214. Dari Awal lagi

1285 Words

Kanaya hanya mengangguk dan tersenyum tipis. “Iya kak. Aku akan menceritakan semuanya padamu. Jadi kakak tidak usah khawatir. Aku akan perlahan-lahan mulai melupakannya. Semoga saja Tuhan mau memberikan aku sedikit bantuan untuk melupakannya juga perasaaan ini.” Harapan Kanaya tentu saja. Dito mengangguk dan ikut tersenyum tipis. Menarik Kanaya dalam pelukannya. Tangannya menepuk pelan punggung Kanaya. “Iya. Kakak dan ibu juga akan membantumu. Jangan pernah merasa bahwa kamu sendirian disini. Ada kakak dan ibu yang akan selalu berada di sampingmu. Bersandarlah padaku, Na. Karena aku tidak akan membuatmu menangis. Jangan pernah sungkan untuk minta bantuanku. Katakan semua perasaanmu padaku. Jangan sembunyikan apapun dariku. Sebab, sejak dulu, sekarang dan nantinya. Aku akan tetap menyaya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD