Tempat itu begitu ramai, banyak orang berlalu-lalang sambil mengobrol atau berlari tergesa-gesa, orang yang duduk mengelilingi meja yang tersedia disana, serta banyak juga yang duduk bersila tanpa alas.
Pelataran kampus Arthajaya memang selalu ramai oleh mahasiswa dari berbagai jurusan. Karena luasnya tempat itu, serta suasananya yang terbuka. Beberapa tumbuhan mengelilingi tempat tersebut, membuat pelataran kampus itu tidak kekurangan oksigen meski banyak mahasiswa yang merokok.
Satu gerombolan mahasiswi menempati sebuah meja yang senantiasa terisi penuh. Beruntung hari ini mereka kebagian meja tersebut, biasanya jika tidak ada meja yang kosong, mereka akan ngedeprok seperti mahasiswa lainnya.
"Bete banget ih, masa gue ada kelas jam setengah empat." Nessa mengeluh saat menyadari bahwa ini adalah hari kamis, dimana ia ada mata kuliah di jam sore.
"Bakso dulu, Nes biar seger." Karla yang membawa semangkuk bakso menimpali. Sejak di kelas, pikiran Karla memang sudah terbayang oleh bakso super pedas yang akan menjernihkan kepalanya dari berbagai macam Pajak Kepabeanan. Perpajakan saja sudah cukup pusing, ditambah lagi kepabeanan. Tentang term CIF, CNF, atau FOB. Belum lagi soal Asuransi, Freight Surcharges, Pajak Import. Nessa akan menumpahkan sambel yang banyak ke dalam baksonya agar pikirannya kembali jernih.
"Guesih gak perlu bakso, liat Tio ketawa lepas gitu aja udah seger."
Karla terkekeh mendengar ucapan Adel. Pantes saja Adel anteng, rupanya ia sedang memperhatikan gerombolan anak Teknik yang sedang merokok sambil tertawa.
"Hari ini yang good looking Raka sih, Del kata gue." Karla yang juga tergoda oleh cowok-cowok Teknik ikut menimpali.
"Kemaren lo bilang Niko, kemarennya Arvi. Jomblo emang gitu ya," Sista mencibir dengan kelakuan teman-temannya yang menajadi pengagum anak teknik itu.
"Maaf yaa, Sis. Selama mereka masih ready dan belom sold, pilih-pilih sebelum order mah gapapa kali." Karla menyahut sambil terkekeh pelan.
Mendengar ucapan Karla yang mengibaratkan cowok-cowok itu seperti di online shop membuat Adel dan Nessa tertawa. Karena nama Sista itu selalu mengingatkan mereka akan online shop, jadi saat Sista berbicara selalu dikait-kaitkan dengan berbagai istilah yang ada di online shop.
"Itu yang makan batagor namanya siapa? Dia anak Manajemen kan ya? Tapi ngumpulnya ama anak Teknik mulu." Mata Nessa menunjuk salah seorang mahasiswa yang berada dalam perkumpulan tersebut, yang bisa bisanya kelihatan bahwa di piring cowok itu isinya batagor.
Memang kelakuan cewek. Kalo sudah ngumpul, cowok yang keliatan pasti di rumpiin. Nessa yang dari kelas sudah kepikiran bakso aja jadi ikutan dengan obrolan yang paling menggoda iman itu.
Lalu seorang cewek menghampiri meja mereka, dan duduk di bangku yang masih kosong. Cewek yang baru datang itu menaruh beberapa bukunya di meja. Ayla tau apa yang sedang dibicarakan teman-temannya, terlebih ketika pandangan mereka sesekali melirik pada gerombolan cowok Teknik yang sedang berkumpul.
"Sehari puasa liatin anak teknik gabisa, ya?" Komentar Ayla, yang memang tidak pernah tertarik untuk ikut lihat-lihat mahasiswa Teknik. Hal yang sangat di gemari oleh teman temannya sejak dulu, sampai hafal nama nama mahasiswa fakultas tersebut dari berbagai angkatan yang Ayla rasa hal tersebut kurang kerjaan.
Ayla mengambil tempat duduk di sebelah Adel, lalu ia meletakan buku buku yang sejak tadi di bawanya pada meja tersebut. Ayla juga melepaskan tas ranselnya pada sandaran kursi, tak seperti teman temannya yang sibuk memperhatikan mahasiswa teknik, ia sudah memiliki agenda yang akan di lakukannya saat ini.
"Jurusan Akuntan, fokusnya di Pajak, yang ditenteng masih aja buku mewarnai kayak anak TK. Lebih berfaedah liatin mereka dong." Komentar Adel ketika Ayla datang dan melihat buku-buku yang Ayla taruh di meja.
"Bodoamat, Del." Balas Ayla datar. Tak peduli dengan komentar Adel, yang merupakan bukan orang pertama yang mengomentari hobinya ini. Sejak dulu, Ayla sudah sering mendengarnya. Dan ia tidak peduli dengan ucapan orang lain, selama ia menyukai hal ini.
Sementara teman-temannya masih membicarakan cowok yang dari jauh saja berisiknya sudah terdengar oleh Ayla, Ayla tidak berminat untuk bergabung dengan obrolan mereka.
Cewek itu mengeluaran pensil warna dari dalam tasnya, lalu memberi warna buku mewarnai yang selalu ia bawa. Ayla adalah seorang mahasiswi berusia dua puluh satu tahun, semester tujuh Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi, dan memilih konsentrasi di Perpajakan, tapi hobinya masih seperti anak berumur lima tahun yang baru masuk PAUD.