Bab 6

1031 Words
“Sial!" umpat Nathan, miliknya pun perlahan menegang."Ayo kita mulai!" Adam membuka pakaiannya, Evans dan Kevin pun berhenti. Nathan menyiapkan meja, agar mereka bisa melakukannya dengan mudah. Felly dibaringkan di atas meja. Alarm dinyalakan, Evans mendapat giliran pertama, Kevin kedua, Nathan ketiga, dan terakhir Adam. Entah berapa kali hunjaman yang Felly rasakan, ia hanya bisa menonton dan merasakan sensasi yang berbeda-beda setiap orangnya. Sudah dua kali putaran, belum ada yang kalah. Evans masuk ke putaran ketiga, masih bertahan,lalu Kevin, awalnya ia pikir akan bertahan. Tapi, begitu waktu habis, ia akan menarik miliknya keluar, ternyata miliknya itu menyemburkan cairan, ia langsung menariknya, tapi cairannya pun tumpah kemana-mana. Ketiga temannya itu pun tertawa, Kevin sudah kalah. "Sial!"umpat Kevin. “Kalah!" Nathan menepuk pundak Kevin sambil tertawa puas."Siapkan dana untuk liburan kita selanjutnya, Bro!" “Ah...kok cepet banget sih!" Kevin menggaruk-garuk kepalanya. Ia menghampiri Felly yang masih berbaring, kemudian mengecup pipinya."Terima kasih ya, sudah membuatku orgasme." "Najis banget bahasamu!" Adam melempar Kevin dengan celana dalamnya. “Woii!" Kevin membalikkan lemparan dan mengenai Nathan. "Apa sih!"omel Nathan, lalu ponselnya berbunyi. Laki-laki itu pun memakai celananya dan menerima telepon. "Permainan sudah selesai, kan?" Kevin mengambil tisu dan membersihkan spermanya yang berantakan kemana-mana. Kemudian Evans menghunjamkan miliknya yang masih menegang. Digerakkannya dengan kencang. Adam tertarik untuk bergabung, ia menyodorkan miliknya ke mulut Fellycia agar dihisap. Mungkin, baru beberapa kali hisap, Adam sudah menyerah, ia menarik miliknya. Kemudian ia turun dari meja sambil menggenggam miliknya yang sudah mengeluarkan cairan. “Payah!"teriak Kevin mengejek. “Kau lebih payah, sudah duluan!"balas Adam dari dalam kamar. Evans menarik Felly, menggendong wanita itu dan membawanya ke sofa agar badan Felly tidak sakit. Felly mengalungkan kedua tangannya di leher Evans, menatap mata pria itu dalam-dalam, perasaannya begitu tenang. “Ah!" Evans mengerang sambil mempercepat gerakannya. Kemudian ia membalikkan tubuh Felly, menghunjamnya dari belakangan. Desahan Felly semakin terdengar di ruangan yang besar ini. Nathan yang baru masuk pun tertawa melihat adegan Evans dan juga Felly. Nathan melepaskan celananya lagi, ia menyodorkan miliknya ke mulut Felly. Evans menghentakkan miliknya dengan begitu cepat, lalu ia menyemburkan cairannya di dalam. Pria itu pun lemas tak berdaya, duduk di sisi lain sofa. Nathan menarik Felly ke pangkuannya, menyatukan milik mereka lalu menggerakkan miliknya. Felly memeluk tubuh Nathan dalam keadaan lemas. Ia mulai kelelahan menghadapai empat pria sekaligus. Sepertinya setelah ini ia langsung tidur dan akan terlambat bangun esok. Nathan memegang pinggul Felly, menaik-turunkan dengan keras sampai ia sampai pada pelepasannya. Felly turun dari pangkuan Nathan , kemudian ia terduduk lemas di sebelah Evans. Matanya terpejam karena kelelahan. “Fel, kamu baik-baik aja?" Felly tidak menjawab, wanita itu hanya tersenyum. Kevin pun menghampiri dan membopong Felly."Istirahat saja kamu ya." "Bawa ke kamarku ya!"kata Nathan. “Kau mau menggempurnya lagi tengah malam nanti?"tanya Kevin. "Mungkin!" Nathan tertawa. Kevin membawa Felly ke kamar tidur Nathan. Kemudian ia memberikan tisu basah pada Fellycia untuk membersihkan sisa-sisa s****a yang menempel. “Ini, kamu bisa bersihkan sambil tidur, kali aja kecapean nggak bisa ke toilet." "Makasih, Kevin." "Sama-sama! Aku pergi, selamat istirahat." Kevin meninggalkan kamar Nathan. Felly berusaha duduk di sisi tempat tidur, membersihkan s****a yang masih menempel seperlunya saja dengan tisu basah. Kemudian ia berbaring karena kelelahan. Perlahan ia pun mengantuk dan tertidur.   ** Sayup-sayup Fellycia mendengarkan suara ponsel berbunyi, lalu ia mendengarkan seorang laki-laki bicara. Fellycia tidak mengenal betul suara itu, ia berusaha membuka matanya yang masih berat. Ia menatap ke sekeliling, tidak ada siapa-siapa, namun kemudian terdengar suara percikan air dari toilet. Fellycia kembali memejamkan matanya. Ia mendengar suara telapak kaki yang menginjak lantai, kemudian temlat tidurnya bergerak.Fellycia menoleh ke sebelahnya. "Hai,"bisik Nathan parau. Fellycia tersenyum, ia lupa kalau ia tidur bersama Nathan."Hai, Nath? Jam berapa ini?" “Jam tujuh pagi, bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Nathan mengusap wajah gadis itu. “Lumayan, tapi aku masih capek." Nathan tertawa."Memangnya selama ini kamu nggak pernah melayani banyak pria sekaligus?" “Nggak pernah, bahkan sebisa mungkin aku menghindari hubungan badan. Klien aku buat ngantuk aja, terus dia ketiduran, begitu bangun...dia nggak ingat apa-apa, kubilang saja kalau kami sudah melakukan hubungan badan,"jelas Fellycia. "Wah, ternyata kau ini licik juga. Kami nggak akan membiarkan itu terjadi ya!"kata Nathan dengan wajah genitnya. “Kalian sudah mendapatkan giliran masing-masing,"balas Fellycia. Nathan menarik tubuh Fellycia ke dalam pelukannya. Perlahan miliknya mengeras di bawah sana. Jari-jarinya bergerak menuju milik Fellycia, kemudian memainkannya sampai mengeluarkan banyak cairan. “Nath!"kata Fellycia lemah, rasa lelahnya belum hilang, tapi, saat ini Nathan akan kembali membuatnya lelah. Ia harus makan banyak dan minum s**u setelah ini. Nathan menindih tubuh Fellycia, menyatukan milik mereka sampai ia merasa puas dan sampai pada pelepasannya. Setelah itu, Nathan langsung mandi dan pergi sarapan tanpa mengindahkan gadis yang sedang kehabisan tenaga di atas ranjangnya. Fellycia segera bangkit, mandi, dan pergi sarapan. Ia harus mengisi tenaganya, kalau tidak, ia bisa pingsan. Saat ia ke teras, dimana biasanya para lekaki itu sarapan, tidak ada siapa pun di sana. Mungkin ia terlambat karena ini memang sudah pukul sepuluh, ia memilih untuk tidur sejenak setelah selesai mandi tadi. Fellycia duduk, menikmati makanan yang tersisa, apa saja, untuk mengembalikan tenaganya. "Sayang!" Fellycia tersentak, ia menoleh kaget."Eh!" Evans tertawa."Kamu baru sarapan? Astaga...ini udah mau jam makan siang." Pria itu duduk di sebelah Fellycia. "Aku baru bangun,"balas Fellycia. Evans mengusap puncak kepala Fellycia. “Kecapekan ya?" “Lumayan, tenaga kalian kuat-kuat juga." Gadis itu terkekeh. “Sehabis ini kamu istirahat aja, pasti nggak ada kok yang sentuh kamu." "Oh ya? Aku nggak yakin deh." "Masa sih?" Evans menatap wajah Fellycia dengan begitu dekat. "Tuh, baru aja aku bilang..." Evans mengecup bibir Fellycia dengan cepat."Iya soalnya kamu menggemaskan, rasanya ingin bersama kamu terus. Pantas saja kamu banyak dibicarakan para lelaki dan untungnya Madame Rose memberikan kamu pada kami." "Cuma kebetulan, aku nggak sehebat itu, Vans." “Kamu itu luar biasa. Ya udah aku tungguin sarapannya, lalu kita pergi nemuin mereka bertiga." Fellycia mengangguk setuju, ia melahap apa pun yang bisa ia makan ditemani Evans. Setelah itu menemui Adam, Kevin, dan Nathan yang tengah berendam di kolam.  ** Hari ini adalah hari terakhir Fellycia bersama empat pria tampan itu. Sebenarnya bukan hari ini, tetapi seminggu yang lalu, sebab Evans meminta menambah waktu liburan mereka. Ketiga temannya itu setuju, setelah ini belum tentu mereka punya waktu luang lagi untuk lergi berlibur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD