bc

Janji Suamiku Milik Wanita Lain

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
second chance
badboy
boss
heir/heiress
drama
bxg
affair
wild
like
intro-logo
Blurb

Nayara mengira pernikahannya dengan Revan dibangun atas dasar cinta. Namun kenyataannya, dia hanyalah pelarian dari luka masa lalu Revan. Saat tubuhnya lumpuh dan harapan untuk punya anak pupus, Revan justru menikahi Felicia, mantan kekasihnya yang dulu dikira telah meninggal. Di antara sakit, pengkhianatan, dan janji yang dilanggar, Nayara harus memilih untuk tetap bertahan atau merelakan cinta yang sejak awal bukan miliknya?

“Aku hanya istri pertama yang dilupakan dan ternyata, janji suamiku milik wanita lain.”

chap-preview
Free preview
Masih Tentang Dia
“Aku akan pulang telat karena ada acara kantor hari ini,” ucap Revan datar sambil menaruh cangkir di meja. “Enggak usah tunggu aku.” Ketika Revan mengambil jasnya dan bersiap pergi, Nayara melihat sesuatu di atas meja. Sebuah gantungan kunci yang terlihat usang namun terawat dengan baik, berbentuk bintang dengan inisial nama yang tidak asing baginya. Benda sekecil itu bisa menusuk hatinya lebih dalam dibandingkan ribuan kata-kata menyakitkan. “Tunggu, Mas.” Tangannya meraih gantungan kunci itu. “Ini… kamu masih simpan?” Nayara mengulurkan benda kecil itu ke arahnya. Revan mengambil benda itu dari Nayara. "Kenapa?" jawabnya pelan. “Aku enggak melarang kamu untuk menyimpannya. Tapi, kalau bisa jangan dipakai lagi. Simpan aja dan ….” “Kenapa kamu selalu mempermasalahkan hal-hal sepele kayak gini, sih? Apa salahnya aku pakai gantungan ini?” “Aku cuma ….” “Sudahlah.” Nayara hanya bisa menatap punggung suaminya yang melangkah ke luar rumah, masuk ke dalam mobil, dan pergi tanpa menoleh lagi. Dia masih berdiri di tempatnya, tangannya mengepal tanpa sadar. "Nayara, kamu bisa berhenti bikin anak saya kesal enggak, sih? Setiap hari, ada aja keributan yang kamu buat," ujar ibu mertuanya, Winda, yang datang dengan ekspresi kesal. "Kenapa kamu curiga sama dia? Kalau dia enggak cinta sama kamu, dia enggak mungkin mau nikahi wanita kayak kamu." Nayara menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang menjalar di dadanya. Kata-kata mertuanya menusuk lebih dalam dari yang seharusnya. "Keluarga kami enggak sembarangan menerima orang. Seharusnya kamu bersyukur Revan pilih kamu," lanjut Winda dengan tatapan meremehkan. “Kami menikah karena cinta, Ma. Mas Revan menikahi aku karena dia cinta sama aku.” “Terus, kenapa sekarang kamu ragu sama ketulusan dia?” “Aku… aku cuma cemburu,” ucap Nayara pelan. “Wanita itu udah meninggal. Kenapa kamu cemburu sama dia?” Benar juga. Kenapa harus cemburu pada kenangan yang tidak bisa lagi hidup? Tapi, mengapa setiap kali nama itu muncul dalam kehidupan rumah tangganya, ada rasa yang sulit dijelaskan? Kelopak mata dipejamkan sejenak, berusaha menenangkan diri. Tidak ada gunanya memperpanjang perdebatan ini. “Kamu dan Revan pacaran saat kamu masih kuliah. Dia menunggu sampai kamu lulus dan dengan berani nikahi kamu bahkan tanpa restu dari saya. Sudah hampir dua tahun kalian bersama, loh? Terus, kamu masih ragu sama ketulusan dia?” lanjut Winda. Sebuah napas panjang dihela sebelum akhirnya berucap pelan, “Aku paham, Ma.” “Lebih baik kamu belanja ke pasar. Mama mau makan semur daging hari ini.” Permintaan itu terdengar seperti perintah dan Nayara hanya bisa mengangguk. Langkah kaki diayunkan ke luar rumah. Sepanjang perjalanan menuju pasar, tangannya meremas ujung tas dengan gelisah. Setiap hari Nayara selalu merasa cemas dan takut pada keadaan rumah tangganya. Seorang pria yang mengendarai sebuah motor yang di desain khusus, memanggilnya. “Nayara!” Refleks, Nayara menoleh ke sumber suara. “Rico?” “Kamu mau ke mana, Nay? Kok, jalan kaki?” “Aku mau ke pasar. Sejak kapan kamu ada di Indonesia, Ric?” “Minggu lalu. Aku coba hubungi kamu, tapi enggak bisa. Ayo, aku antar ke pasar?” “Enggak usah. Aku sudah biasa sendiri.” “Boleh aku minta nomor telepon kamu?” “Maaf, mungkin lain kali. Aku pergi dulu, ya?” Nayara hanya tersenyum tipis sebelum melangkah pergi. Rico masih berdiri di tempatnya, menatap punggung wanita itu yang semakin menjauh. Ada sesuatu yang berbeda dari Nayara. Sesuatu yang membuatnya terlihat lebih tertutup. Saat tiba di pasar, tangannya lincah memilih bahan makanan. Pikirannya semakin kacau saat tiba di rumah. Nayara mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak semur daging. Tidak lama setelahnya, terdengar suara ibu mertuanya yang masuk ke dapur. “Nay, obat dan vitamin Revan ketinggalan. Kamu antar ke kantornya sekarang.” “Biar aku suruh Seno aja, ya?” “Seno lagi ada kerjaan di luar. Kamu tinggal antar aja sendiri kenapa, sih? Kamu itu kebanyakan malasnya, ya?” Sakit hati? Tentu saja. Tapi dia sudah terbiasa. Nayara menarik napas dalam-dalam, berusaha mengabaikan komentar mertuanya seperti yang selalu dia lakukan. “Oke, Ma,” jawabnya singkat. Dia mengambil obat dan vitamin yang diletakkan di meja dapur, tetapi kemudian terdiam. “Sekalian bawa makan siang untuk Mas Revan kali, ya?” Tanpa banyak berpikir lagi, Nayara segera bergerak. Dia mengambil beberapa wadah makan, menyendok semur daging yang baru saja matang, menambahkan nasi hangat, tumis sayur, dan sedikit sambal kesukaan Revan. Setelah memastikan semua tertata rapi di dalam tas, dia melangkah ke luar rumah. “Janu, tolong antar saya ke kantor Pak Revan sekarang.” “Siap, Bu.” Sepanjang perjalanan, pikirannya terus teralihkan oleh pertemuan singkat dengan Rico. Ada rasa sakit yang tidak bisa dia sembunyikan. Nayara segera menggelengkan kepalanya, berusaha untuk sadar dari lamunan. Sesampainya di kantor, dengan langkah pasti Nayara masuk ke dalam gedung. “Permisi, apa Pak Revan lagi sibuk?” tanya Nayara dengan ramah. “Oh, Bu Nayara? Pak Revan baru aja selesai meeting. Mau saya antar ke ruangannya, Bu?” “Enggak usah, terima kasih.” Nayara melangkah menuju ruang kerja suaminya dengan langkah ringan. Beberapa kali menyapa dan membalas sapaan para karyawan dengan senyum ramahnya. Saat sampai di ruang meeting dan hendak mengetuk pintu, langkahnya terhenti. Pintu itu tidak tertutup meeting, menyisakan celah kecil yang cukup untuk melihat ke dalam. “Amanda, gimana kuliah kamu?” “Semuanya lancar." “Kalau kamu perlu sesuatu, bilang aja ke saya.” Nayara masih mengintip, melihat dua orang yang saling berhadapan di ruangan besar itu. Wanita itu melangkah mendekati Revan dan langsung memeluknya erat. Pemandangan di depannya membuat Nayara tercekat. Tangan Revan terangkat, mengusap punggung wanita itu dengan lembut. “Kak, aku capek. Kenapa semuanya kayak sulit banget, ya?” ucap wanita itu yang masih mampu didengar Nayara. Tidak mampu menahannya lagi, Nayara pun memutuskan untuk masuk perlahan dengan tenang. “Mas?” panggil Nayara sambil menutup pintu. Revan dan Amanda serentak menoleh. Amanda buru-buru melepas pelukannya, sementara Revan tampak sedikit terkejut. Nayara melangkah masuk, menyembunyikan emosinya dengan senyum tipis yang nyaris tidak terbaca. “Aku cuma mau kasih obat sama vitamin kamu, sekalian sama bekal makan siang. Ini aku sendiri yang buat,” ucap Nayara dengan suara datar. Dia meletakkan tas bekal di atas meja tanpa menatap Revan terlalu lama. “Kenapa enggak bilang kalau mau datang?" tanya Revan, seolah tak terjadi apa-apa. "Maaf, Mas. Kalau gitu, aku pergi dulu.” Tanpa menunggu jawaban, Nayara berbalik dan berjalan keluar dengan langkah cepat. Sesuatu di dalam hatinya terasa retak, semakin dalam, semakin sakit. Revan mengejarnya dengan langkah panjang, menjaga ekspresinya tetap tenang agar para karyawan tidak curiga. Begitu sampai di depan mobil, tangannya berhasil meraih pergelangan tangan Nayara yang masih berusaha menahan air mata. Tanpa ragu, Revan memeluknya dengan erat. “Ini enggak kayak apa kamu pikir. Aku akan jelasin semuanya nanti di rumah.” ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
313.0K
bc

Too Late for Regret

read
303.7K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.7M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.3M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
142.1K
bc

The Lost Pack

read
423.1K
bc

Revenge, served in a black dress

read
150.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook