Keluarga harusnya menjadi orang pertama yang mendukung, saat kita memiliki cita-cita mulia. Namun, apa jadinya jika justru keluarga pula yang menghancurkan impianmu?
Kecewa? Pasti. Saat impianmu harus terhenti begitu saja, bahkan saat belum memulai. Tetapi demi impian dan tekad yang kuat untuk menjadi seorang dokter, Rendra rela melakukan apa saja agar mimpinya bisa terwujud.
Baginya menjadi seorang dokter adalah pekerjaan yang mulia, bukan seperti yang papa tuduhkan kepadanya. Jadi, bagaimana perjuangan seorang Rendra untuk mewujudkan mimpinya?