Bab 1

1273 Words
"Mommy! Apa Daddy sudah datang?" tanya Cleo sambil melompat-lompat kecil di atas kasurnya. "Belum, sayang. Kemarilah, pakai dulu bajumu," jawab Chloe seraya mengambil baju milik Cleo dari dalam lemari. "Daddy!" Cleo berteriak girang begitu ia melihat ayahnya yang baru saja memasuki kamarnya. Tanpa banyak membuang waktu, gadis kecil yang baru berumur lima tahun itu segera menghampiri ayahnya dan langsung masuk ke dalam gendongannya. Chris mencium kedua pipi bulat Cleo dengan gemas. "Pakai dulu bajumu, sayang," ucapnya kemudian seraya berjalan membawa putrinya mendekat ke arah Chloe yang masih memilih baju Cleo. "Hari ini kau akan mengantarku lagi kan, Dad?" tanya Cleo yang sudah turun dari gendongan ayahnya untuk memakai bajunya terlebih dahulu. "Iya, sayang. Daddy akan mengantarmu lagi," jawab Chris dengan lembut. "Mommy juga ikut mengantarku, kan?" tanya Cleo kepada ibunya yang tengah menyisir rambutnya. "Tidak, sayang. Kau bersama Daddy-mu saja," jawab Chloe. Cleo tampak mengerucutkan bibirnya. "Kenapa Daddy dan Mommy tidak pernah mengantarku bersama-sama? Aku ingin sekali-kali kalian berdua yang mengantarku. Bukan hanya Daddy atau Mommy," rajuknya. Chloe membawa Cleo ke dalam gendongannya setelah ia selesai meriasnya. "Mommy tadi membuat waffle kesukaanmu. Kau mau?" tanyanya yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. "Mau!" sahut Cleo dengan penuh semangat. Dan Chloe berhasil mengalihkan perhatian anaknya dari pertanyaannya barusan. Chris hanya mengulas senyum tipis di bibirnya ketika untuk yang ke sekian kalinya, ia melihat Chloe kembali mengalihkan pembicaraan tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh Cleo mengenai mereka berdua. Sungguh, Chris juga menginginkan apa yang diminta oleh Cleo. Ia ingin mengantar anaknya bersama Chloe. Ia ingin melakukan semuanya berdua bersama Chloe. Namun, kesalahan di masa lalu yang telah ia perbuat kepada Chloe, membuatnya harus memupuskan semua harapannya. "Kenapa diam saja? Ayo, sarapan bersama," ucap Chloe yang berhasil membuyarkan lamunan Chris. Chris yang sedari tadi hanya berdiri di sisi meja makan, menarik salah satu kursi yang ada di samping Cleo lantas langsung mendudukinya. "Pelan-pelan makannya, sayang," ia terkekeh pelan saat melihat Cleo yang begitu semangat menghabiskan sarapan kesukaannya itu. Cleo hanya tersenyum lebar dengan mulutnya yang penuh dengan makanan yang membuat Chris kembali terkekeh seraya mengacak rambut putrinya dengan gemas. "Ah, Chloe, tidak usah. Aku tidak terbiasa sarapan," tolak Chris dengan cepat begitu Chloe membawakan sepiring waffle untuknya. Awalnya Chloe tampak mengerutkan keningnya dengan heran. Pasalnya, Chris adalah tipe lelaki yang selalu berusaha untuk hidup sehat dengan pola makan yang teratur. Namun, secepat mungkin, Chloe berusaha untuk menghapuskan rasa herannya sekaligus rasa penasaran yang tiba-tiba saja mendatangi dirinya. Ia kemudian mengedikkan kedua bahunya lantas membawa kembali waffle tersebut. Ia berusaha untuk tak peduli dengan kebiasaan baru pria itu. Chris kembali tersenyum tipis. Selama bertahun-tahun lamanya ia meninggalkan Chloe karena sikap pengecutnya, wanita itu sudah banyak berubah. Tidak seperti dulu lagi. Tanpa bertanya kenapa, ia sudah tahu apa yang membuat Chloe menjadi sedingin itu kepadanya. Dan yang bisa dilakukan oleh Chris hanyalah menerima semua perlakuan dingin Chloe kepadanya karena ia memang pantas mendapatkannya. "Jangan nakal ya, sayang," ujar Chloe begitu Cleo sudah berada dalam gendongan Chris untuk berangkat ke sekolah setelah menyelesaikan sarapannya. "Kami berangkat dulu," pamit Chris yang hanya dibalas dengan anggukkan kepala oleh Chloe. Chloe menatap punggung Chris dengan berbagai macam perasaan yang menyusup ke dalam hatinya. Sudah bertahun-tahun lamanya ia menunggu kehadiran pria itu. Ia menunggu pria itu bukan untuk dirinya sendiri walaupun ia juga menginginkannya, tetapi ia lebih mengharapkan kehadiran pria itu untuk anaknya yang selalu menanyakan keberadaan ayahnya. Dan setelah Cleo baru menginjak umur lima tahun, Chloe memutuskan untuk melupakan semuanya dan pergi dari bayang-bayang Chris. Ia memutuskan untuk tak lagi berharap pada pria itu dan memulai semuanya hanya bersama Cleo. Sudah cukup selama lima tahun ini ia berharap Chris akan kembali ke dalam hidupnya. Ia sudah lelah untuk terus mengharapkan sesuatu yang tak pasti. Tetapi, beberapa bulan yang lalu, Chris kembali hadir dalam hidupnya. Pria itu kembali dengan segala penyesalan yang menurut Chloe sudah sangat terlambat untuk dilakukan. Chloe sudah ingin menolak Chris yang ingin kembali masuk ke dalam hidupnya. Namun, Cleo yang saat itu mengetahui bahwa Chris adalah ayahnya, langsung menjerit senang. Gadis kecil itu sangat bahagia akan kehadiran sosok ayah yang sudah ia tunggu-tunggu sejak dulu. Hal itu yang membuat Chloe mau tak mau menerima kehadiran Chris ke dalam hidupnya, tetapi hanya sebatas untuk memenuhi keinginan anaknya. Bukan benar-benar masuk ke dalam hidupnya seperti dulu, karena Chloe masih belum bisa menghilangkan rasa sakit hati yang bersarang dalam dirinya. Dan itu membuatnya menjadi sosok wanita yang tak tersentuh di mata Chris. Sebisa mungkin, Chloe selalu menjaga jarak dengan Chris. Ia menutup hatinya rapat-rapat dan melarang Chris untuk kembali menduduki singgasana yang ada di dalam hatinya. Ia tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Sudah cukup ia mencintai pria itu sampai membuat hatinya tak berhenti merasakan sakit yang begitu besar setiap saatnya. Sudah saatnya ia berhenti. Chloe sadar kalau semua itu terjadi karenanya. Ia yang memulai hubungan tak sehat itu sebagai bentuk dari sebuah perjanjian yang ia tawarkan kepada Chris. Saat itu, ia tak bisa memikirkan apa pun lagi selain meminta Chris untuk menyetujui perjanjian yang ia buat dengan tujuan agar Chris tak lagi mengganggu kehidupan rumah tangga kakaknya. Saat itu, Chris mencintai Lori, kakak ipar Chloe yang ia harapkan dapat memberi kebahagiaan kepada kakaknya. Dan Chloe sebagai seorang adik tiri dari kakaknya, merasa sangat bersalah karena kehadirannya dan ibunya membuat kakaknya itu menderita setiap saatnya. Dan demi menebus semua rasa bersalahnya, ia ingin membuat kakaknya bahagia. Dan cara untuk membuat kakaknya bahagia yaitu, dengan menyingkirkan Chris dari hidup Lori. Chloe berhasil. Selama berbulan-bulan lamanya ia tinggal bersama Chris yang hanya menjadikannya sebagai pemuas nafsunya saja. Namun, Chloe dengan lapang d**a menerima semua apa yang dilakukan Chris karena ia sendiri lah yang membuat perjanjian itu. Walaupun Chris selalu menggunakannya sebagai pemuas nafsunya saja, pria itu tak pernah sekalipun berbuat kasar kepadanya. Terkadang, Chris menganggap Chloe sebagai temannya sendiri. Pria itu memiliki sifat yang begitu baik yang jarang diketahui oleh banyak orang. Dan saat itu, Chloe merasa sangat beruntung karena Chris menunjukkan sisi baik dalam dirinya kepadanya. Hal itu yang membuat Chloe tanpa sadar melabuhkan hatinya pada Chris. Perjanjian yang ia buat, pada akhirnya berakhir menjadi sebuah kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan karena Chris tak pernah mencintainya. Pria itu bahkan masih mencintai Lori yang saat itu sudah bahagia bersama kakaknya. Dan semuanya berakhir ketika Chloe mengatakan bahwa ia tengah hamil anak Chris. Ia pikir, Chris akan bahagia saat mendengarnya karena ia tahu bahwa pria itu sangat menyukai anak-anak. Namun, Chris malah marah dan menyalahkan Chloe atas apa yang telah terjadi. Chris tak mau bertanggung jawab dengan kehamilan Chloe karena ia merasa bahwa itu bukan salahnya. Chloe sendiri lah yang memulai semuanya. Dan ia cukup muak dengan Chloe yang terus merengek setiap saat agar ia mau bertanggung jawab. Sampai pada akhirnya, Chloe kembali membuat sebuah penawaran kepada Chris untuk melakukan sesuatu hal yang sangat penting dalam hidupnya. Dan ia berjanji, ketika Chris berhasil membantunya, maka ia akan pergi dari hidupnya dan tidak meminta pertanggungjawaban apa pun dan menganggap bahwa hanya Chloe lah yang membuat bayi itu hadir ke dunia. Dan ya, Chris berhasil dan Chloe harus menepati janjinya. Namun, tetap saja, Chloe tak pernah bisa menghilangkan rasa sakit yang telah membuat luka yang begitu besar di dalam hatinya walau ia sendiri lah yang membuat penawaran itu. Ia sudah terlanjur sakit hati dengan penolakan-penolakan Chris terhadap bayi yang dikandungnya saat itu. Chloe tersenyum tipis. Mengingat masa lalunya bersama Chris, sama saja dengan membuka luka lama yang telah ia kubur dalam-dalam. Dan untuk saat ini, Chloe akan menutup hatinya untuk pria itu dan hanya menganggapnya sebagai ayah dari anaknya, bukan sebagai seseorang yang pernah ia cintai di masa lalu. Dan ia juga tidak akan pernah mau menerima pria itu untuk masuk ke dalam hidupnya seperti dulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD