Some Feeling for Someone

2175 Words
***** Tiga tahun yang lalu .... “HAN!” pekik seseorang menggelegar ke seluruh kelas 12 IPS membuat Reyhan yang sedari tadi sedang tidur di kelas sontak terbangun. “Hayo loh! Nyonya rumah ngamuk,” ujar Dimas teman sebangkunya meledeknya. Reyhan yang masih terkantuk mengarah ke arah wanita mungil yang terlihat silau berdiri di depan pintu kelasnya dengan berkacak pinggang. Dari gaya rambut cepol yang terlihat membuat Reyhan menyadari siapa yang ada di sana. “Wui ... muka Deeva sudah merah padam lagi, Nih, pasti Playboy kunyuk kelas kita bikin masalah lagi,” celetuk Rina salah satu teman kelasnya yang menyadari kebiasaannya membuat mata Reyhan yang masih ngantuk, terbuka seketika. Dia sontak bangkit saat melihat mata cokelat Deeva kini mencalang ke arahnya. “Dee ... gue bisa jelasin!” pekiknya saat melihat Deeva membawa penggaris papan tulis yang ada di kelas IPA. “JELASIN APAAN LOH!” teriak Deeva kesal saat melihat Reyhan berusaha untuk melarikan diri. Semua teman kelas Reyhan yang sudah mengetahui sifat mereka berdua hanya bisa bersorak riang karena pasangan yang sudah mereka anggap seperti suami istri ini selalu bertenggkar. Dalam sebulan jika tidak ada pertengkaran mereka, maka kelas mereka akan sepi. “Mau kabur ke mana lo!” pekik Deeva saat melihat Reyhan melarikan diri. Dengan penggaris yang masih ada di tangannya, dia mengejar Reyhan yang berlari keluar dari kelas, Kehebohan yang terjadi di kelas dua belas membuat semua adik kelas mereka keluar dan memenuhi lorong, tertawa melihat kelakuan dua sahabat ini yang kejar-kejaran sembari mengagumi senyum kakak kelas tampan mereka yang hanya keluar jika bersama dengan Deeva, kakak kelas mereka yang sangat cantik dan hal itu yang membuat mereka iri. “Lu ngomong apa sama genk cewek SMA lain!” pekik Deeva kesal terus mengejar Reyhan. Kakinya yang mungil hampir tak bisa mengikuti langkah kaki Reyhan. Entah bagaimana caranya, hanya dalam 1 tahun terakhir tinggi Reyhan naik 35cm dan membuatnya yang dulu lebih tinggi dari cowok kunyuk tak tahu diri itu, berubah menjadi di bawahnya, bahkan tingginya menjadi tak lebih se-telinga Reyhan. “Gue bilang lu Girlfriend gue!” ujar Reyhan tanpa rasa bersalah membuat amarahnya semakin naik. “Tu orang nyangka gue Pacar Lo, KUNYUK! Gue dilabarak, anjir!” pekik Deeva kesal mengeluarkan kata-kata kepada Reyhan yang masih saja berlari. Saat Reyhan sudah terjebak, dia bersembunyi di balik pot yang berada di dekat lapangan basket. Menatap Sahabatnya menatap dengan delikan mata kesal. “Lah lu harusnya balas dong. Nggak usah marah-marah ma gue! Mereka yang salah arti, kan bener. A girl and A friend. Girlfriend. Emangnya lo cowok jadi gue bilang Boyfriend.” Deeva berdecak kesal mendengar penjelasan tidak masuk akal yang Reyhan berikan kepadanya. Dengan kekuatan yang masih tersisa, dia melemparkan penggaris yang dia bawa ke arah Reyhan sehingga mengenai d**a pria itu dengan sangat keras, sehingga membuatnya kesakitan. Seolah mendapatkan kesempatan, Deeva dengan cepat berlari mendekati Reyhan, melompat dan langsung memiting kepala Reyhan. Melihat keberhasilan Deeva yang menangkap Reyhan membuat sorak sorai satu sekolah yang sedari tadi menonton drama ala mereka berdua mulai menggelegar. Deeva memiting kepala Reyhan semakin keras sembari membawanya keluar dari lapangan basket sebelum kemudian melambaikan tangannya ke arah semua orang layaknya seorang Miss Universe yang memenangkan mahkota. Dia sadar bahwa persahabatan dia dengan Reyhan selalu menjadi couple-couple an satu SMA. Beberapa orang selalu mengatakan bahwa dia terhibur dengan apa yang Deeva lakukan, sedangkan beberapa orang yang lain hanya bisa menggelengkan kepala melihat persahabatan tak biasa yang mereka lakukan. Dan tentu saja, Deeva kembali mendapat bulian dari Gank-gank kakak kelas yang naksir dengan si kunyuk menyebalkan ini. Dia sudah bertahan selama dia tahun lebih dengan bertindak masa bodo, saat gank kakak kelas melabraknya yang terlalu dekat dengan Reyhan. Dan setelah masa tenangnya selama kurang dari tiga bulan. Si kunyuk menyebalkan, sok keren, sok ganteng, dan narsis ini kembali membuat masalah sehingga membuatnya kembali di labrak oleh gank-gank sekolah lain yang membuatnya hampir saja babak belur. Jika dia tidak menggunakan otaknya, dari cewek-cewek tak ber-otak yang tergila-gila dengan Reyhan seperti ini. ‘Dee ... Sakit ... Dee ...” pekik Reyhan berontak kepada sahabatnya itu, namun dia seolah tak menggubris terus saja memiting kepala Reyhan membawanya ke lorong. “Sakit! Boncel!” pekik Reyhan sedikit mendorong Deeva agar melepaskannya, namun tangannya reflek menahan tangan Deeva saat menyadari sahabatnya itu hampir saja terjatuh. Semua orang kembali bersorai saat melihat adegan seperti film india itu, membuat Deeva yang awalnya terpaku melepaskan pelukan Reyhan lalu mendorong tubuh jangkung sahabatnya itu. Lalu berdeham. “Lu bilang gue apa tadi?” peki Deeva tak terima saat Reyhan memanggilnya dengan sebutan boncel. “Ya kan bener lu boncel,” kata Reyhan tak mau mengalah menegakkan tubuhnya sehingga membuat Deeva terlihat pendek. Dia bahkan dengan sengaja mendongakkan kepalanya. “Nah mana lo kagak kelihatan!” pekik Reyhan membuat Deeva memekik kesal, dengan tenaga dalam yang masih tersisa. Deeva menginjak keras kaki Reyhan sehingga membuatnya memekik kesakitan. “AW! BANGKE!” ujar Reyhan menekan kaki yang Deeva injak dengan tangannya lalu berdecak saat melihat sahabatnya itu melarikan diri ke arah lapangan basket dan mengambil penggaris yang dia lemparkan kepadanya tadi bertepatan dengan suara bel istirahat kedua berakhir. Reyhan masih menahan rasa sakit karena injakan Deeva, namun gadis itu kembali memukul punggungnya yang menunduk dengan penggaris kayu itu sehingga membuatnya kembali memekik, “SAKIT KUNYUK!” “Lagian Lo! Sudah tahu fans lo ngerinya kayak gimana, lu malah asal ngomong nggak jelas. Gue hampir mampus tahu nggak lo!” pekik Deeva kesal meninggalkan Reyhan yang meringis mendengar ucapannya menuju kelasnya yang tak jauh dari lapangan. ***** Reyhan mengangkat tubuhnya saat melihat Deeva meninggalkannya dengan kekesalan. Dia berusaha berdiri tegak, namun tetap meringis saat menyadari bahwa bukan hanya kakinya yang sakit melainkan juga punggungnya yang panas akibat pukulan Deeva tadi. “Ayo! Perkelahian suami istrinya nggak bisa dilanjutin di rumah saja,” goda Miss Susi, guru bahasa Inggris mereka yang menepuk punggungnya. “Siapa yang suami istri, Miss?” tanya Reyhan kepada guru muda di sekolahnya itu membuat guru itu tertawa. “itu, pertengkaran kalian kayak pertengkaran suami istri sampe membuat heboh satu sekolah,” ledek Miss Susi membuat Reyhan tersadar. Siswa – siswa dari seluruh kelas seolah keluar dan melihat perkelahian mereka. Dia hanya bisa terkekeh lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Dah ah sana, masuk ke kelas kamu,” ujar Miss Susi ramah kembali menepuk bahunya sebelum akhirnya masuk ke salah satu kelas yang harus dia ajar. Reyhan menggesekan sepatunya pada lantai sebelum kemudian berjalan menuju ruang kelasnya. Langkah kakinya terhenti saat melihat Deeva yang berada di dalam kelas. Mata Abunya kini dia tutupi dengan softlense min berwarna cokelat tua, sehingga dia tidak perlu menggunakan kacamata lagi. Wajahnya yang jerawatan saat SMP berubah menjadi mulus berkat omelan kedua Auntinya yang mendadak galak karena melihat keponakan tersayang mereka penuh dengan jerawat seperti itu. Dan hanya dalam 6 bulan, wajah Deeva berubah menjadi mulus berkat perawatan mahal traktiran oleh keempat auntinya itu. Entah mengapa, Reyhan tidak dapat mengalihkan pandangan dari senyum Deeva. Dia menahan debaran jantungnya yang menggila saat melihat lesung pipi yang tercetak di pipinya yanng masih saja chubby walaupun badannya sudah proporsional untuk tingginya yang hanya standar orang indonesia. Tatapan mata mereka tiba-tiba bertemu, wajah senyum Deeva tiba-tiba berubah menjadi cemberut lalu membuang muka, membuat Reyhan hanya terkekeh membayangkan Deeva kembali merajuk kepadanya. Dan sepertinya dia harus mengeluarkan uang untuk membelikan Greentea late buat Deeva. ***** “kita jadi pergi ke Paris, mah?” tanya Deeva saat mamahnya mengambilkan nasi untuk makan malam mereka. “Jadi .... Aunti Tari udah booking semua. Rey jadi ikut?” tanya Rani pada Reyhan lalu tersenyum saat mendengar pertanyaan yang dilotarkan mama Sahabatnya itu. “Ma, bisa nggak sih, tike dia di cancel saja,” dengus Deeva mendelik menatap Reyhan masih dengan begitu kesal. “Ya Allah, Dee... gue kan sudah minta maaf. Masa lo kagak maafin sih,” jawab Reyhan menatapnya dengan mengedipkan mata, yang hanya berhasil kepada para fans tak berotaknya itu. Tidak kepadanya, dia sudah hapal di luar kepala sifat Reyhan sehingga tak mempan untuknya. “Kenapa bertengkar lagi?” tegur Rani kepada dua orang sahabat yang tak pernah terpisahkan ini. “Ya habis .... masa dia bilang ke Fans-fans dia yang menyebalkan kalau aku dengan dia pacaran,” deliknya yang dijawab Reyhan dengan gelengan. “Salah Tan ... bukan Pacaran. Tapi girlfriend ... kan beda ya kan, Tan?” ujar Reyhan meminta persetujuan membuat kepalanya dipukul dengan sendok Deeva sehingga membuat bunyi yang cukup keras keluar. “Ya beda dari mana. Itu Fans lo pada kagak punya otak semua, lu bilang girlfriend mereka mikirnya pacar. Sumpah lu kunyuk banget sih!” “Dee ...” tegur Alfian membuat anak sulungnya itu terdiam. Sedangkan Rani, hanya bisa meringis saat melihat kepala sahabat anaknya itu memerah. Deeva terlalu mirip dengan Bianca yang suka mencak-mencak, berbeda dengannya dan Alfian yang cenderung pendiam. Sikap pendiam itu sepertinya diturunkan kepada Revan, putra bungsunya yang makan dengan begitu tenang. “Sudah?” tanya Rani saat melihat putra bungsunya yang berumur 8 tahun itu meletakan sendoknya. “Aku boleh masuk ya?” tanyanya dengan begitu sopan mau tak mau membuat Rani mengangguk. “Ya Allah itu anak irit bicara banget sih kayak daddynya,” decak Rani membuat Alfian menggelengkan kepala. “Muka dia saja yang mirip sama aku, selebihnya plek ketiplek sama bapaknya,” desah Rani membuat Deeva mencondongkan tubuhnya. “Kalau aku ... kalau aku ... mirip nggak sama Mommy?” tanya Deeva riang yang dijawab dengan gelengan Rani. “muka kamu mirip banget sama Daddy, sifat kamu malah lebih mirip Aunti Bi ketimbang Mommy ...” ujar Rani membuat Deeva cemberut, “Kalau bukan mommy yang ngelahirin, Mama bakalan tanya sama Daddy kamu anak siapa,” goda Rani membuat Deeva mendelik terutama saat Reyhan tertawa terbahak mendengar celetukan Mommynya. “Kalau sudah selesai, beresin ya kak?” pinta Mommy nya berjalan bergandengan dengan Daddynya. Deeva menatap iri kedua orang tuanya itu. Bagaimana hubungan mereka yang awalnya saling benci berakhir menjadi saling mencintai seperti ini. “Kenapa?” tanya Reyhan yang mengangkat piring kotor ke arah Deeva yang mengumpulkan gelas sisa mereka. “Siapa yang pernah menyangka bahwa Daddy dulu tak menginginkan keberadaanku,” lirih Deeva memberi kode kepada Reyhan melihat kemesraan yang diperlihatkan kedua orang tua Deeva yang tak jauh berbeda dengan kedua orang tuanya. Yang terlalu romantis sehingga terkadang mereka lupa bahwa mereka memiliki anak yang masih remaja. “Ish ... nggak usah diingat lagi. Kita nggak tahu apa yang terjadi dengan Daddy kamu sehingga meminta Tante Rani melakukannya. Yang terpenting sekarang, kedua orang tuamu bahagia dan bisa membesarkanmu tanpa kurang kebahagiaan atau materi,” ujar Reyhan bijaksana mulai membuat Deeva mencibir tak percaya. Bagaimana Playboy busuk ini, bisa berbicara dengan sangat baik seperti itu. Deeva meletakan piring kotor bekas makannya ke wastafel dan membiarkan melakukan tugasnya mencuci piring sebagai bayaran atas makan malamnya di rumah Deeva, begitupula sebaliknya Deeva yang akan melakukan hal yang sama Jika dia makan di rumah sahabatnya itu. Tatapan Deeva mendongak, menatap Reyhan yang kini tinggi bukan main, bagaimana pria itu bisa tinggi dengan drastis seperti ini, sedangkan tinggi badannya tetap di kisaran bawah 160 cm. Dia yakin tinggi Reyhan sekarang hampir menyamai om Bintang ataupun Uncle Sky. Tubuhnya yang tegap akibat kebanyakan olahraga terkadang membuat semua pria di Sekolah mereka memandang iri pada pria menyebalkan ini. Dia seolah tahu bahwa dia tampan sehingga membuatnya tebar pesona ke seluruh cewek yang dia lihat, bahkan tukang jamu langganan Mommy juga menjadi sasaran kegomblannya. Dia sendiri bingung, mungkin karena mengenal Reyhan hampir seumur hidupnya membuatnya tak pernah sekalipun terpesona pada sahabatnya itu. Menurutnya, boyband Korea yang sedang naik daun jauh lebih tampan dari kekunyuk itu. “ISh!” Deeva berdecak saat Reyhan yang mengibaskan tangannya yang basah membuat air bekas cucian itu mengenai wajahnya, “Yuk tempat biasa, Ajak Reyhan membuat Deeva kembali mengangguk, mengikuti langkah kaki Reyhan yang berjalan menuju tempat persembunyian mereka. Senyum sumringah Deeva selalu terlihat jika memasuki bangunan ini. Sudah hampir 10 tahun mereka menjadikan tempat ini menjadi tempat persembunyian dari semua hal yang menyebalkan bagi mereka berdua. “Gue masih nggak pernah percaya kalau Om Bintang dan Uncle Sky pertama kali berkerja sama membangunkan tempat persembunyian ini,” decak Deeva. Mendongak melihat langit malam yang dipenuhi bintang menjadi salah satu alasan kenapa mereka berdua menghabiskan waktu malam mereka di tempat ini. “Aku bahkan tak habis pikir bagaimana dua orang pria yang bersaing untuk mendapatkan Aunti kiri sekarang malah membangun firma arsitek paling terkenal di Indonesia,” ujar Reyhan dengan mata berbinar membuat Deeva mengangguk. “Perjuangan Om Bintang memang patut di acungin jempol. Sama seperti Daddy yang membuktikan kasih sayang kepada Mommy dan juga aku, Om Bintang juga membuktikan kepada Aunti Tari bahwa dia bisa menjadi suami dan Ayah yang baik. Semua itu terbukti, hingga aunti memiliki tiga anak kan?” tanya Deeva yang di jawab anggukan Reyhan. “Aku hanya mengkhawatirkan Aunti Bi sekarang, dia yang paling keras kepala daripada yang lain. Rasanya aku geram dan ingin menyadarkan Aunti Bi bahwa dia terlihat sangat bahagia bersama dengan Om Fabian waktu itu, hanya saja masa lalu mereka yang dramatis membuat mereka. terpenjara dalam kerinduan yang sangat mendalam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD