bc

KILO(VE)GRAM

book_age16+
741
FOLLOW
2.4K
READ
HE
fated
confident
drama
sweet
bxg
humorous
male lead
city
first love
like
intro-logo
Blurb

Ini tentang saya yang mencintaimu, dan kamu yang cinta sekali dengan makanan juga insecure soal berat badan. Tapi masih tetap saja makan berusaha diet lewat mulut, endingnya tidak berhasil.

Hai, guys. Saya Sadam Azhari

Saya hidup di zaman dimana 'wanita yang cantik plus glowing' lebih menawan dan memikat banyak kaum lelaki tampan dan standar.

Tetapi Ayuna Bilqis, gadis yang saya taksir, menyatakan dirinya tidak termasuk dalam list wanita-wanita di zaman ia hidup sekarang ini. Ya, Ayuna tidak menawan dan tidak bisa memikat bahkan satu lelaki pun, katanya.

Padahal saya naksir dia, cuma saya gak berani bilang sih. Dia bilang dia mau diet dari lubuk hati yang terdalam. Padahal nih yaa, dia begitu saya juga tetap cinta.

Kira-kira kalau dia saya bantu diet dan olahraga lalu berhasil kurus, saya tembak dia nanti diterima gak yah? Menurut kalian gimana nih?

chap-preview
Free preview
KLG - 1 (PANGGILAN KESAYANGAN)
- Author POV "Duh gue pengen kurus De, besok gue diet deh" ucap Ayuna sejak tadi memegangi perutnya yang sedikit buncit dan mematut kedua kaki dan pinggulnya yang memang besar dibagian bawah. Ayuna memang wajahnya tidak terlalu chubby dan double Chin berlebihan, dia gendut dibagian pinggul sampai betisnya. Bagian lengan dan perutnya hanya berisi sedikit. Ia kesal. Sebenarnya karena takdirnya harus seperti ini, padahal ia sangat ingin seperti wanita-wanita diluaran sana yang sibuk cari gaun cantik untuk ke pesta dengan ukuran tubuh yang gampang dicari. Ya, Ayuna masih muat memakai baju L dan XL, tapi dibagian celana jeans ia pusing setengah mati mencari ukurannya yang memang Besar. "Dari tahun kapan lo bilang diet melulu, mana lo lakuin juga Na" ucap Dea asyik memakan keripik kentang merk brand terkenal. "Temenin gue nge-gym yuk De" ucap Ayuna. Yang mencomot keripik kentang Dea, Dea melotot kesal karena camilannya diambil seenaknya. "Heh! Mau diet makan melulu!" ucap Dea merebut paksa makanannya. "Minta dikit dong De, pelit amat!" ucap Ayuna hendak mengambil bungkus snack yang Dea pegang erat-erat, tak berniat untuk membaginya kepada Dara secuil pun. "Berisik lo, sana minta sama Abang Sadam aja gih. Siapa tau punya stock banyak buat lo" ucap Dea. "Pelit dasar!" ucap Ayuna segera keluar dari kamar Dea dan mengetuk pintu kamar Bang Sadam. "Bang Sadam!!!" panggil Ayuna sambil menggedor-gedor pintu kamar Sadam. Tak lama pintu dibuka menampilkan seorang lelaki dengan rambut dibagian poninya diikal tapi tidak mengurangi kadar ketampanan lelaki ini, khas zaman anak muda sekarang. - Sadam POV Gue keluar dengan celana pendek dan kaos putih tanpa lengan, menampilkan lengan gue yang cukup berotot dan kulit bersih putih. "Apaan Ay?" tanya gue yang habis selesai mandi. "Bang, ada Snack gak?" tanya Ayuna dengan kedipan khas anak kecil yang meminta sesuatu tanpa perlu menangis dan paksaan, polos sekali. Hampir aja gue cubit pipinya yang cantik chubby ini. "Enggak ada Ay, kalau mau beli sama gue aja" ucap gue, "Temenin gue pergi ke toko snack, biar lo pilih sendiri snacknya Ay". "Biasanya juga Bang Sadam beli sendiri, kok sekarang malah ngajak-ngajak gue sih?" tanya Ayuna keheranan. "Biar kelihatan kayak ngejajanin pacar" celetuk gue santai, berharap dia peka. Tapi enggak akan sih. "Idih! Apaan sih" ucap Ayuna, "Stop panggil gue Ay yah, nama gue Ayuna Bilqis, panggil Yuna Bi aja" ucap Ayuna menyatukan nama tengahnya untuk menjadi nama panggilannya seperti nama pemeran utama perempuan dalam drama Korea yang sedang booming saat ini, yang sedang Ayuna tonton marathon sekarang, karena gue tahu dia sering nonton bareng dikamar Dea. "Itu nama panggilan gue buat lo chubby.... Chubby hobbynya makan melulu" ucap gue mengacak rambut Ayuna hingga berantakan, biar sampai dia kesal, dia enggak akan marah sih sebenarnya. "Chubby tapi kan gue cantik Dimata orang yang tepat" ucap Ayuna, "Udah ah, gue balik pulang aja, enggak ada makanan disini". "Iya lo cantik kok, siapa yang bilang jelek?" tanya gue mau tahu jawabannya, "Ayo temenin gue, gue traktir jajanan loh ini". "Enggak jadi ahh, gue mau pulang aja" ucapnya lalu berlalu menuju kamar Dea. - Author POV Ayuna mengambil tas dan hapenya, "Gue balik yah De". "Lah kok balik? Gak dijajanin Bang Sadam lagi lo?" tanya Dea keheranan melihat Ayuna yang manyun. "Berisik lo, udah ah gue balik, bye!" ucap Ayuna lalu keluar dari kamar Dea. Ayuna berjalan dan melihat Om Azhari dan Tante Dewi sedang menonton televisi di sofa ruang keluarga kediaman mereka. Ayuna menghampiri Om dan Tante yang sudah seperti orang tua keduanya selain Papa dan Mamanya yang asli. "Om Har, Tante Dewi, Bilqis pulang dulu ya" ucap Ayuna. "Eh, enggak nginap Bil?" tanya Om Har dan Tante Dewi bersamaan. Nama Bilqis adalah panggilan kesayangan Om Har dan Tante Dewi pada Ayuna. "Enggak Om, Tante. Besok Bilqis mau ada yang dikerjain" ucap Ayuna tersenyum kikuk. Entah kerjaan apa yang Ayuna maksud. Yang pasti Ayuna tidak ingin menginap dulu hari ini. "Diantar Bang Sadam aja yah, Bilqis bawa motor?" tanya Tante Dewi. "Bawa Tante, enggak usah diantar deh" ucap Ayuna menolak. "Enggak apa Bilqis, ini udah agak malam, besok biar dijemput Sadam lagi. Om sama Tante rencananya mau ngajak kamu pergi. Besok kan weekend Bil, libur aja dulu nulisnya" ucap Om Har. "Eh, gimana yaa" ucap Ayuna menggaruk kepalanya yang tak gatal, ingin menolak tapi tidak bisa. Masalahnya, Om Har dan Tante Dewi ini baik banget pakai banget pokoknya. Pasti besok Ayuna enggak akan keluar uang, pasti dijajanin. Apa aja. Ayuna enggak enak, dan sungkan. Walau sebenarnya dia suka dapat traktiran snack dari anaknya Om dan Tante ini, si Bang Sadam lebih tepatnya. Ayuna dan Dea bersahabat sejak mereka ada di Taman Kanak-Kanak. Bahkan orang tua mereka juga sudah bersahabat setelah melihat kedekatan Dea dan Ayuna yang rekat bak prangko. Ayuna bukan anak orang kekurangan, ia juga orang berada, tapi terbiasa diajarkan untuk hidup sederhana, dan harus rajin menabung, entah sudah berapa kaleng celengannya yang belum dia buka lagi untuk setor ke Atm. "Enggak usah melamun Bilqis, besok ikut kami yah? Ntar Tante yang telepon minta izin ke Mama kamu, buat kamu" ucap Tante Dewi tersenyum. "Ayo berangkat" ucap Bang Sadam yang sudah rapi dengan jaket dan celana Chino selututnya. Kulit Bang Sadam putih, meski khas lelaki, ada rambut halusnya dibagian betis. "Udah sana berangkat Bil" ucap Om Har. "Ya udah deh, ini kunci motornya Om, Tante. Bilqis tinggal aja kuncinya" ucap Ayuna. "Bawa aja Bil, untuk apa ditinggal, jangan lupa itu dikunci stang ke kanan dulu biar aman ditutup juga bagian penutup kuncinya" nasihat Tante Dewi. "Sini kuncinya, gue yang amanin" ucap Bang Sadam. Ayuna berikan kunci motornya yang ada gantungan babi warna pink. Pink warna kesukaan Ayuna, karena gantungan pink yang menarik matanya gambar babi, akhirnya ia beli itu babi. Bang Sadam segera menuju pintu utama rumahnya lalu melakukan hal yang diperintahkan Mamanya tadi. "Ayo Ay!!!" teriak Bang Sadam dari luar. "Eh, ah Tante, Om Bilqis pamit. Assalamu'alaikum" mencium punggung tangan kedua orang tua keduanya itu. "Wa'alaikumsalam, hati-hati Bil, bilangin Bang Sadam nyetirnya jangan ngebut" ucap Tante Dewi. "Siap Tante, pamit yahh" Ayuna segera berlari keluar menghampiri Bang Sadam yang sudah masuk ke kursi kemudi mobil. Ayuna segera masuk ke kursi samping Sadam, Sadam melirik Ayuna sambil terkekeh pelan lalu memasang sabuk dan menyalakan mesin mobilnya. - Sadam POV "Besok lo ikut kan, sama kita-kita?" tanya gue. "Iya, Tante sama Om yang minta" jawabnya. "Bagus deh" ucap gue, "Ntar temenin gue cari snack lo buat dirumah Ay". Sebenarnya gue pengen jalan berdua sama dia, tapi dia enggak bakalan mau. Makanya gue sengaja minta waktu buat Mama Papa untuk weekend bareng Ayuna. "Bisa gak sih, jangan panggil Ay lagi" ucap Ayuna protes sama gue. "Lah kenapa? Itu kan nama lo, Ayuna Bilqis. Gue panggil Ay emang salah?" balas gue bertanya. "Risih Bang, ntar dikira orang yang denger beda artian!" ucapnya lagi. "Gak masalah, yang penting kan gue suka" ucap gue, memberikan kode, lagi. Sambil menyunggingkan senyum smirk khas gue. Ayuna yang melihat senyuman gue yang seperti ini malah menampilkan wajah takutnya. Sumpah, gue jadi pengen cium dia, eh bukan. Maksudnya peluk dia. "Nakutin muka lo!" ucap Ayuna. "Tapi ganteng kan?" tanya gue, berharap dia blak-blakan bilang gue ganteng. "Serah lo deh ah" ucap Ayuna memilih menatap jalanan. "Ay...." panggil gue lagi sengaja membuatnya kesal. "Ishh! Dibilang jangan panggil Ay lagi" ucap Ayuna kesal. Dan benar kan? Dia kesal beneran? Hahaha. ~BERSAMBUNG~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook