bc

Mother (INDONESIA)

book_age16+
805
FOLLOW
3.9K
READ
love-triangle
contract marriage
goodgirl
drama
bxg
city
office lady
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Menikah? Memikirkannya saja tidak pernah. Apalagi menjadi seorang IBU!

Tujuan kepulangan Soora ke kampung halaman adalah untuk menjenguk sang Ayah bukan untuk dijodohkan! Terlebih calon suaminya telah memiliki seorang anak.

Soora terus menolak dengan tegas perjodohan tersebut sampai hari sang kekasih tertangkap basah berkhianat dan menghamili gadis lain.

Soora memutuskan menerima perjodohan tersebut. Waktu berjalan, semuanya baik bahkan perasaan Soora mulai tumbuh untuk Park Jihoon.

Tapi apa jadinya saat suatu waktu istri sah Jihoon kembali muncul. Juga, rencana sebenarnya lelaki itu menjadikan Soora sebagai Ibu sambung?

chap-preview
Free preview
Bab -1-
Demi Tuhan! Selama dua puluh satu tahun Soora hidup, ia tak pernah seterkejut ini. Kemarin, secara tiba-tiba sang Ibu memintanya untuk segera pulang ke Goyang, kampung halamannya. Beliau mengatakan jika Ayahnya jatuh sakit, dan ia harus segera pulang. Maka dengan terburu-buru, Soora yang saat itu kebetulan tengah mendapat shift lembur harus rela mendapat ceramah super panjang dari atasanya sebelum diperbolehkan mengambil cuti selama beberapa hari. Ia dengan terburu menyetir seorang diri dari Seoul menuju kampung halamannya meski sudah hampir tengah malam. Soora benar-benar mengkhawatirkan kondisi sang Ayah. Tapi apa yang Soora dapat setelah rela pulang larut malam? Sang Ayah berdiri tegak menyambutnya di depan pintu bersama sang Ibu. Keduanya tersenyum cerah sebelum memeluk putri bungsunya. Soora hanya terdiam mematung, otaknnya mendadak sulit berpikir untuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa mengizinkan Soora bertanya, Tuan Kang segera menggiring putri beserta sang Istri menuju ruang tengah. Di mana di sana terdapat seorang lelaki muda tengah duduk diam sambil memangku seorang anak yang terlelap nyaman. "Maaf menunggu lama," Tuan Kang berujar ramah, si pria hanya tersenyum tanda tidak masalah. Saat ini keempat orang dewasa itu hanya saling diam dengan Soora yang menatap orang tuanya kebingungan. Ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Juga, siapa pria dan anak itu? Kenapa mereka ada di rumahnya larut malam begini? "Soora-ya perkenalkan. Dia Park Jihoon, calon suami mu," ujar Tuan Kang dengan senyum cerah. Berbanding terbalik dengan Soora yang sudah tidak bisa lagi berekspresi. Otakknya benar-benar serasa buntu untuk berpikir, ia terlalu banyak mendapat kejutan di waktu yang bersamaan. Dan lagi, calon suami? Siapa? Sejak kapan? Bahkan Soora berani bersumpah jika ini adalah kali pertama ia bertemu dengan pria bernama Park Jihoon ini. Lalu bagaimana bisa ia menjadi calon suaminya. Mustahil! "Maksudnya? Suami siapa? Aku bahkan tidak mengenalnya Ayah. Ini adalah pertemuan pertamaku dengannya," ujar Soora kebingungan. Lagi-lagi Tuan Kang tersenyum. "Kau mengenalnya. Kau tahu Paman Park teman lama Ayah?" Soora mengangguk kecil. Sebenarnya Soora tidak mengingatnya, tapi karena ia penasaran maka ia mengangguk saja. Pura-pura mengingatnya. "Dia adalah putra Paman Park. Dan anak yang tertidur di pangkuanya adalah putranya." Pandangan Soora langsung tertuju pada pria dengan sweater abu-abu dan anak dalam pangkuannya, matanya membulat. Jangan bilang. Seru batinnya menggantung. "Kau akan menjadi Ibu sambung, bagi Taeoh," perkataan Tuan Kang membuat Soora spontan menggebrak meja cukup keras. Hal itu lebih dari cukup untuk mengejutkan semua orang dan membuat Taeoh terbangun kemudian menangis kencang. Semua orang panik. Bahkan Jihoon sendiri sebagai sang Ayah tidak bisa menenangkan Taeoh. Bocah berpipi tembam itu terus menerus menangis kencang. Soora sendiri hanya bisa terdiam di tempat. Ia hanya bisa menatap orang-orang di sekitarnya yang bergantian mencoba menenangkan Taeoh meski pada nyatanya anak itu tetap saja menangis hebat. "Soora-ya. Coba kau tenangkan Taeoh," menenangkan anak? Bagaimana caranya? Sekadar informasi. Soora ditambah anak-anak sama dengan perang dunia ke tiga. Gadis dengan rambut coklat gelap itu amat tidak menyukai anak kecil. Sebenarnya ia suka, sedikit. Itupun kepada bayi berumur bulanan, bukan anak kecil yang sudah bisa berjalan dan merepotkan. "Aku idak bisa. Dia menangis kencang sekali," Soora panik. Ia yang awalnya sudah ingin mendekat pada Taeoh, kembali mundur saat Taeoh justru menangis kian keras. Dalam hati Soora merutuk. Kenapa jadi seperti ini, jika tahu begini akhirnya ia lebih memilih tidak pulang dengan alasan lembur. "Kau coba gendong pelan-pelan. Tepuk bagian belakang juga sedikit kau goyang-goyang. Buat dia senyaman mungkin," dengan perasaan takut dan tidak yakin, Soora menuruti perkataan sang Ibu. Soora mencobanya lagi. Ia mendekati Taeoh, mengambil alih si anak dari gendongan sang Ayah. Ajaib! Dalam sekejap tangisan menggelegar Taeoh terhenti. Anak laki-laki berusia satu tahun itu menatap Soora dengan wajah memerah. Nampak jelas jejak-jejak air mata juga hidungnya yang memerah seperti rusa. Melihat hal itu Soora jadi gemas sendiri. Tanpa sadar ia mulai menghujani Taeoh dengan ciuman-ciuman. Sampai-sampai anak itu kembali menangis hebat, membuat Soora menatap Ibunya panik juga kebingungan. Dia kenapa lagi? pikir Soora dalam hati. Ia benar-benar tidak mengerti bayi. "Mungkin ia haus," ujar Jihoon. Dengan sigap pria itu mengeluarkan botol susuu formula dari tas yang ada di sampingnya. Namun belum sempat ia memberikanya, Nyonya Kang lebih dulu bersuara. "Kapan kau buat susuu itu?" Jihoon berpikir. Lemudian menjawab jika ia sudah membuatnya sekitar empat jam lalu. Dengan segera Nyonya Kang merebut botol susuu itu, kemudian berlalu ke arah dapur hingga tak lama kemudian kembali datang dengan susuu hangat yang baru. Masalah Taeoh selesai. Anak itu sudah kembali tidur setelah puas menangis juga meminum suusu. Kini saatnya para orang dewasa berbincang. Ku rasa hanya Jihoon dan Soora. Beberapa saat lalu secara tiba-tiba Ayah dan Ibu Soora mendapat panggilan telepon dari Rumah Sakit tempat keduanya bekerja. Keadaan darurat. Hingga mau tak mau mereka meninggalkan Soora bersama Jihoon di rumah. Ah! jangan lupakan Taeoh juga. Soora saat itu tengah duduk nyaman di ruang tamu. Suasana masih terasa menyenangkan sampai kemudian Jihoon datang bergabung dan duduk tepat di sampingnya. Keadaan jadi amat canggung. Soora yang sedang menyantap ayam goreng yang belum lama ia pesan melirik sebentar ke arah Jihoon, pria itu tengah sibuk dengan ponselnya. Mencoba mengacuhkan keberadaan Jihoon, Soora kembali mengigit potongan ayam goreng miliknya. Perjalanan dari Seoul ke Goyang membuatnya kelelahan juga kelaparan. Ditambah rencana perjodohan mendadak yang orang tuanya katakan, membuat pikiran Soora menjadi tidak karuan. Merasa diperhatikan, Soora menoleh ke arah Jihoon berada. Didapatinya Jihoon yang tengah menatapnya tanpa berkedip, itu membuat Soora salah tingkah. "Kau mau?" Soora mengulurkan sepotong paha ayam pada Jihoon. Pria itu tidak beraksi, masih menatap Soora dengan tatapan intens dan jujur saja di tatap seperti itu membuatnya risih sekaligus merinding disaat bersamaan. Jantung Soora berdegub cepat saat Jihoon kian mendekat dan merapatkan tubuhnya. Pandangan pria itu masih belum lepas menatapnya, membuat Soora kian merinding dan memikirkan hal yang harusnya tidak ia pikirkan. Bagaimana jika Jihoon melakukan sesuatu hal yang tidak seharusnya, dan lagipula apa ia tidak bisa mengalihkan pandangan ke arah lain saja? Pikir Soora. Soora melotot. Dengan seenak jidat Jihoon mencomot ayam goreng yang masih menyumpal mulut Soora sejak tadi. Bahkan pria itu menggigit tepat pada bekas gigitan Soora tanpa merasa jijik. "Kau, siapa sebenarnya?" tanya yang sedari tadi Soora tahan akhirnya ia ungkapkan. Ia merasa hampir mati penasaran dengan Jihoon. Bagaimana bisa orang tuanya menitipkanya pada orang asing sepertinya. Apa orang tuanya tidak khawatir jika ternyata Jihoon adalah orang jahat? "Aku Park Jihoon. Calon suamimu," sahutnya ringan. Ia kembali melahap ayam goreng dengan tenang bahkan saat ini sudah masuk potongan ketiga. "Aku tahu. Ayah sudah mengatakanya tadi. Maksudku, kau itu sebenarnya siapa? Dan kenapa aku harus menikah denganmu? Memang kemana istrimu? Apa kalian... bercerai?" tolong ingatkan Soora agar selalu memikirkan lebih dulu apa yang akan ia ucapkan. Kini ia seratus persen menyesal sekaligus cemas saat Jihoon terdiam dan memasang ekspresi sulit di tebak. Apa ada yang salah dari pertanyaanya? Tentu saja! Kenapa ia malah menanyakan keberadaan istrinya. Tapi hei! Itu hal wajar saat tiba-tiba orang asing yang tak kau kenal mengaku akan menjadi suami mu. Kau perlu tahu bagaimana sifat dan sikapnya bukan? Juga latar belakang dari orang itu sendiri, baru kau bisa memutuskan langkah selanjutnya. "Yang jelas aku adalah Park Jihoon, calon suami mu. Dan kau adalah Kang Soora, calon istri ku dan ibu Taeoh. Kau hanya perlu tahu itu," Jihoon berujar dingin. Pria itu beranjak pergi ke lantai dua tanpa sedikitpun menoleh pada Soora. Ia bahkan tak menyelesaikan gigitan ayam gorengnya padahal sebelumnya ia makan dengan lahap. "Jihoon. Sebenarnya siapa kau?" gumam Soora seorang diri. Ia masih mengamati Jihoon yang mulai menaiki anak tangga. "Menikah? Aku bahkan tak memikirkan itu. Aku masih ingin menikmati masa mudaku, menghabiskan hari indah bersama Hunjae. Ah iya! Aku belum menghubungi Hunjae." serunya menepuk kening. Ia menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja, mengotak-atik layar datar benda pipih tersebut sebelum menempelkannya ke arah telinga. Beberapa menit kemudian Soora sudah larut dalam obrolan telepon dengan sang kekasih di seberang sana, sesekali ia tertawa atau merajuk manja. Tanpa Soora sadari, sejak tadi Jihoon  memperhatikanya dengan lamat dari pagar prmbatas lantai dua. Iris tajam itu tak pernah lepas dari sosok Soora yang kini tengah mempoutkan bibirnya ke depan. "Aku akan mendapatkan mu. Demi Taeoh dan demi keluarga ku. Maafkan aku," gumamnya lantas beranjak pergi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook