bc

The idol's Secret Fiancee

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
arranged marriage
independent
doctor
K-pop
drama
YA Fiction Writing Contest
mxb
office/work place
actor
like
intro-logo
Blurb

Mencintai lelaki yang sudah menjadi tunanganmu itu mudah tapi meminta balasan cinta dari tunanganmu itu ternyata sulit, apalagi pertunangan ini karna perjodohan keluarga. Meskipun sudah bertahun tahun pun masih belum bisa mengetuk hatinya. Dan memang benar lagi lagi perjodohan hanya membuat perasaan sepasang anak manusia menjadi jungkir balik dan frustasi. Sehingga terbersit dihati untuk membatalkan pertunangan, karna yang aku tahu dia mungkin tidak akan pernah menerimaku dihidupnya.

"Baiklah kita putuskan saja pertunangan ini" ucap shani.

"Pertunangan kita akan tetap berlanjut" tegas Siwon.

chap-preview
Free preview
Prolog
Di ruangan private VVIP sebuah restoran yang berdekorasi mewah ini, seorang gadis tengah duduk menunggu di kursi dekat jendela memandang hiruk pikuknya malam dibawah sana dengan sesekali mengulas senyum dibibirnya. Dia duduk dengan gugup menunggu seseorang yang sangat spesial. Tunangannya, tidak lebih tepatnya tunanganku. Ini adalah kali pertamanya tunanganku mengajak dinner berdua. Sesekali ku sesap teh yang ada dihadapanku ini untuk meredakan kegugupan yang melandaku, tapi tetap saja rasa gugup itu tak mau hilang bahkan aku tak henti hentinya melirik jam yang ada diponsel. Mataku gelisah mengamati pintu ruangan itu dan berharap lelaki yang memiliki title sebagai tunanganku akan segera datang.  "Kenapa dia lama sekali ? Apa terjadi sesuatu. Aaah aku jadi khawatir begini?" aku yang sudah menunggu hampir satu jam, tapi dia tak juga kunjung datang. Hal ini benar benar membuat ku itu cemas. "Apa aku harus menghubunginya??" gumamku sambil menatap ponsel dengan gelisah. Ceklek Terlihat seorang lelaki memasuki ruangan dengan ekspresi datar, lelaki yang berbalut kemeja putih polos dipadu celana hitam dan monk strap shoes. Lelaki  itu sangat tampan. Dan ya lelaki itu adalah tunanganku, aku yang sedari tadi menunggunya langsung terpana melihat ketampanannya. Lelaki itu berjalan datang menghampiri dan duduk didepanku. "Maaf Aku terlambat, apakah kamu sudah menunggu lama??" Siwon bertanya kepadaku dengan sopan dan sungkan.  "Aaah tidak tidak, aku juga baru datang. Apakah kita langsung memesan makanan saja?'' tawar ku ke Siwon dengan tersenyum. "Silahkan" Siwon mempersilahkan. Setelah memesan makanan, kami hanya terdiam canggung bahkan setelah makanan datangpun kami masih tidak mengeluarkan sepatah kata. Silent dinner. Ketika selesai makan, aku memberanikan diri mencuri curi pandang sekilas kearah tunanganku ini. Aku melihatnya kini menumpukan dagu ditangan sambil memejamkan mata. "Apa dia lelah??" gumamku lirih. Dan tatapan mataku bertubrukan dengan siwon, ketika lelaki itu tiba tiba membuka matanya. Siwon menatapku dengan heran karna melihat ekspresi cemas di mataku itu. "Apa ada yang salah?" Siwon bertanya dengan penasaran ke padaku. "Tidak, aku hanya berpikir kalau oppa sedang kelelahan" jawabku dengan tersenyum gugup. "Benar aku memang cukup lelah karna pekerjaan akhir akhir ini" Siwon membenarkan dengan wajah lelahnya.  Siwon adalah seorang idol, sudah 13 tahun dia menjalani karir dibidang entertainment itu. Apa kalian tahu bagaimana kami bertunangan ? Tanpa acara temu jodoh dan pesta ? Karna kami berdua dijodohkan sejak Siwon masih sekolah dasar dan pada saat itu aku masih dalam kandungan ibu. Tidakkah itu lucu ? bahkan kami berdua tidak memiliki cincin pertunangan, yang ada hanya gelang antik keluarga saja sebagai lambang pertunanganan. Itupun bukan kami yang menyimpannya, Gelang Siwon disimpan ibunya sedangkan gelangku disimpan bibiku. Kenapa bukan orang tuaku yang menyimpannya? Karna aku yatim piatu, orang tuaku meninggal saat aku masih di sekolah dasar. Setelah itu my lovely aunty lah yang merawatku. "Kalau begitu Oppa bisa pulang lebih dahulu agar bisa segera beristirahat" aku memberi saran seperti itu padahal dalam hati berharap kalau lelaki itu bisa menemaniku sebentar lagi.  "Ah baiklah, kalau begitu aku permisi dulu" Siwon pamit pergi dan beranjak dari kursinya menuju pintu untuk keluar. Aku hanya bisa menatap punggung laki laki itu dengan kecewa. "Can't you see me?? Although just a little?" gumamku lirih,  ***** RS Medical Center Lantai 3 Divisi psikiater Dr. Shani lee Sp.KJ. Inilah ruangan tempatku bekerja selama kurang lebih dua tahun ini. Dari ruang kerjaku ini, aku bisa menatap pemandangan kota yang cukup riuh dengan kendaraan yang berlalu lalang. Pikiran ku kembali teringat dengan dinner tadi malam, bagaimana Siwon merasa tak nyaman dan jengah ketika bersamaku. Apa sebegitu tak tertahannyakah kehadiranku di hidupnya?? Aku merasakan kecewa, pikiranku melayang layang tak menentu. Tiba tiba ponselku berdering, kulihat nama yang muncul dilayar adalah "My Mr.Lee", wajahku yang tadinya muram sekarang tersenyum karna satu nama yang dilayar itu. My Mr.Lee |Sweety apa kamu tidak datang ke kantor? "Aku sedang diruanganku paman" Ya my mr lee adalah my dear uncle yang sudah membesarkan ku sampai aku bisa menjadi dokter seperti ini. Tadi ku bilang bibiku yang merawatku kan, iya dia adalah istri pamanku ini. Mereka berdua sudah menganggapku sebagai anak kandung sendiri. Aku sudah cukup beruntung bukan?? My Mr.Lee |Ck. bukan itu maksud paman |Tidakkah kamu ke agensi sekarang?? |bukankah hari ini jadwalmu menjadi counselor untuk anak anak di agensi? "Iya, nanti anakmu yang cantik ini akan datang setelah jam dinas di Rumah Sakit berakhir'' My Mr.lee |Baiklah, jangan sampai lupa Panggilan pun diakhiri dengan pamanku. ***** Setelah selesai jam dinas, aku mengendarai mobilku menuju agensi pamanku untuk meluangkan waktu menjadi counselor  bagi anak anak didiknya. Sejak kejadian yang menimpa Minho, paman memutuskan untuk memakai psikolog dalam konseling. Sampai aku lulus dan menyandang Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa). Yang pada akhirnya tanggung jawab mental mereka dilimpahkan padaku. Dengan alasan aku harus ikut memajukan perusahaan karna di dalam perusahaan ini ada saham 40% yang ditinggalkan mendiang ayahku dan sudah diwariskan padaku. Aaahh lagi lagi kewajiban.  Sesampainya di basement parkiran agensi, aku turun dan melihat sekeliling yang sudah terparkir mobil mobil para artis dan staff. Ketika melangkahkan kakiku menuju lift didepan sana, pikiranku melayang kembali ke masa aku masih di High School, waktu itu rasanya begitu ringan tanpa beban perasaan seperti ini. Yang ku tahu waktu itu hanya belajar dan nilai yang bagus serta les les private yang menyenangkan. Flashback on Di kelas yang anak anaknya  sangat berisik ini ada satu siswi yang dengan tenangnya duduk di bangkunya sambil menempelkan earphone ditelinga dan membaca buku . Jelas itu aku. "Heh nenk, lo rajin amat udah selesai ujian masih belajar aja" seorang gadis menepuk bahuku dan menatapku dengan cengirannya itu. Dan aku hanya membalasnya dengan senyuman lalu melanjutkan kegiatan membacaku lagi. "Yaa Yoonie, apa lo gak tau kalo Shanie mau masuk kuliah kedokteran. Makanya harus rajin" ucap gadis lainnya yang sudah duduk di kursi depanku. Gadis itu menatapku dengan tersenyum jahil. "Shanie, apa lo gak bosan dengan buku buku itu. Itulah sebabnya lo jomblo sampe sekarang" ceramah Seo Yoon padaku dengan cemberut menatap bukuku, seolah buku ini adalah musuh terbesar dalam hidupnya. Melihat ekspresinya itu, aku memutuskan untuk segera menutup bukuku agar tidak dihancurkannya.  "Oke oke sekarang udah gue tutup, puaskan?" aku mengulaskan senyuman pada Seo Yoon agar dia tidak cemburu lagi terhadap bukuku. "Yoonie eonnie, bukannya lo juga mau masuk kedokteran?? Kok gak belajar?" aku memperhatikannya yang sedari tadi masih cemberut melihatku.  Kang Seo yoon bercita cita menjadi dokter spesialis dalam, dia berpikir dokter adalah karir yang keren. Padahal ayahnya ingin dia melanjutkan study bisnis, bisa kalian tebak profesi ayahnya apa kan? Ayahnya seorang pengusaha pemilik sebuah perusahaan yang cukup besar di negara ini. Tapi karna dia mendapatkan dukungan ibunya makanya ayahnya mengalah. "Gue dah bosan dengan semua buku itu, kenapa cuma gue yang lo tanya. Noh Mina juga ujian masuk perguruannya gak kalah sulit dari kedokteran" Seo Yoon menunjuk gadis yang berada di depanku ini dengan wajah yang penuh protes. "Hei kenapa dengan gue? Gue ini udah belajar dan otak gue ini juga cemerlang walaupun gak secemerlang milik Shanie, tapi gue percaya bisa masuk ke hukum" kata kata yang Mina ucapkan membara dan penuh dengan penekanan ke Seo Yoon, mereka berdua memang selalu ribut kalau sedang bersama.  Kim Mina, dia bercita cita ingin menjadi jaksa. Hmmm kali ini bukan karna keren atau apa, tapi karna dari generasi ke generasi keluarga Mina memang dalam garis hukum. Ayahnya seorang hakim, kakak laki lakinya seorang perwira polisi sedangkan ibunya seorang pengacara. Aku menjadi heran, kenapa seorang hakim bisa menikahi pengacara? Apa mereka tidak akan bertengkar? Dan sekarang anak perempuan mereka ingin menjadi jaksa. Apa tidak akan terjadi perang dirumah itu? Very complicate. "Hei kalian ini, tetep aja harus belajar ngerti gak?" aku menggetok pelan kepala mereka satu persatu dengan buku yang masih ku pegang. "Yaaaa, lo itu lebih muda dibawah kami 2 tahun, berani memukul kami haa!" aahh sial aku lupa dengan umur. Mereka menyerang serempak dengan menjentik keningku bergantian. Kenapa aku bisa 2 tahun lebih muda dari mereka padahal satu kelas dan akan segera lulus? Karna seperti yang dikatakan Mina tadi, aku memiliki otak yang cemerlang sampai bisa lompat kelas, Waktu SMP aku hanya memerlukan 2 tahun dan di SMA ini aku juga cuma memerlukan 2 tahun untuk menyelesaikannya. Mereka berdua adalah teman yang kutemui saat kelas 2 SMA, Karna ketika masuk aku tidak perlu masuk dari kelas 1. "YAA KENAPA KALIAN MENYIKSA SHANIE KU!!!" pekikan gadis didepan pintu itu langsung menghentikan aktifitas jentikan kedua temanku, mereka mundur ketakutan melihat gadis itu berjalan mendekat. "Dahyuunn, ini bukan salah gue. Tadi Shanie yang duluan memukul kepala gue. Sueerrrr" Seo Yoon bersembunyi dibelakang punggungku ketakutan. Sedangkan Mina, dia juga mengikuti jejaknya sembunyi dibelakangku.  "Benar, Shanie yang memukul para eonnie nya ini terlebih dahulu. Yaa Shanie jelaskan pada Dahyun, kalau tidak dia bakalan membabat kami" Mina menarik narik bajuku pelan. Aku yang menyaksikan mereka bersikap seperti itu menjadi terkekeh geli, sungguh hiburan tersendiri ditengah stress untuk persiapan masuk ujian universitas. "Dahyun eonnie, apa lo percaya kalau seorang Shanie yang mungil ini bisa memukul mereka berdua?" aku  menjahili mereka berdua dengan memasang wajah memelas, dan tentu itu membuat Dahyun semakin ingin menggantung mereka berdua. "Yaaaa Lee Shanie, lo tega fitnah para eonnie ini?? Lo udah memegang sabuk hitam taekwondo, mana mungkin kalah dari kami. Dan tadi juga lo yang getok kepala kami duluan" seru Mina tak terima dengan ucapanku tadi. Dia mendelik kesal kearahku yang hanya kubalas dengan cengiran jahil, ketika dia mengalihkan pandangannya ke Dahyun. Dia langsung menjatuhkan lututnya didepan Dahyun meminta ampun. "My goddes of truth, please believe me. Shanie is lie" melihat Mina yang memeluk kaki Dahyun benar benar membuatku tertawa terbahak bahak. "Sudahlah, kalian ini drama amat hidupnya" aku menghentikan drama mereka sebelum menggila. Mereka bertiga langsung menghentikan sandiwara mereka dan menghenyak kan di kursi masing masing, yang sudah diputar kearahku. "Shanie, lo kan pinter. Serius gitu mau jadi psikiater?? Itu kan kerjaannya cuma ngurusin orang sakit jiwa" tanya Dahyun penasaran, bukan Dahyun saja yang penasaran tapi mereka bertiga menatapku dengan mata yang tajam dan penasaran. "Emang kenapa? Gak orang sakit jiwa aja kok yang di tangani psikiater, orang yang mengalami depresi kaya kalian ini kan perlu psikiater juga" aku mengulas cengiran jahil ke mereka bertiga. "Ntar kalau kalian depresi, konsul aja dengan gue. Gue kasih harga temen deh" sambungku tanpa berdosa. Yang hasilnya sudah sangat pasti, kening aesthetic ini mendapatkan jentikan manis dari mereka bertiga. "Ck. punya temen kok kaya setan sih" Mina melirikku kesal. Sedangkan Dahyun dan Seo Yoon hanya melontarkan dengusan sebal kearahku. Aku?? terserah mereka saja. "Hei, besok adalah hari kelulusan. Kita mau rayakan dimana?" ujar Seo Yoon dengan semangat. "Terserah lo aja, gue ngikut" ucap kami bertiga kompak. Ketika menyadari kami mengucapkan kalimat yang sama, akhirnya kami tertawa karna ternyata kami sehati. Semoga sampai dewasa dan tua nanti persahabatan kami tetap seperti ini. Dan besok malam tanpa ku sadari adalah hari yang mengubah salah satu jalan kehidupanku, jalan yang mungkin tak bisa kuhindari dan kupilih sendiri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hurt

read
1.1M
bc

PATAH

read
515.9K
bc

Secret Marriage

read
943.2K
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M
bc

BILLION BUCKS [INDONESIA]

read
2.1M
bc

HOT NIGHT

read
607.2K
bc

T E A R S

read
312.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook