sebuah ketidak sengajaan saja,Dito menyentuh Dian karna pengaruh obat yang diberikan rekan kerja Dito dengan niat menjebaknya agar Dito berada dalam sebuah skandal dengan sekretarisnya tapi ternyata malah istrinya yang berada di dalam kamar itu. kejadian semalam itu membuat Dian mengandung buah hati mereka,seharusnya itu menjadi kebahagian untuk pasangan suami istri itu,tapi kenyataanya hanya Dian yang bahagia sedangkan suaminya biasa saja,meski dia menyayangi anaknya tapi tidak dengan ibunya. Dito tetap bersikap acuh. pagi pagi sekali Dian sudah bangun dan menyiapkan sarapan. setelah selesai Dian membangunkan anaknya untuk bersiap. "nah udah cantik deh anak mama" Dian meletakan sisir diatas meja rias milkha. "ayo ma kita kelual nanti papa kebulu pelgi" Milka melompat dari kursi mininya. Dian terkekeh melihat tingkah anaknya. "papa" pekik milkha saat melihat ayahnya turun dari tangga. "hey cantiknya papa udah bangun" Dito menyambut anaknya yang berlari kearahnya. "duh wanginya" Dito mencium pipi anaknya. "iya dong,papa belum mandi?" tanya nya. "belum nih,bau ya?" tanya Dito. "enggak,papa wangi,ayo sarapan abis itu jalan jalan ya sama milkha" pinta gadis kecil itu. "hmm,kita sarapan diluar mau gak?" ucap Dito. mendengar perkataan suaminya hati Dian terasa teremas,setiap hari dirinya memasak untuk suaminya tapi sampai saat ini belum pernah sekalipun Dito mau mencobanya. "emang mama gak masak?" tanya bocah itu melihat kearah Dian. "enggak,makanya kita makan diluar aja yuk" ucap Dito. "kenapa mama gak masak?" tanya milkha. "mama kesiangan sayang,yaudah sana sama papa cari sarapan" ucap Dian sambil tersenyum. "mama gak ikut lagi?" tanya milkha,selalu saja Dian akan memilih dirumah saja. "mama belum beres beres,kamu sama papa ya,kan udah sering sama mama" ucap Dian lagi. "aku kan pengen beltiga" milkha cemberut. "lain kali ya,ayo papa udah laper ni" Dito berjalan kearah luar. "aku mau cium mama dulu papa" ucap milkha. "yaudah" Dito berbalik menghampiri Dian yang masih berdiri di depan kamar anaknya. Dian tersenyum saat tangan mungil anaknya terulur kearah wajahnya. cup. milkha mengecup pipi ibunya,posisi mereka bertiga yang berdekatan membuat Dito bisa melihat dengan jelas wajah istrinya. "hati hati ya,makan yang banyak oke" Dian tersenyum dan mengedipkan satu matanya. ntah kenapa jantung Dito berdegup dengan kencang. "udah yuk" Dito segera pergi dari sana. "loh papa gak cium mama?" tanya bocah itu. "udah tadi", bohongnya sambil meletakan anaknya kedalam mobilnya. Dito segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah dan istrinya yang akan sarapan seorang diri. sementara dimeja makan Dian tersenyum kecut. "seenggak berharga itu aku Dimata kamu mas" ucapnya lirih. Dian membereskan meja makan setelah selesai sarapan. dia lebih memilih menguatkan hatinya ketimbang terus meratapi nasib nya. pukul satu siang suami dan anaknya kembali kerumah. Dito menggendong milkha yang sudah tertidur karna kelelahan bermain di tempat permainan anak anak. setelah merebahkan anaknya dikasur Dito berniat keluar dari kamar anaknya tapi kedatangan istrinya membuatnya urung keluar dari sana. "dia bobo mas?" tanya Dian. "hm" jawab Dito singkat. "kamu mau kekantor?" tanya Dian lagi. "bukan urusan kamu" Dito pergi meninggalkan Dian begitu saja. Dian hanya bisa menghela nafasnya berat. tiga puluh menit kemudian Dito turun dari tangga dengan penampilan casualnya. Dian hanya menoleh tak bertanya apapun. bertanya juga paling akan dicuekin jadi lebih baik menyimpan energi. Dian kembali fokus kelayar laptop nya. sementara diluar Dito yang akan menghidupkan mesin mobilnya mendapat telepon dari orang yang sangat dicintainya. "sayang" sapa Dito saat mengangkat panggilan itu. "mas kita gak jadi ketemu ya,aku mendadak ada urusan penting"ucap wanita disebrang sana. "kok gitu,aku udah mau berangkat loh ini" Dito kecewa. "maaf sayang,bener bener gak bisa hari ini" "hm,yaudah deh lusa bisa kan?aku kangen sama kamu" ucap Dito. "haha,iya aku usahain ya,yaudah aku tutup ya" ucapnya. Dito tidak jadi pergi menemui selingkuhannya dan kembali masuk kedalam rumah. Dian yang sedang sibuk memeriksa pekerjaannya tidak melihat suaminya masuk kembali kedalam rumah.