Esok harinya, Yuri bersiap untuk bertemu Sissy dan Dicky.
Dicky adalah teman sekolah Yuri dan Sissy. Sekarang Dicky dan Sissy adalah pasangan dan sudah berencana untuk menikah.
Yuri memanggil taksi dan menuju cafe tempat mereka janjian.
Di perjalanan saat lampu merah, Yuri melihat Ryu sedang membawa kotak berisi snack dengan tulisan bantuan amal untuk panti jompo. Ryu menawarkan snacknya ke mobil-mobil dan Ryu menghampiri taksi Yuri.
"Tok, tok, Ryu mengetuk kaca jendela taksi, dan agak sedikit kaget, kamu..., mau beli snack nya murah-murah sebungkus 10 ribu", tanya Ryu sambil senyum.
"Iya, boleh saya ambil 5 bungkus".
Ryu memasukkan snack ke kantong dan memberikan kepada Yuri.
"Ini, terimakasih ya", masih dengan senyumnya yang manis.
Yuri pun agak tersipu melihat senyum dan tatapan Ryu lalu menutup kaca jendela taksinya.
Dan lampu pun berganti hijau taksi itu melaju dan tak lama sampai di tujuan.
Yuri memasuki cafe, ia memesan kopi terlebih dahulu karena Sissy dan Dicky belum sampai.
Terdengar bunyi chat di handphone Yuri, chat itu dari Ryu "Hai, kamu lgi ngopi ya?"
Memang tempat tadi mereka bertemu dengan cafe tidak terlalu jauh.
Yuri melihat sekeliling dan ketika melihat ke luar jendela ia melihat Ryu melambaikan tangan.
Lalu mereka saling berbalas chat.
"Kata orang pertemuan pertama itu hal biasa tapi kalo ketemu kedua kali? ya bisa berarti jodoh lho", goda Ryu.
"Semoga ini pertanda dari Tuhan untuk kita ya, Yuri".
"Maaf, sepertinya kamu sudah melantur". Dan Yuri tak membalas lagi.
Tak lama Sissy dan Dicky sudah sampai. "Hai, Yuri, apa kabar?" sapa Dicky.
"Baik, kamu bagaimana?"
Mereka pun berbincang cukup lama di cafe karena memang sudah lama tak berjumpa.
"Bagaimana rencana pernikahan kalian? ", tanya Yuri ke Dicky.
"Itu sudah hampir 50%, kami sudah dp gedung, undangan juga sedang proses cetak, tinggal foto prawedding".
"O iya, nanti kamu jadi bridemaid ya Yur", pinta Sissy.
"Pasti lah, kamu kan sahabat terbaik ku".
" Iya, Yur, nanti kita bisa sekalian reuni dengan teman sekelas dan juga guru kita, ada Pak Yoga juga lho", kata Dicky.
Sissy langsung menyenggol paha Dicky yang membuatnya sedikit kaget.
"Kenapa, Sayang?"
Sissy memberi isyarat lewat gelengan kepala dan mata yang agak melotot.
Hanya Sissy dan Dicky yang tahu hubungan Yuri dan Pak Yoga sewaktu sekolah.
"Gak apa-apa, Sis".
"Aku sudah move on koq", sambung Yuri.
Mereka pun berbincang sampai agak malam lalu pulang.