bc

You Are Mine

book_age16+
228
FOLLOW
1.1K
READ
HE
heir/heiress
drama
sweet
lucky dog
detective
city
like
intro-logo
Blurb

*Sequel My Queen*

Queena melanjutkan kuliah di London bersama Gavin, tapi sampai dua tahun berlalu dia belum juga mendengar kabar tentang Dafi, dia hidup dengan banyak pertanyaan dan air mata setiap harinya.

Kenapa Dafi pergi tanpa pamit dan kenapa dia datang membawa wanita lain ?

Perasaan Alin semakin diguncang kesedihan, namun dibalik semua ini ada satu pembuat skenario dengan sengaja untuk memisahkan mereka berdua.

chap-preview
Free preview
Dua Tahun Berlalu
08:12 CityStay - MidSummer Mews, London, Combridge. Helaan nafas ringan terhembus begitu saja, sudah hampir sebulan di depan pintu Apart selalu ada kado dengan isi yang berbeda namun tidak ada nama pengirimnya, siapa ?? sang empu juga tidak tahu, dia sudah mencoba menyelediki pengirim dari kotak ini tapi tidak ada jawaban, cctv diluar apart pun tidak menampilkan apapun. "ada paket lagi ?" tanya suara bariton dari belakang, gadis itu menoleh "iya kak, apa aku buang aja ya ?" "terserah kamu dek" sahut sang kakak sambil memakan sarapan nya "tapi menurut kakak isi paket itu pasti selalu berbeda dan rata-rata kebutuhan kamu. Buku novel favorit kamu, buku refrensi materi, jawaban jawaban tugas kamu, bahkan ada juga cara-cara jawab soal dari dosen killer kamu, pokok nya apapun yang kamu butuhin pasti selalu ada paket yang isi nya kebutuhan kamu itu" memang isi paket itu selalu berisi sesuatu barang yang memang di butuhkan pada saat yang bersamaan, pernah suatu hari dia mencari refrensi tugas yang sedang dia garap sudah ke berbagai perpustakaan namun buku itu kosong dan ajaibnya saat dia sampai dirumah sudah ada paket berisikan buku refrensi yang sejak siang ia cari, secara logika orang yang mengirim ini pasti tau keseharian nya, semua aktifitas nya, di kampus, di apartemen dan dimanapun itu. Meski pun paket itu tidak membahayakan tapi jika tidak ada namanya sang penerima juga was-was, apalagi setelah kejadian dua tahun lalu, dimana ia masih sekolah dan mendapat teror paket berdarah di mansionnya, dia masih trauma dengan kejadian itu, pantai berdarah ?? "ssshh !" "Queen !" pekiknya menghampiri gadis bernama Queen, gadis itu memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut "kamu mikirin kejadian itu lagi ?" tanya nya cemas "maaf kak" sahut nya lemah, Gavin menghela nafas panjang lalu memeluk Alin. "ssstt,, its oke, sekarang kamu sarapan terus kita kuliah" Selesai acara sarapan dua bersaudara itu berangkat kuliah, sesuai dengan janji Alin jika dia akan kuliah bersama dengan Gavin di London, mereka tinggal berdua di apartemen mewah yang Adam belikan, jangan lupakan penjagaan ketat nya juga. Satu tahun sudah Alin menjadi mahasiswi di University of Cambridge, pesona gadis itu semakin menawan di usia nya yang menginjak 20tahun membuatnya jadi pujaan mahasiswa disana, apalagi potongan rambut sebahu membuat nya semakin cantik. Masih satu tahun dan kecerdasan nya sudah menjadi berita utama yang selalu di banggakan, tidak sedikit dari mereka terang-terangan memuja dua keturunan Godard itu, Gavin yang humble membuat nya memiliki banyak teman lelaki dan perempuan, aura Alin yang positif pun mengundang banyak orang yang ingin berteman dengan gadis itu tapi Gavin dan Putra menjaga gadis itu dan kini hanya mempercayai dua orang untuk berteman dengan Alin, Luna dan Dania. Iya, Luna teman SMA Saga, Putra dan yang lainnya, dia juga berkuliah disana. Kini Gavin tidak bisa terlalu mengekang Alin seperti jaman SMA, adik nya sudah besar, sudah bisa menentukan mana yang baik dan benar, terlebih lagi sudah pandai membangkang perintahnya membuat nya harus ekstra sabar, peran Gavin kini hanya menasehati, menjaga dan sedikit menyaring pertemanan Alin. ****** 09;15 DC Corp, Italia Suara tepuk tangan selamat menggema di lobi Dc Corp, ada sekitar dua ratus tamu undangan dengan rata-rata menyandang status pejabat terkaya menghadiri acara itu, acara yang sudah di tunggu selama dua tahun, acara yang penuh dengan perjuangan, pengorbanan, air mata, dan emosi. Akhirnya, semua nya sudah kembali, hak yang sesungguhnya sudah ada di tangan orang yang tepat, kini sisa hak hati yang harus di perjuangkan. "Selamat tuan Dafi, anda benar-benar hebat, di usia anda yang masih 22 tahun, anda sudah menjadi CEO termuda, terkaya dan pasti lelaki idaman seluruh gadis" pujian itu hanya di balas dengan senyuman tipis, dia tidak butuh pujian menjilat seperti itu, sudah banyak pelajaran yang ia dapat selama ia terjun ke dunia bisnis, salah satu nya belajar mengetahui wajah-wajah penjilat seperti lelaki paruh baya yang kini berganti menyodorkan putrinya kepada Dafi. "mohon maaf, ini acara perusahaan saya, bukan biro jodoh" ujar Dafi dingin, dia pun melenggang gagah melewati kolega bisnis yang gagal memperkenalkan putrinya. Dafi menyingkir dari kerumunan, dia memilih pergi ke taman duduk sendirian dengan ketenangan, dia mengeluarkan dua lembar foto ber isi dua orang berbeda namun memiliki posisi sama di hati Dafi, dua wanita yang sangat dia cintai. "mam,, aku berhasil" ujar nya bangga kepada selembar foto di tangan kirinya, dia beralih menatap foto di tangan kanan nya "kini waktu nya aku berjuang untuk dia mam" imbuhnya penuh ambisi. "tuan" Dafi mengalihkan perhatian nya ke Alan, tangan kanan nya. "ada apa ?" "ayah anda datang, dan dia sedang berada di ruangan anda" Dafi bergegas menemui Jems, lantai atas adalah tujuannya. "Dad !" pekik nya girang, Jems tersenyum lebar merentangkan kedua tangannya, dengan senang hati Dafi masuk ke pelukan Jems, pelukan yang selalu bisa menenangkan. Bugh bugh ! pukulan kecil Jems berikan ke punggung putra nya itu "Dad bangga sama kamu Daf !" ujar nya sumringah Dafi melepas pelukan itu "ini juga karena dady, kalau tidak aku juga nggak akan bisa melawan Mario dad" Jems meremas kedua pundak Dafi "apa kamu tau siapa yang paling bangga kepadamu saat ini ?" Dafi mengangguk samar,, mami. **** Sepulang dari kampus Alin langsung merebahkan diri di sofa, meluruskan seluruh otot yang lelah karena aktifitas hari ini. Menatap langit-langit Alin kembali terbayang wajah seseorang, perlahan tangan nya meremas d**a yang nyeri. "udah dua tahun dan kakak nggak ada kabar sama sekali, apa kakak udah lupain aku ? apa malah sekarang kakak sedang berbahagia dengan wanita baru nya kakak ?" gumam nya sakit, sakit sekali mengingat kenangan indah dua tahun silam yang kini hanya sisa bayangan saja. Semua terasa sangat sulit ketika kita tidak bisa melupakanya, meski perlakuan ini sangat menyakitkan tapi hati selalu berusaha untuk bersabar menunggu keajaiban dia datang dan menjelaskan sesuatu, namun dua tahun sudah berlalu dan dia belum juga kembali. Tess... tes.. Air mata kembali menetes, rasa itu belum hilang belum sama sekali bahkan masih sama seperti dua tahun silam. DingDong ! Alin tersentak dari lamunannya, dia menyeka air mata lalu melangkah membukakan pintu. Dia mengintip dari lubang pintu, tidak ada siapa-siapa, Alin pun membukanya Paket lagi ?? Alin menoleh ke lorong kanan dan kiri, kosong. Dia kembali masuk membawa paket misterius itu lagi, tidak ada feeling buruk sama sekali dia segera membukanya dan.. Coklat dengan selembar kertas, Alin membaca surat itu 'Aku pernah membaca artikel jika coklat bisa mengembalikan mood yang buruk, jadi cobalah. Tidak apa kamu menangis hari ini tapi setelah itu tersenyumlah, karena senyuman mu bahagiaku' jika Alin tau siapa pengirim ini dia mungkin akan meleleh, terharu dan bulshing tapi dia malah merinding karena kondisinya dia tidak tahu siapa pengirim semua ini, dan apa tadi ?? isi surat itu seakan menunjukkan jika pengirim tau apa yang sedang Alin rasakan, sedih. Alin meraup coklat itu lalu membuangnya keluar jendela, terjatuh hancur ke halaman apartemen. "kayak nya aku harus pindah apartemen deh" gumam nya bergidik takut. Gavin pulang tengah malam, dia mengerut bingung melihat televisi masih menyala, sudah jam setengah satu apa Alin belum tidur ? perlahan dia berjalan ke arah kursi yang membelakanginya, dia bernafas lega melihat Alin tertidur disana dengan toples berisikan keripik kentang favorit gadis itu. Gavin menggeleng pelan akan tingkah Alin, dia melempar tas nya ke segala arah lalu menggendong Alin ke kamarnya. Setelah itu Gavin mandi, selesai mandi dia berjalan ke dapur dengan celana boxer saja tanpa kaos dan apapun itu, dia menyiapkan segelas air putih untuk Alin, takut sewaktu-waktu adik nya terbangun dan butuh minum. Suara bel mengagetkan nya, jam berapa ini ? kenapa ada tamu ? Gavin mengendap berjalan mendekati pintu, dia mengintip lewat lubang di pintu ingin tau siapa orang aneh yang menekan bel apart nya malam-malam begini, namun wajah nya mendadak datar saat tahu siapa di luar sana. "gue tau lo ada di balik pintu ini ! buka Gav ! gue takut tidur di apart gue" teriak nya dari luar "gue lagi nggak nerima tamu" sahut Gavin malas "ayo lah, lo nggak kasihan sama gue, gue udah jomblo, di apart sendiri, makan sendiri dan--" Gavin memutuskan membuka pintu nya, cengengesan kuda dari tamu tak di undang itu sangat memuak kan "kalau lo takut tidur sendiri kenapa nggak lo bawa emak lo kesini !" sembur Gavin sengit "Ck ! nggak usah teriak" sahut nya, dia berjalan masuk melewati Gavin sambil memeluk bantal kesayanganya. "Gue janji deh setelah ini gue bakalan pindah apart yang nggak nyeremin" imbuh nya duduk di sofa bekas Alin tertidur tadi "bukan apart lo yang nyeremin, tapi lo !" "hmmm,, ini pasti wangi Queen" gumam nya menghirup rakus aroma Vanilla yang menempel kuat di sofa itu, sangat manis dan menenangkan. "Nggak usah bayangin yang aneh-aneh, gue lempar lo lewat balkon !" tukas Gavin berjalan menyalakan televisi. "iya iya, sante aja kali, gue juga masih sayang sama nyawa gue" "lo tidur disini, gue mau ke kamar !" tukas Gavin meninggalkan Putra di ruang tv, Putra mengangguk patuh ruangan ini memang sudah menjadi kamar kedua setelah kamar horornya, dia sudah pindah apart sebanyak tiga kali dan semua nya berhantu, entah apa salah dan dosa seorang Putra sehingga dia selalu di ganggu. Dan apartemen mewah Gavin dan Alin lah yang menjadi tujuan Putra jika sudah begini, untung saja kedua teman nya itu berbaik hati meski membiarkan nya tidur kedinginan di ruang tv. "nih selimut !" Gavin melempar selimut tepat ke wajah Putra, sabar Putra jangan mengumpat, lo cuman numpang disini. ****** Alin menunduk malu, apa yang harus dia lakukan sekarang. Ini benar-benar kelewatan, tidak pernah ia bayangkan akan mengalami hal seperti ini di London, mana Gavin, mana kakak nya itu kenapa tidak segera datang dia butuh bantuan saat ini. "bagaimana ? apa kamu mau menjadi kekasihku ?" ulang lelaki bernama Raxel, dia sangat yakin jika gadis mungil ini akan menerimanya, kurang apalagi ? dia sudah menyiapkan kejutan dari gerbang hingga lobi kampus hanya untuk menembak sang pujaan hati. Dan siapa yang tidak kenal Raxel, mahasiswa cool, kaya raya, pintar serta tampan, tapi salah ! Alin sama sekali tidak menyukai nya meski di mata wanita lain Raxel sangat sempurna "Queena Crytalin !" "hah ? emmm,,, Ra-Raxel,, a-ak aku" Shit ! Alin benci suasana ini, dimana lidah nya menjadi sangat keluh untuk menolak Raxel. Bukan karena dia suka dengan lelaki itu tapi karena Alin malu, bayangkan saja dia sekarang menjadi tontonan gratis di lobi "give up !, because she is my girlfriend !" teriak lantang seseorang dari pintu masuk, semua nya tersentak menoleh kearah suara. Mulut Alin menganga lebar melihat siapa yang sedang berjalan gagah kearah nya, diaa ? dia datang. Wajah Raxel memerah, dia seperti di permalukan saat ini. "bukan kah kamu bilang kalau kamu tidak memiliki pacar Queen !" sentak Raxel tidak terima, satu sifat buruk nya keluar, tempramental. Alin tersentak kaget, lengan seseorang menahan bahunya lalu melayangkan tatapan membunuh kepada Raxel "berani sekali kau membentak nya !" desisnya tajam, gigi nya bergemelatuk kuat "kak udah, jangan bikin ribut disini" kata Alin mencoba menenangkan "Raxel maaf, aku nggak bisa nerima kamu" "karena dia !" Raxel menunjuk orang di sebelah Alin "turunkan jari mu !" orang itu menghentak kan lengan Raxel, Raxel terkekeh pelan "kalian belum tau siapa saya, dan kamu Queen" Raxel menatap Alin penuh emosi "ini semua belum selesai" imbuhnya tersenyum smirk lalu memilih pergi, dia sangat malu dalam sejarah di kampus ini tidak ada yang bisa menolak pesona nya namun sekarang, dia benar-benar tidak terima. Alin mendongak menatap lelaki itu dari samping, merasa di perhatikan lelaki itu pun menoleh ke Alin menampilkan senyuma khas nya "miss me ?" #vote

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
17.0K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.6K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.5K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.2K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook