aku terbangun setelah mendengar azan subuh berkumandang,kepala ku terasa berat badanku terasa remuk kulihat bang Ammar tertidur d sampingku masih menggunakan pakaian kerja kemarin yang ia pakai.
aku bangkit untuk menunaikan sholat agar hatiku tenang dan aku bisa kuat menghadapi cobaan ini
aku tak tau dimana kurangnya diriku dan apa salahku sampai bang Ammar begitu tega menduakanku,aku bersimpuh dan berdoa kepada pencipta ku kutumpahkan segala keluh kesa ku kepadaNya dengan berurai air mata aku tadahkan tanganku memohon kekuatan untuk menjalani ujian dariNya.
setelah selesai sholat aku tetap melakukan kegiatan ku menjadi ibu rumah tangga,aku tetap membuat sarapan karena untuk menghadapi kenyataan itu harus diawali dengan sarapan agar kuat menghadapi kenyataan yang pahit ini.
setelah selesai berkutat di dapur kubanggunkan putri kesayanganku
Ara banggun sayang dia menggucek matanya Ara bangun ya kita mandi yuk..dia tersenyum dan minta d gendong aku menggendongnya kekamar mandi,selesai mandi kugendong Ara kekamar dan mendandani nya agar terlihat cantik kami akan pergi ke toko lebih pagi karena aku malas harus bertemu dengan bang Ammar hatiku belum kuat untuk bertemu dengannya
kami berangkat ke toko untuk sarapan aku sudah membawa bekal biar nanti kami makan di toko saja
sesampai di toko aku memarkir mobil didepan toko karyawanku belum ada yang datang karena memang masih pagi sekali kubuka rolling door toko
aku menyuapi Ara sarapan dengan bekal yang ku bawa dari rumah tadi.
Ara makanya lahap sekali tak lama ku dengar ponselku berdering,kulihat ponselku ternyata bang Ammar yang menelpon,setelah beberapa saat akhirnya kupurtuskan untuk menjawab telpon bang Ammar
asalamualaikum dek
walaikumsalam bang
adek dan Ara dimana kok ngak ada d rumah?tanya bang Ammar
aku sama Ara di toko bang soalnya bnyak kerjaan jadi aku berangkat pagi ke toko
kok ngak bangunin Abang tadi?tanyanya lagi
iya bang tadi karena masih pagi jadi aku pikir biar Abang tidur dulu aja,udah ya bang aku banyak kerjaan,ku akhiri panggilan bang ammar.tanpa terasa air mata ini kembali menetes memikirkan akan seperti apa pernikahan kami ini