bc

Young Bunda

book_age16+
3.0K
FOLLOW
25.2K
READ
love-triangle
teacherxstudent
goodgirl
dare to love and hate
bxg
humorous
female lead
campus
office/work place
office lady
like
intro-logo
Blurb

Merawat seorang bayi yang tidak sengaja di temukan disekitar tempat tinggalnya, membuat jiwa keibuan Sindy keluar. Padahal dia hanya seorang gadis biasa yang mengemban pendidikan disebuah Universitas di kota jauh dari tempat asalnya. Hidup sebagai anak kos dan pekerja paruh waktu, membuat Sindy sedikit kewalahan karena harus mengurus bayi yang dia beri nama Senaf. Belum lagi dengan Dosen pembimbing skripsinya, pak Nico yang sangat susah untuk ditemui dan diajak kerjasama demi gelar 3,5 tahun. Bagaimana kisah perjuangan Sindy, mahasiswi semester 4 dalam merawat Senaf dan sampai berapa lama dia bisa menyembunyikan bayi tersebut dari keluarganya yang jauh darinya? Apakah ada pria yang akan menerima dirinya, karena sudah memiliki anak diusia muda?

chap-preview
Free preview
Awal Pertama
Seorang gadis baru saja pulang dari kerja paruh waktunya. Dia cukup letih karena banyaknya pelangg*n yang berkunjung ke tempat kerjanya. Saat dia hendak masuk gang kontrakannya, dia mendengar suara tangisan. Namun ini bukan tangisan anak kecil ataupun orang dewasa. Melainkan itu adalah tangisan bayi. Yang dia tahu, disekitar kontrakannya tidak ada yang punya bayi. Jadi dari mana suaranya? “Apa jangan-jangan yang ga bisa dilihat itu?” tanyanya takut-takut. “Aku ga ganggu kamu, kamu jangan ganggu aku.” rapal gadis itu dalam hatinya. “Oeeeekkk-Oeeeekkk...” tangisan itu bukannya hilang, malah semakin kencang. “Ini bukan suara makhluk itu. Ini suara bayi beneran!” seru gadis itu, tersadar akan kenyataannya. Dia pun bergerak mencari asal suara bayi itu. Dia bingung. Apa penduduk disitu tidak mendengar betapa kencangnya tangisan bayi itu? Apa mereka menganggap itu adalah makhluk halus seperti yang dia pikirkan sebelumnya? “Astaga! Ya Tuhan!” jerit gadis itu tertahan saat melihat seorang bayi menangis begitu hebatnya di dalam kardus kecil yang tak bisa melindungi dirinya dari dinginnya malam. “Ya Tuhan! Siapa yang tega meletakkan kamu disini, sayang?” gadis itu mengangkat tubuh mungil yang kedinginan itu dan membawanya ke dalam dekapannya-sisi keibuannya tiba-tiba keluar. “Kamu kedinginan. Sebaiknya aku bawa kamu pulang.” Gadis itu pun merengkuh bayi itu dan membawanya ke dalam kontrakan sederhananya. Setibanya di kontrakan, gadis itu pun memandikan bayi mungil itu dengan air hangat agar suhu tubuhnya kembali normal. Kemudian dia membungkus bayi itu dengan sarung yang dia punya. Namun sebelumnya, dia memberikan bayi itu minum s**u sachet yang ada di rak dapurnya. “Sabar ya, sayang. Aku akan belikan s**u dan perlengkapanmu besok.” Ucap gadis itu melihat bayi yang tadi meraung-raung menangis, kini sudah tenang. “Kamu aku kasih nama apa, ya?” tanya gadis itu bingung melihat bayi berjenis kelamin laki-laki dihadapannya. “Karena aku tergila-gila dengan nama Senaf, jadi namamu Senaf saja.” ucapnya sesaat. “Tapi Senaf apa?” gadis itu kembali bingung. “Aha! Senaf Aldini.” serunya kegirangan. “Jadi nama kamu sekarang Senaf Aldini, ya.” Ucap gadis itu final. Namun tak lama, dahinya kembali berkerut. “Tapi kamu manggil aku apa? Ga mungkin kakak, umur kita terpaut hampir 20 tahun. Apa mama? Mami? Bunda?” gadis itu kembali bingung. “Ah, sudahlah. Kamu panggil bunda saja. Jadi aku sekarang bundamu ya, Senaf. Dan kamu sekarang anak bunda.” Ucap gadis itu sambil mengusap pipi mungil Senaf. “Tapi apa kata tetangga kalau aku tiba-tiba punya bayi? Lalu ibu Yeni pasti akan curiga yang enggak-enggak sama aku. Kalau keluargaku tahu aku punya bayi gimana?” gadis itu kembali kebingungan. “Ya Tuhan! Aku butuh jalan keluar dari-Mu.” Pinta gadis itu dalam hati. Kemudian dia pun membaringkan diri, tepat disamping Senaf dan menatap wajah Senaf lekat. “Huft! Sepertinya aku punya tanggung jawab baru.” Ucap gadis itu menghela nafas berat dan akhirnya ikut terlelap. . . . Sindy POV Pagi-pagi sekali aku sudah bangun untuk membeli s**u dan popok bayi untuk Senaf. Aku juga membeli botol s**u untuknya. Dan itu cukup membuat isi dompetku menangis karena harga s**u dan popok yang cukup mahal. Pantas saja banyak yang membuang bayi, ternyata karena tak sanggup mengurus dan merawat. Huft! Setelah itu aku pun memandikan Senaf yang baru bangun dari tidurnya. Untung aja dia bangun. Kalau enggak, pasti aku dituduh yang enggak-enggak. Huft! Setelah Senaf wangi, aku pun juga harus bersih dan wangi buat menghadap ibu Yeni. Yup! Aku dan Senaf akan melaporkan diri. Sepandai-pandainya kita menyembunyikan sesuatu, pasti akhirnya ketahuan juga. Jadi lebih baik aku jujur, kan? “Selamat pagi. Permisi, bu.” salamku sambil mengetuk pintu rumah bu Yeni. Bu Yeni adalah janda tanpa keturunan. Dia sudah ku anggap seperti ibuku disini. Jadi aku cukup menyegani dan hormat padanya. “Nak Sindy! Ada apa?” tanya bu Yeni dan pandangannya tertuju pada Senaf digendonganku. Aku yang mengerti arah pandang bu Yeni, langsung mengalihkan. “Boleh saya masuk, bu?” tanyaku meminta izin. “Tentu. Masuklah.” Ucap bu Yeni mempersilahkan aku dan Senaf masuk. “Jadi ada perlu apa kamu kemari, nak?” tanya bu Yeni saat kami sudah berada di dalam rumah sederhana miliknya. “Jadi begini, bu..” aku pun menceritakan dan menjelaskan kronologi kedatanganku pada bu Yeni. Bu Yeni tampak terkejut saat aku menceritakan pertemuanku dengan Senaf. “Jadi kamu minta tolong ibu buat menjaga Senaf bila kamu tidak di rumah?” tanya bu Yeni yang aku angguki. “Sepertinya ini rezeki Senaf.” Ucap bu Yeni membuatku bingung. “Maksud ibu?” tanyaku tak mengerti. “Ibu dulu pernah hampir punya anak lelaki. Tetapi keluarga kandungnya menolak memberikan setelah ibu nyaman dengan anak lelaki itu. Ibu dan bapak dulu sudah membeli baju, mainan, dan perlengkapan lainnya. Tapi karena tidak jadi, kami pun menyimpannya.” Ucap bu Yeni membuat senyumku mengembang. “Syukurlah, dompetku aman.” Ucapku dalam hati. “Kalau tetangga bertanya, bagaimana bu?” tanyaku. “Katakan saja kalau kamu baru mengangkat anak. Kamu juga sudah 20, toh? Jadi tetangga tidak akan ngomong yang macam-macam.” Jawab bu Yeni membuatku mengangguk. Syukurnya bu Yeni paham dan tidak menjatuhkanku. “Kamu hari ini kuliah jam berapa, nak?” tanya bu Yeni membuatku melirik jam dinding rumah bu Yeni. “Astaga!” jeritku membuat Senaf ikut tersentak. “Sejam lagi saya ada kelas, bu.” Panikku membuat bu Yeni tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Kalau gitu, Senaf biar sama ibu saja. Kamu siap-siap dan bawa kesini pakaian Senaf dan susunya.” Ucap bu Yeni membuatku menepuk dahi. “Duh, bu. Senaf masih ga ada baju. Saya belum beli apa-apa selain popok dan susunya.” Ucapku sedikit meringis. “Ya sudah, pakai yang ibu simpan dulu, tapi kebesaran kayaknya.” Ucap bu Yeni membuatku mengangguk tidak enak. “Kalau gitu, baju yang ibu simpan itu boleh saya bawa untuk di-laundry? Hitung-hitung untuk baju gantinya nanti.” Ucapku yang diangguki oleh bu Yeni. “Kalau gitu kamu siap-siap kampus dulu dan ibu ambil bajunya. Senaf biar main disini dulu.” ucap bu Yeni yang aku angguki. Aku pun langsung ngacir ke kontrakan dan mengambil barang-barang kebutuhan Senaf. Lalu aku pun segera membereskan keperluan kampus ke dalam tas dan mengunci kembali kontrakan. Kemudian aku menemui bu Yeni yang sudah bermain bersama Senaf di teras rumah bu Yeni. “Ini perlengkapan Senaf, bu. Saya titip Senaf sampai sore ya, bu. Saya lanjut kerja soalnya.” Ucapku sambil menyerahkan barang Senaf. Sedangkan bu Yeni hanya balas mengangguk. “Ini bajunya. Hati-hati dijalan.” Ucap bu Yeni menyerahkan sekantong baju bayi. Aku pun menerima baju itu dengan senang hati. “Terima kasih banyak, bu.” Balasku. “Bunda pergi dulu ya, sayang. Baik-baik sama nenek. Dadah..” ucapku melambaikan tangan pada Senaf dan bu Yeni. “Dadah bunda, hati-hati dijalan.” Bu Yeni menirukan suara seolah-olah Senaf lah yang berbicara. Aku yang mendengar itu tertawa kecil dan menganggukkan kepala. Kemudian aku meninggalkan gang kontrakan menuju halte bus.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pesona Mantan Istri Presdir

read
14.3K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.7K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.8K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.3K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.5K
bc

KUBELI KESOMBONGAN IPARKU

read
46.1K
bc

Pengganti

read
301.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook