Bab 3

1024 Words
Fellycia melepaskan celana dalam pria itu, lalu menggenggam milik Adam, lalu mengulumnya. “Oh, Baby!" teriak Adam, pria itu berisik sekali, suaranya menggema di dalam kamar, padahal di sana masih ada Evans yang sedang tidur. Fellycia mengulumnya dengan erat, sedikit memainkan lidahnya di ujung kejantanan Adam. Adam mendorong tubuh Fellycia agar berbaring di sebelah Evans, kemudian menindihi wanita itu. Evans terusik dengan gerakan keras di sana, lalu menoleh kaget."Oi..." Adam tidak mempedulikan Evans, ia menciumi leher Felly dan menggesekkan miliknya dengan begitu bernafsu. Evans mengambil pengaman dari laci, lalu melemparkannya asal ke Adam. Pria itu terkadang suka lupa dan tidak peduli jika sudah keenakan. Padahal, pengaman adalah yang terpenting dalam hubungan seksual di luar nikah.Adam memakai pengamannya, lalu menghunjamkan miliknya ke daging lembut milik Fellycia. “Ah!"pekik Felly karena Adam memasukinya dengan begitu keras. Rasanya tentu berbeda saat ia berhubungan badan dengan Evans semalam. Adam membalikkan tubuh Felly, menyuruhnya menungging,posisi yang paling disukai Adam. “Oh, yeah!" Adam kembali bersuara. Evans membalikkan badannya, terlentang melihat apa yang dilakukan Adam pada Fellycia. Dari posisinya, Evans bisa melihat buah d**a Felly yang bergelayutan, ditambah lagi ekspresi Felly yang kesakitan namun juga merasa keenakan saat Adam menghunjamnya dari belakang. "Evans, masuk ke bawah Felly!"kata Adam. Evans menatap Adam tak mengerti posisi apa yang dimaksud. Adam mengangkat tubuh Fellycia ke atas tubuhnya Evans, masih tetap dalam posisi menungging, tentunya Evans tidak berperan apa-apa di sana, hanya menyaksikan buah d**a bergelayutan di depan matanya. Perlahan, tangan Felly turun dari pundak Evans, seperti ingin memerkosa Evans saja, pikir Fellycia. Pria itu pun tidak berkata apa-apa, hanya menatap Fellycia. Adam menurunkan kedua paha Felly dari tubuh Evans hingga wanita itu mengangkangi tubuh laki-laki itu. Kemudian dari belakang, Adam menghunjamkan miliknya dengan keras dan cepat. Fellycia menggigit bibirnya. "Evans! Remas dadanya, aku ingin dia bersuara,"kata Adam dengan napas tak teratur. Evans meremas d**a Felly dengan lembut, mata Felly terbuka hingga keduanya bertatapan. “Ah..." Desahan itu terdengar juga. “Ya, seperti itu...keluarkan desahanmu, sayang, aku semakin bersemangat,"kata Adam sambil bergerak cepat, lalu ia mengerang dan selesai. Ia sudah sampai pada pelepasannya. Felly menoleh ke belakang, cukup kaget jika permainan ini sudah selesai bahkan ketika ia belum orgasme."Cepat sekali,"omelnya dalam hati. “Thanks kamarnya,bro!" Adam membuang pengamannya ke tempat sampah, memungut celana, lalu keluar dari kamar Evans. Evans terkekeh, masih dalam posisi seperti tadi. Felly hendak menggeser tubuhnya tapi kedua tangan Evans menahan. "Ada apa?" "Kamu harus bertanggung jawab, sayang. Lihat,"tunjuk Evans ke arah miliknya."Lagi pula...kamu belum puas kan?" Felly tersenyum, kemudian ia menurunkan miliknya perlahan. Digesekkan pelan. Evans kembali meraih laci dan mengambil pengaman, memakainya lalu membalikkan tubuh Felly. Baru semalam ia mengeluarkan cairan, pagi ini harus kembali ia keluarkan gara-gara Adam. Semoga saja setelah ini ia tidak kebagian tenaga karena kegiatan hari ini adalah berenang. Felly memeluk tubuh Evans dengan erat, menciumi leher, pipi, dan sesekali pada bibir seksi pria itu. Evans membalikkan tubuh Felly, ia mengambil posisi seperti yang dilakukan Evans tadi,lalu terdengar pekikan dari mulut Felly. Sedikit sakit, namun rasa nikmat tentunya lebih mendominasi. Suara desahan Felly lebih kuat dari pada saat ia melakukannya dengan Adam. Felly mengeluarkan cairannya berkali-kali, kaki-kakinya mulai terasa lemas, apa lagi ini melayani dua orang pria di waktu yang sangat berdekatan. Evans kembali membalikkan tubuh Felly, kemudian menghunjamkan miliknya dengan begitu keras sampai ia menyemburkan cairan miliknya. Felly bernapas lega, ia pikir Evans akan lebih lama lagi mengeluarkannya. Pelukan Evans begitu erat dirasakan Felly, dibalasnya pelukan itu, kemudian ia tertidur dengan badan yang begitu lelah. Matahari sudah naik, Nathan sudah siap dengan pakaian renangnya. Pria itu mengoleskan Sunblock ke seluruh tubuhnya, bersiap untuk main di pantai. Kevin muncul, sambil meregangkan tubuhnya. “Kok sunyi, mana dua cecunguk itu?" "Entah, masih tidur mungkin. Atau masih bercinta,"balas Nathan. “Evans..." Kevin tertawa, ia tidak pernah tahu kalau temannya itu semangat untuk urusan wanita. Setahunya, ia sangat cuek dan dingin pada lawan jenis sampai-sampai ia pernah mengira Evans tidak normal. Tapi, syukurlah hal itu terbantahkan hari ini. Nathan duduk di teras untuk menikmati sarapan yang sudah disiapkan. Adam muncul, dengan wajah khas bangun tidur. Pria itu mencuci muka di wastafel yang ada di dekat dapur, kemudian ikut sarapan bersama Nathan. "Apa kegiatan hari ini?" "Menurutmu?"lirik Kevin tajam."Kau lupa kah?" Ditepuknya lengan Adam dengan keras."Kau yang punya ide, kenapa kau yang lupa." "Iya aku selalu lupa kalau habis bercinta," katanya sambil mengoleskan selembar roti dengan selai kacang. "Wanita mana yang kau tidurin hah?" Bantuan tertawa geli. "Ya Felly, lah..." "Pagi semuanya." Felly muncul, tentunya wanita itu sudah mandi dan memakai bikini. Nathan, Kevin, dan Adam sempat terpana melihatnya. "Oh, Honey...kamu cantik sekali,"puji Adam sambil mengecup pundak wanita itu. "Kemarilah, Felly,"panggil Nathan. Felly mendekat ke Nathan, pria itu pun menarik Felly agar duduk di pangkuannya. Jadi, ia sarapan sambil memangku Felly, sesekali ia menyuapkan makanan ke mulut gadis itu atau sebaliknya. Sekarang, Felly mengambil sepotong buah, ia mengigit dan menyerahkannya pada Nathan. Nathan meraih buah di bibir Felly dengan bibirnya pula, setelah itu disambut dengan lumatan lembut oleh Nathan. Nathan menurunkan Felly agar wanita itu duduk di kursi sendiri dan menikmati sarapan. Ia duduk di sebelah Kevin. "Bagaimana kabarmu hari ini?"tanya Kevin. "Sangat baik." Kevin mengangguk-angguk."Kamu tahu namaku, Sugar?" "Ahh,itu, belum. Maafkan aku." Wajah Felly merona karena malu. Kevin meraih tangan Felly, mengecup punggung tangan,dan mengecupnya."Aku Kevin." “Hai ...Kevin..." Kevin mengedipkan sebelah matanya. “Makanlah yang banyak ...hari ini bisa saja kami melahapmu bersamaan." Fellycia tertawa."Aku akan siap." Evans muncul, ia baru selesai mandi, terlihat dari wajahnya yang segar. Namun, ia terlihat sedikit tak bertenaga. “Kebanyakan, jadinya lemes,"komentar Nathan. “Iya, semalam aku habis bantuin orang o*****e. Dasar laki-laki payah,"kata Evans menyinggung Adam. Ia teringat kejadian pagi-pagi tadi yang membuatnya harus bercinta lagi dan membuat energinya jadi semakin berkurang. Kevin dan Nathan tertawa,"siapa yang kau bantu o*****e hah? Felly?" “Tuh!"tunjuk Evans pada Adam. “Kau sudah pindah haluan sekarang? Ngapain kita panggil Felly kalau ternyata seleramu adalah Adam!"ejek Nathan. “Hah, najis,"sungut Evans." Pagi-pagi sekali dia masuk ke kamar dan meniduri Felly, di sebelahku, tepat di sebelahku. Lalu dia meminta tolong padaku agar membuatnya lebih b*******h dengan menyentuh Felly." "Kalian threesome begitu?" "Ayolah, kalian jangan percaya mulut Evans ...dia hanya iri melihat kegagahanku di ranjang,"balas Adam.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD