bc

Gadis Lugu Milik CEO Duda

book_age18+
7.0K
FOLLOW
42.5K
READ
HE
friends to lovers
boss
heir/heiress
drama
bxg
affair
like
intro-logo
Blurb

Dewasa 21+Marcellio Devan seorang duda beranak satu yang memutuskan untuk tidak menikah lagi karena belum bisa melupakan istrinya yang sudah meninggal.Awalnya hidup Devan berjalan normal seperti biasa. Namun, hidupnya tiba-tiba berubah berantakan setelah bertemu dengan Seika—gadis bodoh dan ceroboh yang tiba-tiba dipanggil mama oleh putrinya.Entah sihir apa yang Seika miliki hingga bisa membuat Cherry tiba-tiba menganggap gadis itu sebagai Mamanya. Padahal mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.Bagaimana kisah Devan dan Seika selanjutnya? Apakah Devan akan menuruti keinginan Cherry untuk menjadikan Seika sebagai Mama tirinya?

chap-preview
Free preview
Pertemuan Tidak Terduga
Suara baling-baling helikopter terdengar bising dari atas rooftop sebuah perusahaan yang memiliki lambang huruf D besar di bagian depan. Tidak lama kemudian seorang lelaki berwajah tampan terlihat turun dari atas helikopter tersebut. Lelaki bernama Marcelio Devan itu baru saja menghadiri rapat penting di luar kota. Devan memang sering memakai helikopternya itu agar tidak terjebak macet sekaligus untuk mempersingkat waktu. Cuaca siang ini cukup panas, Devan pun mengeluarkan kaca mata hitam untuk melindungi matanya. Rambut Devan terlihat sedikit berantakan karena angin yang berembus kencang. Namun, semua itu tidak mengurangi kadar ketampanannya. "Apa jadwal saya setelah ini?" tanya Devan pada lelaki paruh baya yang menjadi orang kepercayaannya. "Anda harus menjemput Nona Cherry di sekolah, Tuan," jelas Pramudya. Devan menghela napas panjang. Sebenarnya dia merasa sangat lelah dan ingin beristirahat. Namun, dia sudah berjanji akan menjeput Cherry di sekolah. "Baiklah, siapkan mobil karena saya ingin membawa mobil sendiri." "Baik, Tuan." Pramudya mengangguk patuh. Devan mengemudikan Mercedes Benz G65 miliknya sedikit kencang membelah jalanan ibu kota yang ramai lancar. Empat puluh lima menit kemudian dia tiba di sekolah Cherry. Sekolah Cherry terlihat sepi karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu. Anak perempuannya itu pasti akan merajuk karena dia terlambat menjemput. Devan pun bergegas menuju ke kelas Cherry setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Helaan napas lega sontak lolos dari bibirnya ketika melihat Cherry yang duduk di bangku kecil yang berada tepat di depan kelas sambil menundukkan kepala dan memainkan kedua kakinya. Cherry pasti merasa bosan karena menunggunya yang tidak kunjung datang. Devan perlahan mendekat, lantas berjongkok tepat di depan Cherry. "Maaf papa terlambat. Apa Cherry sudah menunggu lama?" tanyanya sambil mengusap rambut Cherry dengan lembut. Cherry mengangkat kepalanya perlahan lalu menatap Devan yang berjongkok tepat di hadapannya dengan bibir yang mengerucut kesal. "Papa ke mana saja? Kenapa Papa telat jemput Cherry? Cherry kan, bosan nunggu Papa dari tadi." "Papa tadi ada meeting di luar kota, Sayang. Maaf sudah membuat Cherry menunggu lama" "Cherry mau es krim!" ucap Cherry sambil melipat kedua tangannya di depan d**a sebagai bentuk protes karena Devan terlambat menjemputnya. Devan malah tersenyum karena Cherry terlihat sangat menggemaskan jika sedang marah. Tanpa menunggu lama dia pun mengiyakan permintaan putrinya. "Asyik! Terima kasih, Papa." Cherry sontak turun dari atas tempat duduknya lantas memeluk Devan dengan erat. "Sama-sama. Papa tidak dicium, nih?" tanya Devan sambil menyodorkan pipinya ke Cherry. Cherry pun mengecup kedua pipi Devan bergantian. Devan gemas sekali melihatnya karena Cherry memang terlihat sangat menggemaskan. Dia pun menggendong anak perempuannya itu menuju mobilnya yang terpakir di halaman sekolah lalu pergi ke toko es krim. *** "Papa tahu nggak? Teman Cherry tadi dijemput sama mamanya. Mamanya cantik sekali," celoteh Cherry sambil menikmati es krim vanilla dengan toping biskuit oreo favoritnya. Devan menghela napas panjang, lantas mengambil selembar tisu yang ada di atas meja untuk membersihkan mulut Cherry yang belepotan es krim. "Habiskan es krimmu dulu, Sayang. Setelah itu baru boleh bicara." Devan terlihat begitu telaten membersihkan mulut Cherry. Cherry pun mengangguk lantas kembali menikmati es krimnya. Devan diam-diam memperhatikan Cherry dengan lekat. Cherry mirip sekali dengan mendiang istrinya. Mata, hidung, dan bibir anak itu mirip sekali dengan Elea. Sedangkan rambut Cherry berwarna hitam, sama seperti dirinya. Hanya itu, sementara yang lain mirip Elea. Entah kenapa semakin lama memperhatikan Cherry membuat Devan semakin rindu dengan mendiang istrinya. Tidak terasa sudah lima tahun lebih Elea pergi meninggalkannya dan sampai sekarang belum ada wanita yang mampu menggeser nama Elea dari dalam hatinya. Padahal sang ibu sudah berulang kali menyuruhnya untuk cepat menikah. "Sudah selesai makannya?" tanya Devan karena melihat Cherry meletakkan sendoknya. "Sudah," jawab Cherry sambil tersenyum, memamerkan dua buah gigi depannya yang besar seperti kelinci. Devan pun segera meminta bill pada pelayan lalu membayar pesanannya sebelum pulang. "Argh!" Cherry sontak memeluk leher Devan erat-erat karena mendengar teriakan seorang gadis bermata hezel yang duduk di depan toko es krim. Gadis cantik bernama Seika Alba itu merasa sangat kesal karena kekasihnya tidak kunjung datang padahal dia sudah menunggu hampir dua jam. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang karena kekasihnya tidak mungkin datang. Devan pun mengusap punggung Cherry dengan lembut agar merasa lebih tenang. "Gadis gila!" desisnya terdengar kesal karena Seika membuat Cherry ketakutan. Seika beranjak dari temapat duduknya, dia memutuskan untuk pulang ke rumah dengan perasaan kecewa. "Aku pulang." Seika berjalan memasuki rumahnya sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya dengan kesal. "Kok, udah pulang, Dek? Katanya tadi mau kencan?" tanya Satria heran karena Seika tadi pamit ingin pergi berkencan dengan kekasihnya. "Nggak jadi." Seika menuju dapur lalu meneguk segelas air putih yang ada di atas meja hingga tandas. Kekesalan tergambar jelas di wajah cantiknya. Seika merasa sangat kesal karena Arka lagi-lagi tidak datang, padahal mereka sudah berjanji akan menonton film bersama. Menyebalkan! "Apa Arka tidak datang lagi?" "Berisik!" sengit Seika menatap Satria tajam. Satria sontak tertawa, dia sudah menduga kalau Seika pasti akan gagal berkencan dengan Arka. Padahal dia sudah sering memberi tahu Seika kalau Arka bukan cowok baik. Namun, adik kandungnya itu tidak pernah mempercayai ucapannya karena terlalu mencintai Arka. Semoga saja Seika cepat sadar lalu mengakhiri hubungannya dengan Arka. "Kamau udah makan apa belum?" "Belum ...," jawab Seika manja. "Makan dulu, gih! Abang tadi udah buat nasi goreng sama telur mata sapi kesukaan kamu." Satria mengusap puncak kepala Seika dengan penuh sayang. Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu sekarang memiliki tanggung jawab penuh terhadap Seika karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Satria diam-diam menyimpan perasaan bersalah yang sangat dalam karena dia belum bisa menjadi kakak yang baik untuk Seika. Seharusnya dia menyekolahkan Seika ke jenjang yang lebih tinggi karena adik kandungnya itu termasuk siswi yang berprestrasi. Namun, dia hanya bisa menyekolahkan Seika sampai SMA. Seika bahkan sekarang membantunya bekerja untuk melunasi hutang kedua orang tuanya. "Serius, Bang?" Wajah Seika sontak berbinar karena mendengar makanan kesukaannya. "Iya." "Asyik! Terima kasih, Bang!" Seika memeluk Satria dengan erat. Tingkah gadis itu sangat kekanakan padahal usianya sudah dua puluh tahun. "Gimana kerjaan kamu? Lancar?" Seika mengangguk karena mulutnya sibuk mengunyah makanan. Setelah menganggur selama setahun lebih akhirnya dia mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan properti yang cukup terkenal walaupun hanya sebagai office girl. Sementara itu di jam yang sama tapi di tempat yang berbeda Devan sedang memasukkan Mercedes Benz G65 miliknya di garasi. Cherry terlihat tertidur lelap di sampingnya, anak perempuannya itu sepertinya kelelahan setelah belajar di sekolah seharian. Devan pun menggendong Cherry sampai ke kamar. Dia membaringkan Cherry dengan hati-hati di atas tempat tidur setelah itu menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis kecil itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The CEO's Little Wife

read
628.6K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.3K
bc

Revenge

read
16.8K
bc

BELENGGU

read
64.8K
bc

After That Night

read
8.7K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
54.5K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook