Dangereux 2

"Rey?" Mendengar namanya di panggil, Rey menoleh ke belakang. Ia mendapati seorang wanita yang tengah berdiri dibelakangnya seraya menatapnya dengan tersenyum manis. Sudah tujuh tahun, mereka tidak pernah bertemu. Gadis itu masih sama, mata cokelat nan teduh miliknya dan rambut berwarna brunete se pinggang yang tergerai indah miliknya, itu semua yang Rey rindukan. Mata mereka bertemu, dapat dilihat disana bahwa mereka saling merindukan. Dengan cepat, Rey mendekap gadis itu sangat erat. Pelukan pertama mereka setelah sekian lama, setelah yang di Bandara tujuh tahun lalu. Ini adalah pertemuan mereka yang pertama kali. Tujuh tahun tidak pernah bertemu, dan tidak pernah berkomunikasi, rasanya mustahil jika perasaan itu masih ada. "Jangan pergi lagi." Pinta Rey di sela pelukan mereka. Nesya mengangguk di dalam dekapan Rey, gadis itu tidak akan pergi lagi.  Cafe ini menjadi saksi bisu pertemuan dua mantan kekasih yang pernah saling menyakiti itu, ya, saling menyakiti karena harus berpisah demi masa depan mereka. Sekarang, mereka bertemu lagi. Tidak tahu apakah semuanya akan kembali sama, yang jelas mereka saling merindukan. Rey melepaskan pelukan mereka, lalu matanya melebar sempurna. Nesya menghilang dari hadapannya, Rey mencari-cari dimana keadaan gadis itu. Hasilnya nihil, ia benar-benar menghilang. Badan Rey serasa terguncang, memaksanya untuk segera bangun. Entah bangun darimana, ia tidak bisa membedakan dunia nyata dan mimpi. "Rey, bangun!" Suara itu, membuat Rey membuka matanya. Lagi-lagi, ia bermimpi yang sama. Mungkin karena ia terlalu merindukan Nesya, sampai gadis itu selalu menemuinya di dalam mimpi yang sama. "Mimpiin dia lagi?" tanya seorang wanita yang tadi membangun kan Rey. "Bela, saya sudah bilang, jangan masuk sembarangan ke dalam ruangan saya." tegur Rey. Wanita berumur 23 tahun itu bernama Bela, seorang pramugari yang selalu mengganggu Rey.  Bela memutar bola matanya malas. "Udahlah, ngapain nungguin yang nggak pasti, sih? Mending sama aku, yang selalu ada." ujar Bela. Rey menggelengkan kepalanya, ia berdiri dan segera keluar dari ruangan khususnya itu. Sekarang, Rey harus segera bersiap. Karena ia akan bertolak menuju London, bukan untuk liburan, namun ini adalah tuntutan pekerjaan. Ya, Rey adalah seorang pilot maskapai internasional. ---------------------------------------------------------------------- Hai, aku kembali. Tenang, ini masih prolog.  Aneh ya? Memang, hehe. Siap untuk part 1? Salam 6®