Episode 5

1011 Words
Kelvin nampak tergesa-gesa menuju kelasnya. Tangannya masih mengepal kuat. Raut wajahnya juga terlihat sangat dingin. Hatinya sudah menggebu-gebu menahan amarah. Perkataan Reno dan Bian tadi membuat hatinya bergemuruh hebat. Bisa bisanya Nina menghukum istrinya disaat Kelvin bahkan tidak ada. Nina pasti menyempatkan ketidakadaan Kelvin untuk bisa menghukum Raisya sepuasnya. Hari ini jam Matematika. Kelvin tau perempuan ular itu pasti sedang mengajar di kelasnya. Sesampainya di kelas Kelvin membuka pintu. Disana Nina sedang duduk dengan satu buku di depannya. Sedangkan anak anak terlihat sedang mengerjakan sesuatu. Ah mungkin sedang ada ujian dadakan seperti biasa. Nina yang sedang fokus dengan buku yang dibacanya menoleh ke arah pintu melihat Kelvin sedang berdiri disana. Dia bangun dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Kelvin. "Kelvin? Kamu baru masuk? Kamu sudah terlambat setengah jam." Kelvin menatap Nina dengan dingin,"Gue mau ngomong sama Lo." Seperti biasa Kelvin pasti akan memanggil Bu Nina dengan sebutan 'Lo' kalau sedang berdua saja. Bu Nina juga tidak masalah. "Mau ngomong apa Vin?" "Ikut Gue." Kelvin mencekal lengan Nina lalu membawanya pergi. Kelvin tidak bisa membicarakan ini di depan kelas. Mereka berdua sekarang berada di sebuah taman di belakang sekolah. "Kelvin.. sakit." Nina meringis kesakitan karena Kelvin menarik tangannya dengan kasar. "Maksud Lo apa hukum Raisya se enaknya sampai dia pingsan hah!" "Raisya ngadu sama kamu?" Kelvin menautkan kedua alisnya. "Ck. Dia itu sudah melanggar perarturan. Makanya aku hukum dia." "Gue tau lo nggak bakalan hukum Raisya sampai segitunya kalau bukan karena alesan lain." Bu Nina menganggukan kepalanya lalu tersenyum. "Kamu tau Vin? Aku cemburu sama Raisya? Aku nggak rela kamu nyentuh dia sedangkan kamu nggak pernah sedikitpun nyentuh aku." "Raisya itu pacar Gue. Dan Lo?" Kelvin menunjuk dengan telunjuknya ke wajah Bu Nina. Dia menarik salah satu sudut bibirnya, "Lo nggak berhak dapet apapun dari gue. Jadi mulai sekarang stop gangguin gue sama Raisya lagi. Kalau sampai Lo nyakitin Raisya lagi. Gue jamin detik itu juga Lo harus pergi dari sini. Inget itu." Ancamnya. Setelah mengatakan itu, Kelvin pergi meninggalkan Bu Nina sendiri. Sedangkan Bu Nina dia tersenyum penuh arti "Aku pasti bakal dapetin kamu Vin." **** Raisya berjalan menuju parkiran. Disana dia melihat Kelvin sedang berdiri disamping motornya. Tangannya dimasukan dalam saku celana. Raisya tersenyum melihat Kelvin. Sedangkan Kelvin wajahnya terlihat datar dan dingin. "Yuk." Kata Raisya. Tanpa bicara apapun Kelvin langsung menaiki motornya. Setelah itu mereka pergi meninggalkan area parkir. Disepanjang perjalanan pun Kelvin tetap diam saja. Raisya yang tidak tau apa apa hanya diam saja. Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah. Kelvin memasukkan motornya dalam garasi. Setelah itu masuk ke dalam rumah diikuti Raisya dibelakangnya. "Vin? Kamu kenapa si?" Tanya Raisya. "Nggak." Jawab Kelvin seadanya lalu bejalan ke arah kamar. Raisya mengikutinya. "Kelvin! Kamu kenapa si? Dari tadi kamu kayak nggak mood gitu. Kamu ada masalah apa?" "Aku nggak papa." "Kamu udah mulai tertutup sama aku ya sekarang? kamu cerita sama aku. Sebenarnya ada apa?" Raisya sudah bingung harus bagaimana lagi agar Kelvin mau bercerita. Dia tidak ingin mereka saling diam seperti ini. "Oke. Sekarang aku yang mau tanya sama kamu. Kenapa kamu di hukum sampai kamu pingsan tapi kamu nggak cerita apa-apa sama aku?" Deg. Jantung Raisya berdebar. Kelvin, dia tau yang sebenarnya? Padahal dia sudah merahasiakan. Raisya hanya tidak ingin Kelvin khawatir. Lalu siapa yang sudah menceritakan semuanya? "Ka..kamu tau darimana?" Tanya Raisya gelagapan. "Gak penting. Kamu belum jawab pertanyaan aku Sya. Kenapa kamu sembunyiin ini semua dari aku, hah?" Kelvin mengeraskan suaranya membuat Raisya berjengit kaget. "Aku.. aku.. aku cuma nggak mau kamu khawatir. Itu aja." Jawab Raisya dengan kepala menunduk "Cuma nggak mau aku khawatir?" Raisya mengangguk "Kamu pikir aku ini siapa kamu? Aku suami kamu, ingat? Kamu udah jadi tanggung jawab aku. Jadi apapun yang kamu lakuin. Aku berhak tau semua. Semua!!" Kelvin sudah sangat tersulut emosi. Bukan karena marah sama Raisya. Tapi karena dia merasa kalo dia suami yang nggak berguna. Harunya kemarin dia berangkat sekolah. Pasti ini semua tidak akan terjadi. Tak terasa air mata Raisya jatuh. Dia menangis. Kelvin membentaknya. Raisya tau kalau ini kesalahannya. Tapi kenapa Kelvin harus semarah itu. Hati Raisya benar benar sakit. "Aku tau aku salah. Tapi.. hiks.. tapi kenapa kamu segitu marahnya ke aku?" Raisya berkata sangat lirih. Membuat Kelvin menarik Raisya ke dalam pelukannya. Ada rasa penyesalan di hati Kelvin karena sudah membentak Raisya seperi tadi. "Sayang? Aku minta maaf. Aku kebawa emosi tadi. Aku cuma kecewa sama kamu, karena kamu udah rahasiain masalah ini." Kelvin mengelus lembut bahu Raisya. Kelvin melepaskan pelukannya lalu menyentuh kedua pipi Raisya "Hey. Aku minta maaf ya? Pliss jangan nangis lagi." Kelvin menghapus air mata istrinya. "Kamu jahat." "Iya aku emang jahat. Aku minta maaf, oke?" Raisya mengangguk. Kelvin tersenyum lalu memeluk Raisya. "Makasih sayang." Ucap Kelvin. "Yaudah. Sekarang kamu siap siap gih." Raisya menyipitkan matanya "Emang mau kemana?" "Ada deh." "Ish." **** "Sebenernya kita mau kemana si? Perasaan muter-muter mulu tapi gak nyampe nyampe." "Sabar sayang." Sudah hampir 2 jam mereka di perjalanan. Raisya tidak tau kemana Kelvin akan membawanya. Sumpah! Punggung Raisya benar-benar pegal. Ingin sekali dia berbaring di ranjangnya. Ini sudah hampir malam. 15 menit kemudiam mereka sampai di sebuah taman. "Taman?" Tanya Raisya "Hm. Sekarang aku tutup mata kamu dulu ya." "Kenapa harus di tutup?" "Ada deh." Kelvin mengeluarkan kain berwarna merah lalu mengikatnya di mata Raisya. Lalu membawanya ke tengah tengah taman. "Kamu siap?" Raisya mengangguk. Kelvin membuka kain yang tadi menutupi matanya. Raisya perlahan membuka matanya. Raisya menutup mulutnya takjub ketika dia melihat bunga bunga yang dibentuk dengan huruf 'I Love U' dihiasi juga dengan lampu kecil. Lalu ada dua kursi dan meja makan yang sudah dihiasi sedemikian rupa. Tak lupa ada bunga bunga yang mengelilinginya. Bagaimana Kelvin menyiapkan semua ini? "Kelvin. Ka.. kamu ?" "Kamu suka?" Raisya mengangguk. Mereka berdua berjalan kesana. "Aku suka banget. Kamu.. gimana kamu nyiapin semua ini. Kan dari tadi kamu sama aku terus." Tanya Raisya penasaran. "Masalah itu nggak usah di pikiran sayang. Kita ke sana yuk?" Raisya mengangguk,"Oke." Mereka berdua berjalan ke arah sana. "Ini indah banget yang." "Nggak kalah indah sama istri aku yang cantik ini sayang?" Kelvin mencubit gemas pipi Raisya. Raisya tersenyum malu, suaminya itu memang selalu membuatnya merasa spesial. Kelvin memegang kedua tangan Raisya, "Sayang, ada sesuatu yang mau aku bicarain sama kamu." "Apa?" Tanya Raisya. Kelvin menatap Raisya serius. Raisya semakin penasaran, hatinya sudah deg-degan. Dia khawatir telah terjadi sesuatu karena raut wajah suaminya itu terlihat tegang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD