Eps 1 Terbangun di Dunia Barbie
"Whoaam"
Pagi yang tidak kunanti datang, ini pagi hari yang biasanya aku lalui dan seperti biasa sangat membosankan, tidak ada yang istimewa dalam hari-hariku semua sama setiap harinya, aku tidak mempunyai saudara untuk mengisi kesendirianku di rumah, sedangkan orang tuaku asik dengan dunia kerjanya dan tidak begitu memperhatikanku. Diumur 20 tahun aku sudah biasa merasakan pagi yang sangat tidak berarti ini. Dengan berat hati aku mandi dan berangkat ke kampus untuk memulai hari yang mungkin saja dapat membuat aku senang ketika berada di sana.
"Haiii semuanyaa, pagi yang cerah." sapaku dengan semangat sambil melambaikan tanganku ke hadapan teman-teman di kelas, dan mengerahkan segala kekuatanku untuk mengatakan hal itu ketika masuk ke dalam kelas agar semua yang ada di dalamnya memperhatikanku. “Oops! Maaf sepertinya bukanlah hari yang cerah ya.” ucapku dengan kecewa sambil menuju tempat duduk yang ingin aku duduki. Hemmm tidak ada respon apapun, mereka memang keterlaluan dan ini sangat membosankan sekali rasanya.
‘Apaan sih caper banget...’ Tatapan mereka berkata seperti itu kepadaku, tapi bagaimana pun juga aku harus berusaha utuk menghiraukannya. Tidak ada satu orang pun yang bisa diajak bercanda maupun mengisi hari-hariku di kampus, arrggh kampus apa ini hanya dipenuhi dengan orang-orang yang merasa dirinya elite dan kutu buku. Sedangkan aku bukan berasal dari orang elite dan bahkan bukan kutu buku, seperti halnya orang yang tidak terlihat.
"Rachel..." Teriak seseorang dari belakangku, suara yang tidak asing ini memanggilku dengan semangatnya dan penuh harapan agar aku menoleh kepadanya. Aku berusaha berbalik melihatnya berlari ke arahku dan aku harus menyapanya.
"Oh hai Ales" dengan nada yang sangat tidak bersemangat dan terpaksa. Walaupun dia satu-satunya orang yang ingin dan mau berbicara denganku tetapi aku tidak terlalu peduli maupuan menyukainya, dia banyak bicara dan hanya membicarakan mengenai dirinya sendiri, dia berbicara kepadaku ketika ada hal penting atau maunya saja, atau mungkin saja ingin mengajak aku untuk menemaninya makan. Yuupp dia juga tidak disukai oleh orang-orang yang ada di kampus, hanya aku... Hanya aku yang dengan bodohnya mau berteman dan berbicara dengan dia. "Ada apa?" dengan mengangkat alis seolah tertarik dengan pembicaraan ini.
"Kamu tau ngga aku beli mainan baru lo, coba lihat mobil kecil ini, so cute." Dengan bangganya dia mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan foto mobil-mobilan yang ada dirumahnya. Apaan sih nih orang ngga penting banget, kamu itu sudah berumur 20 tahun malah beli mainan, kekanak-kanakan sekali, dalam hati aku menggerutu dengan situasi ini.
"Ah lucu banget" dengan nada terpaksa aku menjawab ocehannya.
"Lucu banget kan, aku beli di toko mainan yang baru buka di dekat kampus itu, kamu harus kesana deh pasti kamu suka juga, aku bahkan merasa aku bisa masuk ke dalam mobil yang kecil ini." dengan nada penuh meyakinkan dan membujuk, dia berusaha membujuk aku untuk membeli mainan itu.
"Aaah deket kampus, okee nanti aku ke sana deh, tapi... aku ada urusan dan sekarang aku lagi buru-buru banget nih, aku duluan yaa." Aku berusaha kabur dari situasi itu, dengan segera aku berbalik badan untuk pergi darinya dan pulang ke rumah.
Aku tidak punya tujuan, kalau berdiam di rumah itu membosankan dan di kampus juga sama lebih parah lagi, hemm aku harus kemana?. Sambil naik motor menuju rumah tiba-tiba aku memikirkan hal yang sangat tidak masuk akal untuk diriku sendiri "Apa aku harus ke toko mainan itu?" Aku tertawa dengan pikiran aneh aku sendiri, eh tapi kalo dipikir kenapa ada toko mainan di dekat kampus ya, anak kecil mana yang sok pintar datang ke lingkungan kampus hanya untuk membeli mainan, dan anak kuliahan mana yang ingin membeli mainan haha seruku di dalam hati. Ooh Ales kan termasuk anak kuliahan pikirku dan tanpa kusadari aku berhenti tepat di depan toko mainan itu.
‘Dream world.’ Tertulis jelas tetempel di atas toko kecil yang berwarna pink itu. Dunia mimpi, apa yang harus dimimpikan dari toko mainan ini. Aku yang penasaran tanpa aku sadari kakiku tiba-tiba melangkah dan aku masuk ke dalam toko itu, melihat-lihat penuh decak kagum aku melihat mainan anak-anak yang begitu nyata. Ada aquarium mini yang di dalamnya ada ikan kecil yang seolah-olah hidup, mobil-mobilan yang ales perlihatkan tadi seperti nyata, ada macam-macam boneka. Seketika perhatianku tertuju kepada kotak kaca yang berisi boneka barbie mini, di dalam kotak kaca itu ada sebuah kota kecil yang diisi rumah-rumah mewah, gedung-gedung besar, mobil, ada awan, pohon yang tampak nyata, dan boneka barbie mini ini seperti sedang beraktivitas, terlihat sedang diberhentikan oleh sesuatu.
"Ada yang bisa dibantu?" Seorang wanita muda mendekatiku dan terlihat berumur sepertinya sama denganku.
"Eehmm aku mau beli itu." ucapku tanpa sadar, Kenapa aku mengatakan hal itu?, memang tidak waras.
"Tentu, tapi barbie ini dijual menjadi satu set di kotak ini."
"Iyaa tidak apa-apa, aku ingin membelinya." Kataku terpaksa karena sudah bilang ingin beli kotak barbe itu dan dengan hati yang bertolak belakang, akan tetapi aku tidak bisa mengontrol perasaan ini.
Sampai di rumah, dengan tatapan kosong aku melihat set kotak barbie ini di hadapanku, aiish sungguh bodoh. Kenapa kamu tiba-tiba ingin membeli ini Rachel? kataku memaki diri sendiri, dengan penuh kebodohan aku membuka kotak itu dan menatapnya dalam-dalam dan tiba-tiba di ujung atas kotak itu ada tulisan menarik perhatianku. ‘Tekan tombol merah di samping kotak, kamu akan merasakan kebahagiaan’ Dengan perasaan aneh aku mencari tombol itu dan menemukannya, sambil memandang tombol itu penuh dengan rasa penasaran dan juga rasa takut aku berpikir bagaimana kalau tiba-tiba ini meledak, tapi kata kebahagiaan itu membuatku semakin penasaran, aaargh masa bodoh lah, aku tidak bisa menghilangkan rasa penasaran ini. Aku tekan tombol itu dengan penuh rasa was-was dan tiba-tiba aku merasa sangat mengantuk dan pandanganku seketika menjadi sangat gelap.
"Ooh hai honey!”, “Itu bagus, ini indah, ah aku mau jalan-jalan, waah dari mall ini yaa." Suara aneh apa ini? pikirku, bukannya aku ada di kamar tadi, tapi suara apa ini, aku takut untuk membuka mataku, tapi aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi. Perlahan-lahan aku membuka mata dan melihat sekelilingku yang terlihat buram pada awalnya dan kemudian terlihat jelas. “Waaahhhh...” dengan rasa takjub aku melihat pemandangan yang penuh warna dan suasana yang aneh ini.
Tempat apa ini? Kenapa semua boneka barbie di sini hidup! Apakah aku berada di dunia barbie?....