bc

DiaLoGue

book_age18+
66
FOLLOW
1K
READ
possessive
sex
age gap
fated
second chance
comedy
sweet
brilliant
passionate
seductive
like
intro-logo
Blurb

[Konten dewasa dan sensitif! Bijaklah memilih bacaan]

Sandhya Nourmalita Anindity tak pernah menyangka jika ia harus kembali berurusan dengan seseorang berkarakter meresahkan. Salah satu tabiat yang sangat ia benci hingga ke tulang akibat pengalaman masa lalu, apalagi maksudnya jika bukan karakter penakluk hati wanita yang terasah sempurna. Hidupnya dibuat tak tenang kala harus menghadapi seorang pria berwajah tampan, ditambah memiliki kecerdikan nan licik, serta disempurnakan dengan uang.

Tepat seperti itulah gambaran tentang sosok Muhammad Rifath Hasibuan hingga dunia mengenalnya sebagai seorang flamboyan sejati. Sialnya lagi, Rifath sangatlah bangga dengan predikat yang melekat pada dirinya seolah pesonanya selalu mampu memikat hati wanita mana saja. Sudah tak terhitung berapa banyak usaha Nourmalita untuk menghindar dari jebakan cinta yang ditebarkan Rifath, akan tetapi si Dewa Rayu satu ini selalu berhasil membuat darah Nourmalita mendidih dari ujung rambut sampai kaki karena berbagai alasan berbeda hingga membangkitkan rasa frustasinya. Padahal ada banyak rahasia yang tak Nourmalita ketahui dari kegigihan Rifath ketika berusaha untuk mendapatkan hatinya. Memang benar kata orang kalau energimu akan selalu berhasil dikuras habis setiap kali kau berurusan dengan seseorang yang memiliki harta, tahta, rupa atau parahnya kombinasi dari ketiganya sekaligus. Belum lagi jika ia lihai mengaduk-aduk emosimu sepanjang waktu.

“Kemarin kamu ngajak temenan, terus besoknya berani manggil Baby, sekarang malah ngajakin kawin segampang ini?! Aku gak punya waktu buat ngeladeni playboy kurang hiburan kayak kamu!” —Sandhya Nourmalita Anindity

“Aku ngajak kamu nikah, bukan cuma kawin loh, Baby. Ingat urutannya? Saya terima NIKAH DAN KAWINNYA. Jadi, ayo kita nikah dulu sebelum kuajak kawin kemudian.” —Muhammad Rifath Hasibuan

Duh! Mantan playboy yang ngakunya sudah taubat ini mulai melancarkan serangan-serangan dalam senyap. Berhasilkah Nourmalita menghindari pesona sang Casanova atau kali ini sang Don Juan sendirilah yang akan bertekuk lutut padanya hingga akhir?

chap-preview
Free preview
1. Remote Nasib
“Bank s****a! I don’t need romance, Dek. Aku hanya butuh gen berkualitas biar bisa punya bayiku sendiri tanpa perlu melibatkan perasaan sentimentil yang akhirnya hanya berujung pada penyesalan. Kenapa harus terjebak menghabiskan sisa usia sama pria yang bahkan gak bisa mengendalikan dirinya sendiri? Dirinya aja gak berhasil dikendaliin, terus aku harus percaya kalau dia bisa kuandelin buat ngebimbing aku dan keluarga kecil kami nantinya? Nonsense!” simpul Lita setelah mengoceh panjang lebar dengan skeptisnya. Seperti biasa, ia memang tak percaya lagi dengan ungkapan cinta sejati yang dibawa hingga mati. Baginya itu hanyalah dongeng omong kosong pembawa kesesatan saja. “Bah, yakin cuma butuh bayi aja tanpa papanya? Kalau keluarga Tata sampai tau, emangnya satu rumah itu bakalan terima keputusan Tata gitu aja?” pancing Ayunda mencoba memengaruhi kebulatan tekad Lita. Lita berpikir sejenak, ‘Sial, iya juga, ya! Makin panjang aja urusannya kalau sampai orang rumah tau aku balik-balik gendong anak tanpa ngenalin si Penyumbang Benih unggulnya! Makin gak tenang aja hidupku nanti.’ “Semuanya terserah Tata aja sih. Kalau misalnya Tata masih mau lanjutin rencana nekat Tata ini, mungkin solusi Adek bisa jadi bahan pertimbangan. Adek ada kawan yang kemungkinan besar bersedia dijadiin tumbal kenikmatan. Adek kenal betul sama orangnya, dia bilangnya sih lagi cari kandidat buat ganti status di KTP. Bukannya sama aja kayak keinginan Tata tahun semalam, tapi sekarang Tata bilang udah gak mau ribet ngurusin laki-laki terutama yang belum jelas udah puas main-main atau belum, ‘kan? Kalau gitu coretlah, Ta.” “Wait, maksudnya kau berencana ngumpanin kakakmu ini ke spesies Buaya Darat gitu, Dek? Yang bener aja! Sebenernya kau lagi coba bodohin aku atau emang tinggal ini solusi paling jitu dari otak cerdasmu? Justru aku yang jadi tumbal kenikmatan, kalau dia lebih cocok dijuluki pengabdi kenikmatan,” sarkas Lita tak percaya dengan jalan keluar yang diberikan oleh kawan rasa adik kesayangan baginya itu. “Maksud Adek kan ini simbiosis mutualisme aja loh, Ta. Daripada Adek saranin kalian buat kawin kontrak yang dilarang agama atau Tata harus capek-capek ngurusin prosedur soal bank s****a yang belum tentu bisa diterima masyarakat kita. Udah mahal, lama, ribet pula. Bagus duitnya kita pakai happy-happy aja di nikahan kalian ntar. Lagi pula kalian sama-sama gak mau pusingin soal cinta, ‘kan? Udah jelas Tata bilang bakal lebih milih anak daripada suami yang belum tentu bisa membimbing dan setia sampai mati, kalau dia ...? Entahlah, Adek pun gak paham apa yang ada di kepalanya, tapi Adek berharap dia bisa agak jinakan setelah jumpa Tata. Nah, kawan Adek itu dari Jawa juga, Ta. Jadi, dekatlah sama Tata kalau seandainya kalian mau meet up.” Netra Lita sontak membola, membuat mata bulatnya tampak kian lebar setelah mendengar perkataan Ayunda. Pembicaraan mereka sejak beberapa jam lalu berubah menjadi omong kosong belaka bagi Nourmalita hingga berhasil membuat kepalanya bagai berada di titik didih sempurna, “Skip lah, Dek! Emangnya kita sekarang lagi bahas plot novel apa? Mendingan bahas yang lain aja deh. Dilihat dari sudut pandang mana pun tetep aja ini tuh namanya simbiosis parasitisme, bukannya mutualisme kayak katamu barusan. Udah jelas enak di dianya dong kalau sampai berhasil menyemai benih sepuasnya di rahimku, di mana kepuasan itu tampaknya tak berujung buat orang selevel dia. Mana ditambah dapat hak mutlak atas diri kakakmu ini setelah identitas kami tercetak berurutan di satu Kartu Keluarga yang sama. Emang kadang suka semena-mena aja kau jadi Adek. Ngomong-ngomong, gimana soal perkembangan kasusmu sama rencana lamaranmu kemarin, Dek? Udah yakin beneran nih, bukannya kapan hari kau curiga kalau dia masih nyembunyiin sesuatu, ya? Emangnya gak bisa diusahain buat cari tau dulu sampai yakin sebelum terlambat? Jangan sampai nyesel loh, Dek.” Ayunda menyuarakan desahan kekesalan ditutup decihan kecil setelah mendengar salah satu topik sensitif dalam hidupnya kembali mencuat ke permukaan. Dia lelah, terusik saat mengingat beberapa hal masih mengganjal di hatinya soal sang kekasih. Di antara semua kecocokan dalam kisah hidup Nourmalita dan Ayunda, topik soal pendamping hidup memang membuat keduanya merasa saling memahami. Selain itu, sekelumit kisah kelam dalam keluarga mereka juga ternyata tak berbeda jauh hingga menjadikan hubungan pertemanan itu berkembang layaknya saudara seiring waktu berjalan. Tepatnya setelah berada di satu platform menulis daring yang sama seperti sekarang. Ternyata hobi menulis keduanya menjadi terapi paling mujarab untuk mengatasi rasa trauma mereka. Well, setidaknya sebelum beberapa drama terkait karya mereka mendadak muncul yang pada akhirnya mengharuskan keduanya dituntut untuk melatih kesabaran sekaligus kewarasan. Lita tak pernah menduga jika ia akan merasa nyaman berbincang atau sekedar mendengarkan hal-hal random soal apa saja selama berjam-jam dengan seseorang selain kedua adik kembarnya—Radika Magani dan Sheina Aninditha. Perbincangan absurdnya dengan Ayunda baru berakhir setelah ponsel gadis ceriwis itu kehabisan daya seperti yang baru saja terjadi. —✧✧✧—Bi Lafianna—✧✧✧— Sementara itu, di masa serupa hanya berbeda posisi pada peta terlihat raut wajah terkejut milik seorang pria. Kedua alis tebalnya sesekali tertaut seolah tak habis pikir ketika menyimak percakapan dua orang serupa ocehan dari keresahan hati keduanya. Bukannya bermaksud lancang dengan mencuri dengar pembicaraan orang lain, masalahnya ia kembali berada dalam keadaan tak terduga saat salah satu rekan kerja berbeda divisi dengannya mengetuk pintu ruangannya sesaat setelah jam kerja mereka berakhir. Wanita itu tak segan langsung mengunci pintu ruang kerja sang senior sambil menunjukkan gerak-gerik ditambah penampilan menggoda seakan sedang berada di puncak musim kawin, tak ubahnya seekor kucing betina liar. Padahal sang pria sudah memandang dengan tatapan kehilangan minat di sela basa-basi singkat yang terdengar sungguh basi ketika sang pria dengan lihainya sengaja mengalihkan topik agar bisa meraih ponsel di atas meja tanpa mengundang rasa curiga. Dia memang seorang casanova, tapi ego alpha-nya akan kembali tertidur jika si lawan bicara terlihat murahan sebab tak menantang sisi penakluknya sama sekali. Jadilah ia berniat menghubungi sang Dewi Penolong, seseorang yang selalu bisa dia manfaatkan dalam situasi seperti ini. Maksud hati sih begitu, tapi apalah daya sebab si adik saat itu malah sibuk berbincang mengenai hal-hal remeh sampai terpaksa membuatnya sengaja sedikit bermonolog seolah sedang menimpali ucapan kekasih hatinya di ujung sambungan telepon. Salah satu trik paling jitu untuk mengusir keberadaan seseorang secara halus. Pria itu kembali bersandiwara seakan menanggapi pembicaraan penting hingga tak ada seorang pun yang berani menghentikan langkah kakinya walau sekedar menyapa tatkala ia tampak tergesa menuju area parkir gedung perkantoran di mana ia memegang salah satu posisi bergengsi. Dalam sekejap dia berhasil masuk ke kabin mobil Crossover SUV-nya lalu dengan sigap mengaktifkan program khusus dari gawai canggihnya kala rasa penasaran kian mendominasi isi kepalanya. Jelas saja kekesalan dalam dirinya berubah menjadi curiga tingkat waspada, membuatnya tak rela berhenti menyusup dalam diam di tengah percakapan kedua wanita yang tak akan sadar jika bahasan sensitif mereka sedang didengarkan oleh pihak ketiga sejak beberapa menit lalu. Awalnya ia ingin menyudahi tingkah laku tak terpujinya sampai rungu berhias earphone putih miliknya menangkap bahasan soal bank s****a dan tumbal kenikmatan. “Tata, who are you? Sepertinya ini cukup menarik.” Senyuman licik tersungging di bibir sang pria ketika mengamati nomor telepon milik wanita yang ia ketahui bernama Tata, mungkin saja wanita ini bisa menjadi incaran terbarunya. Jemari tangan dan matanya kembali bergerak selaras kala membongkar riwayat panggilan milik Ayunda, gadis ceriwis berusia tiga tahun di bawahnya yang sudah dia anggap bagaikan adik perempuannya sendiri. Akhir-akhir ini memang si Ceriwis mulai mengurangi kebiasaan mengganggu dirinya sepanjang waktu. Siapa sangka jika sekarang ia berhasil menemukan jawaban dari tingkah laku tak biasa si adik secara tak terduga selayaknya sebuah kebetulan, dan tampaknya mengusik ranah pribadi mereka berdua sekaligus akan sangat menarik ketimbang terlalu lama menghabiskan waktu sia-sia dengan teman-temannya seperti biasa. Sebab tak jarang kegiatan selingan mereka hanya akan berlabuh pada urusan soal ranjang. Begitulah rencana licik sang Flamboyan, sebab sudah jelas jika sosok yang sedang menjadi bahasan asyik kedua wanita berbeda usia di dua pulau berseberangan saat ini pastilah dirinya. Melupakan rasa lapar yang sempat melanda sebelum si ‘Kucing Betina Liar’ tadi mengganggu konsentrasinya. Hingga tanpa pikir panjang ia memutuskan bergegas menembus kemacetan ibu kota negara tercinta. Tak berencana menunda perjalanan seperti biasanya, seolah tak ada hal lebih genting ketimbang mencari tahu soal segala sesuatu terkait sang wanita yang masih saja membahas hal-hal menggelikan dengan adiknya selama berjam-jam lalu setelah ia telisik dari riwayat panggilan mereka selama ini. —✧✧✧—Bi Lafianna—✧✧✧— Sedangkan fokus Lita kini tengah teralihkan tatkala netranya tak sengaja memandang ke arah padatnya kota metropolitan yang dikenal sebagai ibu kota provinsi Jawa Timur. Kerlip cahaya dari kawasan padat penduduk di salah satu sudut di bawah sana seketika menjadi hal yang menarik perhatiannya. Saat hari sibuk sudah berganti menjadi selarut sekarang, apakah orang-orang yang berada di dalam ruangan itu mendapatkan obat dari rasa lelah mereka? Mungkinkah itu selalu didapat kala berkumpul dengan orang-orang terdekat mereka atau ada yang seperti dirinya, merasa sendiri dan asing meskipun di tempat yang familiar pun dikelilingi oleh orang-orang yang sudah ia kenal? Desahan panjang seolah meneriakkan rasa letih kembali lolos dari bibir merah mudanya. Ia tak habis pikir dengan rahasia yang dititipkan Tuhan melalui semesta. Segala yang ia percayai sebagai kebenaran selama ini, ternyata hanyalah kamuflase belaka di atas panggung sandiwara bernama bumi. Bagaimana bisa orang-orang terdekatnya menyimpan begitu banyak rahasia, sedang dia berusaha keras memenuhi ekspektasi mereka semua tanpa sempat mengeluarkan satu keluhan sebagai wujud baktinya. Berusaha tegar dan bertahan sekuat karang waktu selapis demi selapis fakta terus mencuat, menampar logika serta idealismenya lalu diakhiri dengan rasa kosong nan sia-sia. Ia hanya mampu memberikan senyuman sinis di balik sorot mata bengis akibat lara yang terus menganga. Tak pernah terobati, akan tetapi rasa kecewa pun sakitnya terus bertambah hingga mampu bertahan dalam masa yang lama. Bisa jadi sebenarnya ia sudah tak punya daya tersisa setelah ‘dihajar’ berulang kali oleh kerasnya dunia, dipaksa dewasa sebelum waktunya sebab Tuhan sudah berencana. “Tuhan, adakah pria yang bisa kupercaya untuk kutitipkan sekeping hati penuh luka ini? Agar rasaku bisa berpijar kembali setelah diredupkan paksa dengan sangat menyakitkan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi pelindung bagiku,”—terpejam dengan senyuman miris menghiasi wajah kusutnya—“Aku sadar Engkau sedang menguji keimananku sebelum memberikan hadiah besar di waktu yang tepat. Jika aku boleh memohon, egoiskah bila kuminta seseorang yang bisa kusebut ‘rumah ternyaman untukku pulang’ sebelum aku kembali ke rumah-Mu yang abadi?” Sekali lagi, bulir embun emosi lolos dari pelupuk mata Lita tanpa mampu ia cegah. —Ketika dua orang yang sama-sama sedang melawan kerasnya dunia, pernah merasakan pahitnya kecewa, dan menggantungkan harapannya dalam untaian doa akhirnya bertemu di persimpangan takdir bernama, DiaLoGue: Sekarang Temenan, Besoknya Lamaran— —✧✧✧—Bi Lafianna—✧✧✧—

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook