"Siapa yaa namanya? Gue lupa, gue pernah sekelas tuh sama dia." Sista yang kini tengah membuka laptopnya berusaha mengingat nama cowok yang sedang makan batagor itu.
"Gue juga tau dia karena tadi gue ada kelas bareng dia, Sis. Tadi gue udah ingetin namanya, tapi lupa." Kata Nessa.
"Namanya Regal. Kayak merek biskuit ya? Jadi pengen gigit."
Ucapan Karla sukses membuat yang lainnya tertawa.
Tapi tidak dengan Ayla. Cewek itu justru menghentikan aktifitas mewarnainya beberapa saat ketika Karla menyebutkan nama Regal. Setelah membuang jauh-jauh pikiran yang terlintas karena nama tersebut, Ayla melanjutkan aktifitasnya.
"Gue mah pengen jadi sendoknya aja tuh, biar ngerasain nempel di bibirnya." Nessa tertawa sendiri setelah mengucapkan pikiran kotornya itu. Ia sendiri heran bisa bisa nya sampai terpikirkan ke arah sana.
Teman temannya hanya bergidik mendengar ucapan Nessa yang menjijikan itu, yang tidak dilanjutkan demi keamanan obrolan mereka agar tidak semakin terjerumus ke arah yang tidak tidak.
"Lo kenal sama dia kan, La? Kayaknya pas ospek gue sering liat lo bareng dia." Adel tiba tiba menoleh pada Ayla, karena merasa pernah melihat Ayla bersama cowok biskuit itu saat baru masuk kampus dulu.
Ayla benar-benar menghentikan aktifitasnya mendapati pertanyaan Adel barusan. "Siapa?" Barulah cewek itu mengangkat kepalanya.
Ayla tau siapa yang Adel maksud. Tapi Ayla berharap ia salah dengar. Ia berharap Adel menyebutkan nama lain, yang bisa ia bantah bahwa ia mengenalnya. Atau jika memang nama itu di sebutkan, Ayla berharap ada angin ribut yang menyamarkan pendengarannya, sehingga ia bisa beralasan tak mendengar ucapan Adel. Apa pun itu, Ayla berharap bahwa ia tak mendengar Adel menyebutkan nama itu lantaran Ayla enggan mengakui bahwa ia mengenalnya. Jika bisa di hapus, ia justru ingin menghapus memori bahwa ia pernah berhubungan dengan cowok itu.
"Cowok yang makan batagor noh. Yang namanya minta digigit." Nessa menunjuk Regal dengan lirikan matanya.
"Regal, Nes. Itu coba jangan dibiasakan bejo, pikiran lo jadi kotor mulu kan." Karla mengoreksi Nessa.
(Bejo. Read : Bengong Jorok)
"t*i ya, Karl. Tadi lo yang ngajarin."
Karla hanya tertawa mendengar Nessa.
"Ohh, gak kenal."
"Masasih? Perasaan pas ospek lo kayak deket sama dia deh, La." Adel masih bersikeras dengan pendapatnya.
"Perasaan lo doang kali, Del. Kayak lo udah kenal aja sama Ayla pas ospek. Anak Ekonomi angkatan kita kan hampir seribu, gue aja gak inget muka-muka yang gue perhatiin pas jaman ospek." Kata Sista.
"Iya kali, ya?"
Dan Ayla bersyukur karena Sista tidak memperpanjang argumen Adel.
Namun ucapan Adel tentang masa ospek itu membuat Ayla kini ikut melihat ke arah cowok-cowok Teknik. Ada Regal disana, salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi yang sering gabung dengan anak Teknik. Regal dengan lahapnya masih makan batagor dengan piring yang ia pangku di tangan. Meski mulutnya terisi oleh makanan, cowok itu beberapa kali ikut berbicara, membuat mulutnya yang masih penuh oleh makanan terlihat megap-megap.
Cowok itu tertawa. Ayla masih melihatnya. Tidak seperti teman-temannya yang terus mengoceh, Ayla hanya diam. Lalu ketika Regal sedang menyapu pandangan ke arah lain, saat itu juga Regal mendapati Ayla yang tengah melihat ke arahnya.
Sial! Ayla segera mengalihkan pandangannya ketika kepergok oleh Regal. Ayla tidak mau terjebak s**t moment ala sinteron yang berpandang-pandangan dari jauh tanpa kedip.
Tapi Regal tidak mengalihkan pandangannya. Ia malah tersenyum ketika menyadari Ayla yang kepergok memperhatikannya lalu segera membuang muka.
"Eh serius, itu si cowok minta digigit ngeliat ke arah sini sambil senyum. Jangan-jangan dia nyadar di omongin kita?" Nessa segera heboh ketika menangkap Regal yang sedang melihat ke arah mereka.
Sista melirik melalui ekor matanya, memastikan bahwa ucapan Nessa benar atau tidak. Ternyata benar. Regal masih melihat ke arah mereka, sampai akhirnya seorang temannya memanggilnya, mengalihkan perhatian cowok itu.
"Dia pasti liatin gue,” kata Karla dengan penuh percaya diri.
Ucapan Karla sukses menimbulkan jitakan kecil dari Nessa di kepalanya.
"Tadi Raka ya, Karl. Kenapa jadi ikut-ikutan Regal? Pokonya Regal jatah gue."
"Selama belom sold mah gapapa, kali." Karla menyahut ringan, kembali membawa bawa istilah online shop sesuai dengan pembahasan mereka tadi. Menyambungkan sosok cowok cowok dengan barang dagangan seperti di online shop.
Lalu mereka tertawa lagi mendengar jawaban Karla. Kecuali Ayla.
Cewek itu melanjutkan aktifitas mewarnainya. Dengan pikiran yang masih merutuki kebodohannya. s**l, Ayla bener-bener malu kepergok oleh Regal. Ketika satu pikiran lagi melintas di kepala Ayla, cewek itu menghembuskan nafas kesal.
Ayla benci mengingat permainan t***l yang pernah ia lakukan bersama Regal.
***