APRIL (Bahasa Indonesia)

11 April April memasukkan buku catatanya ke dalam tas. Tadinya, April memilih untuk langsung pulang saja. Sayangnya, hujan keburu datang. Dan sukses membuat gadis itu mengurungkan niatnya. Setelah itu, April bangkit dari meja perpustakaan dan melangkah keluar. Aroma tanah khas diguyur air langsung menyerbak ketika ia mulai mengitari pinggir lapangan. Dahinya berkerut kebingungan. Ngomong-ngomong, sekarang pukul berapa? Tumben sekali sekolah sudah mulai sepi? Apa karena sehabis hujan mereka memilih untuk langsung pulang? Ah! Siapa peduli? April hanya mengangkat bahu. Matanya memperhatikan betapa banyaknya genangan air di lapangan semen. Serius, deh. Ini sepi banget. Kesannya, seperti April adalah murid terakhir yang belum pulang. Kakinya melangkah menyebrangi lapangan juga menghindari genangan air yang bisa kapan saja membuat sepatunya kotor. Tiba-tiba sebuah bola basket oren bergaris hitam menggelinding entah dari mana. Dan bola itu berhenti tepat di ujung sepatu April. Bingung. April mengambilnya. Mengangkat bola itu yang sedikit basah. Kepalanya celingak-celinguk, mencari siapa pemilik bola basket ini. Dan, siapa juga yang telah menggelindingkan ke arahnya? Nihil. Tidak ada siapapun. Kecuali, ketika April memperhatikan dengan seksama. Ada sebuah tulisan tangan dengan spidol hitam pada salah satu bagian bola tersebut. Will you be my girlfriend?! Bagai petir, mukanya langsung bersemu merah. Seakan malu. April tak henti-hentinya tersenyum, lalu tertawa kecil. Bersamaan dengan itu, riuk tepuk tangan dari seluruh siswa langsung bermunculan. Jauh dari kata sepi, seperti menit sebelumnya. Ada beberapa yang bersiul, dan juga tertawa. Sebagian muncul dari lantai dua sekolah, dan sebagian muncul dari pinggir lapangan. Semuanya seakan menampakkan diri dari persembunyiannya. April hanya bisa tertawa renyah. Tidak percaya. Seseorang akan nembak dengan cara yang konyol abis kaya gini. Tapi, meskipun konyol, Serius, deh. Ini ... so sweet. Oh my god! Mimpi apa gue semalem? April membatin. Setelah beberapa detik. Munculah sosok cowok diantara kerumunan siswa. Tepatnya, cowok itu adalah orang yang menggelindingkan bola tadi. Arion. Sosoknya semakin mendekat. Dengan setangkai mawar merah di giginya. Bersamaan dengan itu, alunan lagu yang akrab di telinga April langsung mengalun. Lagu yang sudah tidak asing lagi baginya, dan memang di peruntukkan oleh Arion untuk April. [Recomended Song - Kau Terindah] (Mungkinkan dia cinta kepadamu) Itulah yang kuharapkan... (sobat ayo kau katakan padanya) Ini dia... Di hadapan April, Arion melakukan sebuah gerakan dance yang begitu maskulin. Saat itu juga, April rasanya ingin mati saja. Saat berjumpa denganmu  Ohh suasana berubah... Mata tak lepas darimu  Begitupun juga hatiku... Aku harapkan semuanya  Membantuku mendapatkan dirinya... Dan pada bagian ini, Tiba-tiba banyak sekali anak laki-laki yang ikut menari di belakang Arion. Melakukan satu gerakan yang sama dan begitu kompak. Kawan coba kau rasakan yang kurasa... Ketika hampir sampai pada bagian Reff. Arion mengajak April ikut menari. Mau tak mau, April hanya mengikuti setiap gerakan dengan kaku. Wajahnya tak henti-hentinya terus bercahaya. Menandakan ia benar-benar bahagia sekarang. Kau terindah membuatku terpana  kau sempurna tebarkan pesona... Kau terindah membuatku menggila  kau sempurna tebarkan asmara... Arion memutar tubuh April. Lalu memeluknya. Begitu seterusnya. Aku harapkan semuanya  Membantuku mendapatkan dirinya.. Kau mencoba rasakan yang kurasakan... (Mungkinkan dia cinta kepadamu)  Itulah yang kuharapkan (sobat ayo kau katakan padanya)  Ini dia... Lama kelamaan, Semua anak perempuan dan laki-laki dari pinggir lapangan ikut merembet ke tengah lapangan. Seolah sudah di persiapkan, semuanya menari dengan satu gerakan yang sama. Kau terindah membuatku terpana  kau sempurna tebarkan pesona... Kau terindah membuatku menggila  kau sempurna tebarkan asmara.. (Mungkinkan dia cinta kepadamu) Itulah yang kuharapkan (sobat ayo kau katakan padanya) Ohh ... Ini dia Tepat ketika lagu berhenti. Semuanya hening. Tak ada siulan, teriakan atau seruan heboh. Antero sekolah seakan sampai pada titik tegang. Dimana mereka semua menunggu jawaban April. Mereka menunggu peresmian hubungan Pangeran dan Putrinya-nya SMA Merdeka. Dari kakak kelas hingga adik kelas, begitu mendukung hubungan mereka. Jadi tak heran, jika mereka rela mempersiapkan semua ini. Arion menaruh setangkai bunga mawar merah yang sejak tadi bertengger di mulutnya ke tangan April. Meminta gadis itu untuk menggenggamnya. April menelan ludah. Memperhatikan seluruh wajah yang menunggu kepastian. Semenit. April tersenyum, matanya melirik bola basket yang masih ada di pinggirnya. Entah apa yang April maksud. Kedua kakinya menaikki bola basket tersebut, tangannya memegang erat baju seragam Arion untuk menjaga keseimbangan. Hingga sekarang tinggi tubuhnya dan tinggi tubuh Arion terlihat sejajar. Cup! Sebuah kecupan singkat berhasil mendarat di pipi Arion. Setelah itu, April berlari meninggalkan kerumunan juga meninggalkan Arion yang masih mematung di tempat. April meninggalkan Arion dengan sebuah senyuman penuh arti. Selang beberapa detik. Riuk tepuk tangan, siulan, seruan dan teriakan gila kembali terdengar dan semakin keras. "Anjir.. anjir!! So sweet!!" "Gilakk.. Gilakk.. Prince and Princesnya Merdeka jadian jugaaa.." "Gue meleleh.. Sumpahh.. Gue meleleh.." "Kak Arion!! Ohh em jiihh!!" "Andai cowo gue bisa kaya gitu.." "Ehh, gue boleh pingsan sekarang ngga?! Pliss.. pliss.." "Apdet i********: dulu oyy!!" "Sebelas April bakal jadi tanggal keramat!!" ~