bc

Run Away

book_age4+
1.2K
FOLLOW
6.2K
READ
contract marriage
family
love after marriage
playboy
goodgirl
drama
comedy
sweet
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Nasya terpaksa dihadapkan dengan situasi yang tidak menguntungkan, Nasya di paksa memilih antara membatalkan acara pernikahannya sekarang karena calon suaminya pergi entah kemana atau melanjutkan pernikahannya tetapi menikah dengan Azril, sahabatnya sendiri, ini adalah dua pilihan yang sangat gila menurutnya.

Membatalkan pernikahan itu artinya Nasya harus siap membiarkan seluruh keluarganya menanggung malu karena kesalahannya dalam memilih calon suami atau Nasya tetap melanjutkan pernikahannya yang berarti Nasya harus hidup dengan lelaki yang tidak Nasya cintai sama sekali.

chap-preview
Free preview
(1)
Nasya Point Of View "Batalkan acara pernikahan kamu hari ini atau menikah dengan Azril? Mas tidak memaksa kamu berbuat sesuatu yang gak kamu suka tapi pertimbangkan lagi semuanya baik-baik Dek." Mas Afi mengusap kepala gue masih mencoba menenangkan. Gue duduk tertunduk dengan mata mulai berkaca-kaca, gue berusaha keras untuk tidak meneteskan air mata gue sekarang walaupun kenyataan tangis gue siap pecah kapan aja, cuma kalau make-up gue luntur sekarang, yang ada gue bakalan nambah masalah baru lagi, masalah yang ada sekarang aja udah cukup untuk ngebuat seluruh orang-orang terdekat gue kalang kabut, gue gak mungkin bikin mereka makin kalut cuma karena memperhatikan keadaan terpuruk gue sekarang. Calon suami melarikan diri tepat di hari pernikahan itu benaran udah kaya drama yang sering gue tonton, drama banget memanh, lebih drama lagi karena drama yang gue maksud malah kejadian dalam kehidupan nyata gue sendiri, gimana bisa gue nemuin laki-laki yang gak bertanggung jawab sama sekali kaya gitu? Sekarang gue harus gimana? Bukannya gue harus balik berada dalam keadaan yang di paksa untuk memilih? Berada diantara dua pilihan gila, membatalkan pernikahan gue atau menikah dengan laki-laki lain, walaupun laki-laki lain yang gue maksud sekarang adalah sahabat gue sendiri, itu tetap aja gila menurut gue. Gimana ceritanya gue menikah dengan sahabat gue sendiri? Gila kenapa malah dipelihara? Nikah sama sahabat itu gak pernah ada dalam rencana hidup gue, kenal dia sebagai sahabat aja udah bikin gue hilang akal lah sekarang Mas Afi malag nyaranin gue nikah sama tu orang? Hidup gue bakalan sedrama apalagi? "Bukannya menikah dengan sahabat sendiri adalah pilihan yang jauh lebih baik? Kamu mengenal Azril dengan cukup baik dan itu akan menjadi sebuah keuntungan." Lanjut Mas Afi yang gue iyakan. Memang gak ada yang salah dengan ucapan Mas Afi barusan, tapi karena Azril sahabat gue dan gue tahu Azril itu seperti apa inilah yang menjadi permasalahan gue sekarang, karena gue terlalu kenal dengan Azril makanya gue ragu untuk menikah, Azril gak pernah serius kalau sama perempuan, pacaran aja masih sering putus nah sekarang gue di suruh nikah sama Azril pula? Bukannya itu ide yang lebih gila? Apa ini yang namanya keuntungan? Kerugian besar mah iya. "Mas tapi Azril itukan__" "Gue kenapa?" Potong Azril yang membuat gue mengangkat kepala gue kaget, ternyata Azril masih berdiri menyandarkan tubuhnya di dinding sembari memperhatikan gue, Azril ngapain masih disini coba? "Mas! Biar Azril yang ngomong sama Nasya." Mas Afi bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar gue setelah ucapan Azril barusan, gue melirik Azril sekilas, gue lagi gak mood untuk berdebat sama dia sekarang. "Lo mau apa?" Tanya gue to the point begitu Azril berjalan mendekat dan narik kursi untuk duduk tepat dihadapan gue. "Lo sendiri yang maunya apa?" Tanya Azril balik dengan raut wajah terlibat masih mencoba bersabar. "Gue nawarin solusi, nikah atau enggak? Jangan bikin orang bingung dengan cuma diem terus ngurung diri nangis sendirian, orang diluar sana dateng ke sini bukan untuk ngeliatin lo nangis gak karuan begini." Ucap Azril yang terdengar sangat santai, gue menatap Azril sekilas sebelum kembali tertunduk untuk ucapannya yang selalu gak enak tapi harus gue akui kebenarannya. Azril bukan tipe orang yang suka basa-basi, walaupun ucapannya terdengar santai tapi dia jelas sangat serius dengan ucapannya barusan, Azril serius menawarkan diri untuk menikahi gue, karena gue kenal Azril itu kaya apa makanya gue menanggapi semuanya dengan sangat serius juga sekarang. "Nikah itu bukan pekara gampang Ril, lo gak ngerti perasaan gue, lo gak akan tahu apa yang gue mau sekarang." Lirih gue bahkan gak natap Azril sama sekali. "Makanya gue tanya mau lo itu apa? Lagian lo ngomong sama gue apa sama tembok? Gue di depan mata tapi lo malah ngeliat kemana-mana." Azril terlihat sangat kesal sekarang. "Gue mau ngebatalin acara pernikahan hari ini." Ini mau gue tapi gue tahu kalau ini juga gak gampang, ada banyak hal yang gak bisa gue lakuin cuma karena gue mau. "Yaudah batalin, kenapa? Lo gak bisakan? Lo gak mau Mas Afi nanggung malu karena kebodohan lo lagikan?" Apa harus Azril ngomong sejelas ini sama gue? Gue salah besar kalau mikir Azril bakalan menghibur gue dengan omongannya sekarang, yang ada semua ucapan Azril malah terasa seperti tamparan keras. "Ril! Lo kalau ngomong bi__" "Lo yang bisa sadarkan diri lebih cepet gak?" Potong Azril mulai kehilangan kesabarannya. "Kalau lo udah jelas-jelas gak bisa ngebatalin acara pernikahan hari ini, lo mau mikir lama untuk apa lagi? Bukannya pilihan lo itu cuma dua? Batal atau nikah sama gue?" Gampang banget mulut orang yang barusan ngomong. "Lo jangan gila sekarang bisa gak? Gue nikah sama lo? Lo gak punya ide lain?" Kenapa gue harus nikah sama Azril? Kenapa harus? Itu sama aja gue gak jadi bunuh diri tapi malah berjalan masuk suka rela ke lubang buaya. "Memamg lo punya ide lain? Lo punya sulusi yang lebih baik gak? Gue yakin lo juga gak punya." Apa pemikiran gue yang udah buntu keliatan jelas sekarang? "Lagian lo mau nyari laki-laki waras dimana yang mau nikah sama lo sekarang juga?" Itu artinya Azril gila makanya mau nawarin diri nikah sama gue. "Lo sendiri kenapa mau nikah sama gue? Karena lo gila?" Azril mengedipkan matanya menatap gue sekarang. "Lo pikir gue masih duduk tenang di sini kalau gue laki-laki waras?" Azril bangkit dari duduknya, apa ada alasan baik untuk gue nerima ide gila Azril sekarang? Kalau gue nolak tawaran Azril sekarang itu artinya gue perempuan waras dan itu wajar tapi kalau gue terima tawaran Azril, itu berarti gue sama gak warasnya. "Gak bisa apa lo ngebawa gue kabur aja sekarang?" Tanya gue pasrah banget. "Lo yang gila beneran kayanya, lo mau gue ngebawa lo kabur sekarang? Lo kabur artinya ini acara batal, otak lo mau sebobrok apa lagi Sya?" Apa gue memang udah separah itu? "Lagian andai kata gue harus ngebawa lo kabur, prosedurnya juga bakalan panjang, lo pikir Mas Afi bakalan ngebiarin kita kabur segampang itu? Kecuali__" "Kecuali apa?" "Kecuali gue ngejabat tangan Mas lo lebih dulu di depan penghulu baru gue bisa menjabat tangan lo untuk gue bawa kabur setelahnya." Hah! Ini juga bener. "Gue udah nawarin solusi jadi sekarang semuanya terserah sama lo sendiri, cuma ngingetin lo satu hal, kalau lo nolak tawaran gue sekarang jangan pernah berani protes ke gue dan ngomong kalau gak ngebantuin lo waktu lo susah, catet kalau perlu." Ish.   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook