Episode 4

984 Words
"Makasih sayang." Kelvin mencium kening Raisya. Raisya mengangguk lemas. Pasalnya mereka melakukan itu sampai 2 jam lebih. Namanya juga pengantin baru, masih anget-anget nya:) "Tidur?" Raisya mengangguk,"Aku capek." Kelvin tersenyum. Raisya sangat lucu jika seperti ini. Kelvin tau. Raisya pasti sangat lelah. Raisya menenggelamkan kepalnya di cekuk leher suaminya. Tubuh mereka saling memeluk satu sama lain. "Capek? Hm?" Kelvin mengelus rambut Raisya. "Hm. Capek banget." "Kamu nggak mau nyobain lagi? Masih kuat loh ini." Kelvin menggoda Raisya. "Enak aja." Raisya meninju d**a telanjang Kelvin. "Bercanda sayang." Kelvin tertawa. Raisya memeluk d**a Kelvin, mereka sama-sama tertidur setelah malam panjang mereka. **** Mentari pagi menyeruak melalui jendela kamar membuat dua insan manusia yang tengah tidur saling berpelukan terbangun. Raisya mengerjapkan matanya lalu melihat ke arah jendela. Matanya membelalak. Mereka kesiangan. "Aaaaa... Kelvin bangun." Raisya berteriak kencang dan mengguncang tubuh kekar suaminya. "Kelvin. Bangun!!" Teriakan Raisya di dekat kuping Kelvin rupanya tidak mampu membangunkan kelvin. Kelvin tetap saja terlihat nyaman dan merasa tidak terganggu dalam tidurnya. Karena sudah terlalu siang dan Kelvin pun juga sudah membuat dongkol hatinya. Raisya memutuskan untuk melompat dari tempat tidurnya lalu berlari ke kamar mandi. Dia tidak perduli dengan tubuh tanpa busananya. 10 menit kemudian Raisya sudah lengkap dengan seragamnya. Raisya melirik ke tempat tidur. Dia melihat Kelvin yang masih tidur. Menghela nafas sebentar, Raisya mencoba untuk membangunkan Kelvin. Raisya menaiki ranjang lalu duduk di atas perut Kelvin. Tangannya terulur menyentuh hidung Kelvin lalu menepit hidung Kelvin dengan kedua jarinya. "Rasain tuh." Dan berhasil! Kelvin membuka matany sambil megap-megap. Raisya terkekeh melihat ekspresi suaminya itu. "Sayang. Kamu mau bikin aku mati?" Raisya melepaskan tangannya dari hidung Kelvin "Makanya bangun. Kita harus sekolah." Raisya turun dari perut Kelvin. "Hmmm.. kamu udah rapi?" "Udahlah. Ayo cepet ntar kita terlambat." "Aku nggak berangkat aja deh yang." "Nggak bisa. Kali ini kamu harus berangkat. Nggak boleh bolos lagi. Enak aja." Raisya menyiapkan seragam sekolah kelvin. Sedangkan Kelvin dia harus mandi. 15 menit kemudian mereka sudah bersiap siap untuk pergi ke sekolah. 10 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Mereka harus segera sampai. Kalau tidak mereka bisa terlambat dan kena hukuman. Mereka sudah sampai di sekolah. Untung saja dijalan tidak macet. Sebentar lagi bel akan berbunyi. Raisya berlari cepat masuk ke kelasnya. Sedangkan Kelvin dia santai saja. Berjalan seolah-olah tidak ada apa-apa, padahal kelas Kelvin itu berada di atas jadi membutuhkan waktu yang lama untuk sampai dikelas. Sedangkan kelas Raisya berada di lantai 1. Fyi. Raisya itu adik kelas Kelvin. Kelvin kakak kelas Raisya. "Vin. Kamu kok santai gitu si? Ayo cepetan keburu masuk ntar." "Udah kamu masuk kelas dulu aja Yang. Ntar malah kamu yang terlambat looh." "Terserah kamu lah. Tapi inget kamu masuk kelas jangan ke kantin." Perintah Raisya pada Kelvin. "Ya sayang. Dah" Raisya memasuki kelasnya. Kini tinggal Kelvin yang nampak diam. Tiba tiba perutnya merasa lapar. "Aish laper lagi. Ke kantin dulu lah." Kelvin pergi. Bodoamat dengan peringatan Raisya tadi. Perutnya benar benar sangat harus di isi sekarang. Telat juga tidak masalah. Gak bakalan ada yang bisa melawan Kelvin disini. Bahkan guru pun tidak berani memarahinya. Kalaupun ada, dia akan mengadu pada ayahnya. Secara ayahnya itu pemilih sekolah SMA Karya Bangsa ini. Sesampainya di kantin. Kelvin melihat sekelilingnya. Sepi. Tapi Kelvin melihat dua orang yang sedang mengobrol di pojok kantin. Mereka sedang asik tertawa. Kelvin mendekatinya. "Oi! Ngapain Lo berdua disini? " Suara Kelvin membuat dua cowok menoleh ke arahnya. "Eh Lo Vin?" Bian menyapa Kelvin "Lo sendiri ngapain disini? Bukannya masuk kelas." Reno menyahutinya "Hm. Males gue." Kelvin duduk di bangku depan Bian dan Reno. "Gue laper. Kalian juga berdua ngapain?" "Lo tau? Hari ini di jam pertama ada pelajarannya bu Nina yang super duper killer itu. Gue belum nyelesain tugas matematika jadi daripada gue harus dihukum berdiri di lapangan sambil hormat sama bendera selama dua jam, mending gue ke kantin." Jawab Reno. Kelvin mengangguk. "Lo?" Tanya Kelvin sama Bian. "Hehe. Sebenarnya gue lagi menghindar sama cewek gue di kelas. Makanya Gue ke sini. Bete banget sumpah." Jawab Bian "Hmm." Kelvin manggut-manggut. "Lo sendiri ngapaian ke sini vin?" Tanya Reno "Gue laper. Gue udah bilang kan tadi." Kelvin memang sangat lapar karena belum sarapan. Tapi disisi lain Kelvin juga males bertemu dengan Bu Nina. Guru matematika yang katanya killer. Tapi menurut Kelvin tidak seperti itu. Di depan semua murid Nina memang terkenal sebagai guru killer tapi mereka semua tidak tau saja, kalo sebenarnya Nina itu perempuan bermuka dua. Perempuan itu terus saja mendekati Kelvin. Bahkan secara terang-terangan menyatakan rasa ketertarikannya pada Kelvin. Guru gilak! Begitu sebutan Kelvin pada Nina. Walaupun begitu, tidak ada orang yang tau. Raisya, istrinya pun belum mengetahuinya. "Kemana aja lo kemarin? Lo nggak tau kalo pacar Lo itu kena bully gara gara.." Bian melirik ke arah Reno. Mereka saling berpandangan. Dan detik berikutnya mereka tertawa terbahak bahak. "Bwahahahahahaha.." "Parah Lo Kel. Segitu nafsunya Lo sama si Raisya." Kata Reno "Njir. Ternyata selain cuek Lo ganas juga ya. " Ucap Bian mengejek. "Parah. Parah. Parah." "Brisik Lo semua!. Kemarin Raisya emang cerita kalo dia di bully. Jadi sekarang, kalian kasih tau siapa aja yang udah ngebully bini Gue." Wajah Kelvin kini berubah menjadi dingin. "Ow ow ow. Sabar lah bro. Lagian nih. Yang ngebully Raisya itu cewek semua. Lo yakin mau berantem sama mereka." Tanya Reno Kelvin diam. Dia mencerna perkataan Reno. Benar juga. Kelvin tidak mungkin menyakiti apalagi berantem sama cewek. Kelvin bukan pengecut. "Lo tenang aja Ren. Lo tau gue kan? Gue gak bakalan nyakitin mereka. Gue cuma mau kasih mereka pelajaran aja. Biar nggak ganggu apalagi ngebully Raisya." "Hmm. Sebenernya si mereka cuma ngejek Raisya doang, cuma yang paling parah itu Bu Nina." "Maksud Lo?" "Ck. Raisya nggak cerita apapun sama Lo?" Kelvin menggeleng. Reno dan Bian menceritakan bagaimana kejadian saat Bu Nina menghukum Raisya. Dari Raisya harus berdiri di tengah lapangan yang sangat terik selama dua jam. Lalu menyuruh Raisya membersihkan Toilet wanita. Sampai Raisya harus pingsan karena harus mengepel semua kelas 11. Kelvin yang mendengar semua itu membuat wajahnya kini memerah. Tangannya mengepal Kuat. Hukuman macam apa itu! "b*****t!" Kelvin menggebrak meja lalu berlalu dari kantin. Reno dan Bian langsung terlonjak kaget,"Ren kayaknya gue nyesel udah cerita sama Kelvin." "Gue baru tau kalo Kelvin bakal semarah ini. Gue merinding sumpah." Kemudian mereka berniat untuk mengejar Kelvin. #ToBeContinued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD